Masyarakat yang memiliki kesulitan dalam mengakses pelayanan kesehatan merupakan kelompok yang berisiko untuk memiliki masalah dalam hal pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk mengevaluasi tingkat pertumbuhan dan perkembangan perlu diidentifikasi kemungkinan adanya potensi masalah dalam aspek tumbuh kembang tersebut. Masyarakat perlu dipersiapkan pula untuk dapat secara mandiri melakukan pemantauan dan stimulasi pertumbuhan perkembangan anak untuk diterapkan dalam pola pengasuhan anak sehari-hari. Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakt (PPM) ini adalah untuk mempersiapkan masyarakat agar dapat melakukan pemantauan dan menstimulasi tumbuh kembang anak melalui kegiatan pemeriksaan atau skrining tumbuh kembang balita dan Pendidikan kesehatan pada kader kesehatan dan para ibu yang memiliki balita tentang stimulasi tumbuh kembang balitan di desa Cintaratu Kec. Parigi Kab. Pangandaran. Metode kegiatan berupa layanan skrining pertumbuhan menggunakan Z score dan skrining perkembangan menggunakan format KPSP berupa aplikasi android, serta Pendidikan kesehatan tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan anak pada ibu yang memiliki anak balita. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa sebagian besar balita menunjukkan tingkat pertumbuhan yang normal (95%), tingkat perkembangan yang sesuai (77,5%), dan pengetahuan ibu tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan menunjukkan hasil yang baik. Hasil skrining tumbuh kembang anak ini tetap perlu diwaspadai pada masa-masa selanjutnya karena perubahan lingkungan baik fisik maupun mental akan selalu terjadi, oleh karena itu pemantauan tumbuh kembang perlu dilakukan secara berkala. Kader yang telah mendapatkan Pendidikan kesehatan dapat berperan untuk mengoptimalkan posyandu untuk menjaga keberlanjutan program pemantauan dan perkembangan balita di desa Cintaratu.Kata kunci: Balita, skrining, tumbuh kembang.
Coronary heart disease is one of the main causes of mortality rate in the world. This disease is affected by several risk factors. People who have high or moderate risk factors for coronary heart disease should have good preventive behavior, but this also requires a good level of self-efficacy as well, so that the expected behavior can be performed. This study aimed to determine the level of community self-efficacy of coronary heart disease based on characteristic risk factors. This research used a descriptive quantitative approach. Participant consisted of 70 people in Desa Limusgede, West Java, Indonesia acquired through a non-probability technique of purposive sampling. Self-efficacy was measured using a self-efficacy questionnaire (validity value in the range of 0.484 to 0.773 and reliability value 0.862) while risk factor data were determined by age, body mass index, blood pressure, smoking behavior, diabetes mellitus, and physical activity which were referenced by Jakarta Cardiovascular Score. Data were analyzed using median and frequency distribution. The results showed that median (minimum-maximum score) of self-efficacy is 26.00 (11-41), most of the respondent (62.86%) had high self-efficacy of coronary heart disease and more than a half respondent (47.14%) had moderate and high-risk factors for cardiovascular disease. Further, almost half the respondent who had high self-efficacy also had moderate and high-risk factors for cardiovascular disease. So, the health professional must concern in activities to decrease the level of cardiovascular risk factors, such as health education, health promotion, and disease prevention.
Post-stroke patients experience in various disturbances including physical, psychological and spiritual aspect. Post-stroke patients in the rehabilitation phase focus more on physical needs while the unfulfilled spiritual needs can reduce the patient's health condition. Therefore, it takes action to meet the spiritual needs of patients. This study was conducted to identify the spiritual needs among post-stroke patients.The descriptive quantitative was used among post-stroke patients in Neurological Polyclinic and stroke center in one of the Hospital in Bandung in 2017. The sampling technique used was consecutive sampling with 83 samples included post-stroke patients who have full awareness and didnot experience of aphasia. The instrument of this study used Spiritual Needs Questionnaire (SpNQ) which consists of 4 dimensions including religious, peace, self-existence, and dimension of the giving needs. SpNQ had a validity coefficient of 0.73 and r 0.75. Data were analyzed using frequency distribution. The results showed that the most of respondents feel the spiritual need in all dimensions. In the religious dimension, the majority of respondents desired to pray with others, to move closer to God and participate in various religious activities (98.8%). In the dimension of peace showed the most of respondents desired to be more cherished by others (96.4%). The most perceived item of respondents were forgiving someone from the past in the dimension of self-existence (98.8%) and a solace for others in the dimension of the giving needs (98.8%). The conclusion from this study was most respondents feel the spiritual needs in all dimensions. Based on these results, nurses are expected to provide advice to people around the patients to invite them in various religious activities. Nurses supposed more expressing affection to them and involving the patients in some family activities.
Number of elderly in Indonesia in 2014 was reached 18.8 million lives and in 2025 would reached 36 million lives. Along with the increasing age, change of cognitive function on elderly was increased. Impaired cognitive function on elderly may caused alteration on personality and disrupting daily activity. If it took progressively, they can lead to dementia. By knowing dementia status on elderly in society it may be used as a database on developing program that related with elderly health in society. The aim of this research was to achieve description of dementia status on elderly in society. The method that used on this research was descriptive with quantitative approaches. Data collected by using Early Dementia Questionnaire (EDQ) on 98 elderlies took by used stratified random sampling technique at Puskesmas Ibrahim Adjie work area Bandung city. Univariat analysis has done to saw description of dementia status on elderly based on respondent characteristic. The result of this research obtained as many as 38 respondents with presentation 38.8% experienced early dementia and 60 respondents with 61.2% respondents belong to normal category
Gagal ginjal terminal yang dialami pasien hemodialisis dapat menimbulkan berbagai perubahan dalam kehidupannya. Persepsi yang positif terhadap penyakit dapat membantu pasien hemodialisis dalam menerima keadaannya dan meningkatkan motivasi untuk menjalankan berbagai tindakan pengobatan. Apabila pasien hemodialisis memiliki persepsi yang negatif terhadap penyakit, maka akan cenderung mudah mengalami berbagai masalah psikologis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi terhadap penyakit pada pasien hemodialisis di Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan kepada pasien hemodialisis di salah satu Rumah Sakit di Bandung. Teknik sample yang digunakan adalah consecutive sampling sebanyak 126 orang. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis dan memiliki tanda-tanda vital yang stabil. Instrumen yang digunakan untuk mengukur persepsi terhadap penyakit adalah kuesioner persepsi penyakit singkat (Brief-IPQ) yang dikembangkan oleh Broadbant, et.al. tahun 2005, dan sudah dilakukan back translate ke dalam bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien hemodialisis memiliki persepsi terhadap penyakit yang negatif (50,4%). Sebagian besar pasien merasakan berbagai dampak penyakit terhadap kehidupannya dan mengalami perubahan secara emosional semenjak mengalami gagal ginjal terminal. Persepsi terhadap penyakit yang negatif pada pasien hemodialisis dapat mempengaruhi kualitas hidup, angka kesakitan dan capaian pengobatan yang dijalaninya. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan keluarga dan sosial. Petugas kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat memberikan edukasi dan konseling pada pasien hemodialisis untuk meningkatkan persepsi pasien terhadap penyakit.
ABSTRAKPasien paska stroke dapat mengalami berbagai gejala sisa sehingga dibutuhkan perawatan dalam jangka waktu yang lama. Kondisi tersebut dapat menjadi penghambat dan sumber stress bagi pasien paska stroke. Stres dan depresi dapat menjadi penghambat dan memperberat kondisi pasien. Banyak faktor yang mempengaruhi kecemasan dan depresi pasien sehingga dapat berbeda-beda di berbagai tempat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kecemasan dan depresi di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung sehingga dapat dijadikan bahan dasar dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif terhadap pasien paska stroke yang kontrol ke poliklinik saraf RS. Hasan Sadikin Bandung. Teknik sample yang digunakan adalah konsekutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hospital Anxiety Depression Scale (HADS). HADS memiliki kelebihan yaitu dapat mengukur kecemasan dan depresi dalam waktu yang sama. Data yang terkumpul akan dianalisa dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa 74% pasien paska stroke berada dalam kondisi kecemasan normal, 24% mengalami kecemasan ringan, 2% kecemasan sedang dan tidak ada yang mengalami kecemasan berat. Responden berada pada kondisi depresi ringan 8%, 92 % berada dalam kategori normal dan tidak ada satupun yang mengalami depresi sedang maupun berat. Hasil penelitian ini dapat dipengaruhi oleh karakteristik sebagian besar responden yang berusia pada tahapan dewasa madya, memiliki status menikah, dan tidak memiliki penyakit penyerta apapun. Kecemasan dan depresi sebagian besar pasien paska stroke berada dalam kondisi normal namun ada beberapa yang mengalami kecemasan dan depresi. Tenaga kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat mengkaji dan memberikan intervensi terhadap kecemasan dan depresi sedini mungkin dengan memberikan konseling sebagai program tambahan dalam rehabilitasi. Keywords: Kecemasan, depresi, stroke ABSTRACT Post-stroke patients may experience a variety of residual symptoms that require long-term treatment. These conditions can be a source of stress for patients post-stroke. Stress and depression can be aggravate the condition of the patient. There is many factors can affect anxiety and depression in patients so they can differ in different places. Therefore, this study was conducted to assess anxiety and depression in post-stroke patients at Hasan Sadikin Hospital so that it can be used as a basic data of nursing intervention and implementation to match the conditions that exist there. This research was a descriptive study of post-stroke patients who control at the neurological polyclinic of Hasan
Gluten Free Casein Free (GFCF) is a diet recommendation to reduce hyperactivity in children with autism. Lack of adherence and knowledge can lead to improper dietary application which will result in remaining health problems and hyperactive behavior of autistic children. The purpose of this study is to examine knowledge and perception of parents towards GFCF diet in children with autism. This descriptive-quantitative study used a total sampling technique to 57 parents of autistic children in 3 Bandung District Extraordinary Schools. Data was obtained through questionnaire with validity ranging from 0.315-0.912 and reliability of 0.788 and 0.932. Data was analyzed using frequency and percentage in descriptive statistics. Results showed that some parents lacked of knowledge (n = 28), and 67% of subjects (n = 38) had a positive perception of GFCF diet. Positive perception includes perception of benefits, perception of susceptibility, perception of self efficacy, and perception of severity. In the perception of barrier, some subjects had negative perception. Based on the results, several parents had positive perception of GFCF diet, although the parental knowledge related to this diet was in the low category. That is likely because of parents have not received sufficient information related to GFCF diet. Therefore, health workers especially community nurses are expected to collaborate with nutritionists in making regular visits in order to provide parents of autistic children with health education related to GFCF diet in extraordinary schools.
Pasien gagal ginjal kronik harus menjalankan manjemen diri diantaranya hemodialisis, pengobatan, pembatasan cairan dan diet. Angka morbiditas dan mortalitas pada pasien hemodialisis akan meningkat apabila tidak menjalankan manajemen diri dengan baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kepatuhan pasien hemodialisis dalam menjalankan manajemen diri. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan kepada pasien di Unit Hemodialisis di salah satu rumah sakit terbesar di Jawa Barat. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling dengan jumlah responden 129 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner kepatuhan menjalankan manajemen diri pada pasien hemodialisis diadaptasi dari kuesioner End Stage Renal Disease Adherence. Data dianalisis dengan menggunakan distribusi frekuensi berupa frekuensi, persentase, dan mean. Sebagian besar responden tidak patuh dalam menjalankan manajemen diri 92 orang dan patuh sebanyak 28,7% yaitu 37 orang. Kepatuhan pasien dalam menjalankan hemodialisis sesuai jadwal sudah baik dengan rata-rata skor 271,3. Kepatuhan pasien hemodialisis masih kurang dalam membatasi asupan cairan dengan rata-rata skor 120, makanan dengan rata-rata skor 147, dan pengobatan dengan rata-rata skor 133). Tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan dukungan kepada pasien dengan memberikan edukasi, konseling dan promosi kesehatan dengan menggunakan berbagai media termasuk media sosial terkait pentingnya pengontrolan cairan dan makanan. Kata kunci: Hemodialisis, Kepatuhan manajemen diri Abstract Compliance with running self-management on hemodializing patients Patients with chronic kidney failure must carry out self-management including hemodialysis, treatment, fluid and dietary restrictions. The morbidity and mortality rates in hemodialysis patients will increase if they do not carry out self-management properly. This study was conducted to identify the compliance of hemodialysis patients in carrying out self-management. This research was a descriptive study conducted on patients at the Hemodialysis Unit in one of the largest hospitals in West Java. The sampling technique used was consecutive sampling with the number of respondents 129 people. Data collection techniques carried out by compliance questionnaire method of running self management in hemodialysis patients adapted from the End Stage Renal Disease Adherence questionnaire. Data were analyzed using frequency distributions in the form of frequency, percentage, and mean. Most of the respondents were not obedient in carrying out self-management as many as 71.3%, 92 people and obedient as many as 28.7%, 37 people. Patient compliance in conducting hemodialysis schedule has been good with mean 271.3. Compliance with hemodialysis patients was still lacking in limiting fluid intake with mean 120, food with mean 147, and treatment with mean 133. Health workers are expected to be able to provide support to patients by providing education, counseling and health promotion by using various media including social media related to the importance of controlling fluids and food that must be carried out by hemodialysis patients. Keywords: Adherance, Hemodialysis, Self-Management
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.