Penilaian risiko sanitasi lingkungan atau yang juga dikenal dengan Environmental Health Risk Assessment (EHRA) adalah studi untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku-perilaku yang berisiko pada kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran analisis risiko sanitasi lingkungan di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan analitik. Responden dalam penelitian ini sebanyak 65 ruman yang diambil dengan simple random sampling. Data diolah dengan menggunakan SPSS 17.0 dan disajikan dalam bentuk tabel sederhana atau tabel frekuensi untuk analisis univariat. Hasil penelitian diperoleh bahwa bahaya-bahaya sanitasi lingkungan di Pulau Balang Lompo meliputi bahaya terkait kepemilikan tempat sampah (58,5%) dan air limbah domestik (37,4%). Adapun beberapa perilaku tidak sehat yang memberikan peluang keterpaparan bahaya, yaitu perilaku tidak Cuci Tangan Pakai Sabun (47,7%), Buang Air Besar Sembarangan (29,2%), tidak memilah sampah (83,1%), serta perilaku tidak melakukan penanganan sampah (84,6%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat risiko sanitasi lingkungan di Pulau Balang Lompo menunjukkan bahwa RW 1 berada pada kategori Risiko sangat tinggi dengan nilai indeks risiko 191, RW 2 dengan kategori Risiko rendah dengan nilai indeks risiko 124, RW 3 dengan kategori Risiko rendah dengan nilai indeks risiko125 dan untuk RW 4 dengan kategori Risiko rendah dengan nilai indeks risiko 135. Beberapa faktor yang menjadi penyebab risiko sangat tinggi di RW 1 adalah penduduk yang menyimpang dari perilaku hidup sehat, tingkat pendidikan, kurangnya kepemilikan tempat sampah, kepemilikan SPAL dan kepemilikan jamban, serta tingginya tingkat kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan. Dalam hal ini, diperlukan risk communication agar masyarakat mengetahui dan memahami besaran risiko sanitasi lingkungan tempat tinggalnya, sehingga ada upaya pencegahan dalam bentuk peningkatan cakupan rumah tangga dan individu berperilaku bersih dan sehat.
Scabies is one of the most common dermatological problems and affects about 200 million people each year around the world (WHO, 2019). This study aims to see the relationship between intrapersonal, personal hygiene and the physical environment on the incidence of scabies at the Sultan Hasanuddin Islamic Boarding School. This is a quantitative research with an observational analytic approach with a case control design. The sampling technique used was exhaustive sampling (80 students). Chi-Square test results for the interpersonal contact variable was that there was a relationship between changing prayer equipment (p value = 0.000) and the incidence of scabies, th¬ere was no relationship between changing toiletries (p value = 0.115), sleeping huddled (p value = 0.769) to the scabies¬¬¬¬¬¬. For the personal hygiene variables, there was no relationship between bathing habits and the incidence of scabies and there was a relationship between nail cutting habits (p value = 0.004) and changing underwear (p value = 0.000). For the physical environment variables, there was a relationship between lighting (p value = 0.005) humidity (p value = 0.002) on the incidence of scabies and there was no relationship between the physical quality of water and the scabies. It is hoped that there will be efforts to improve the personal hygiene, intrapersonal and sanitation behavior of each student. The results suggest that there is a need for policies in the form of sanctions or rewards for students who can practice intrapersonal, personal hygiene and good environment
Beberapa penelitian yang menguji kepatuhan dan persepsi masyarakat menjalankan program kesehatan penanggulangan COVID-19 telah dilakukan. Namun dari beberapa penelitian itu, kami belum menemukan gambaran tingkat kepatuhan masyarakat di kota Makassar terhadap program kesehatan dan vaksinasi pemerintah. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kepatuhan masyarakat terhadap program kesehatan pada masyarakat di Makassar. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dilaksanakan di Makassar dengan jumlah responden yang memiliki smartphone sebanyak 100 orang (purposive sampling) oleh karena jumlah populasi yang tidak diketahui. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepatuhan masyarakat kota Masyarakat berada pada kategori tinggi sebesar 89%, persepsi masyarakat mengenai resiko COVID-19 berada pada kategori cukup sebesar 90% dan pengetahuan masyarakat mengenai resiko COVID-19 dalam kategori cukup sebesar 87%. Selain itu, ada hubungan yang bermakna persepsi (P-value = 0,000) dan pengetahuan (P-value = 0,033) dengan kepatuhan program vaksin dan protokol kesehatan pada masyarakat kota Makassar. Kota Makassar agar tetap mempertahankan tingkat kepatuhan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19 dengan cara selalu mengkomunikasikan bagaimana bahaya pandemik dan resikonya, memahami pentingnya perilaku pencegahan untuk menjaga, memelihara dan menjaga kesehatan diri sendiri maupun orang lain untuk mencegah terjadinya penularan virus COVID-19.
One of the important elements of development that needs attention is social and economic development for women. The role of women in the development of the Islamic economic sector is now very significant. This has had many positive impacts on both sharia economic growth and the Indonesian economy in general. This study aims to determine the effectiveness of the economic empowerment program in empowered women learning groups (KBPB) which is a CSR program of PT. Pertamina Marketing Operation Region VII, Ujung Tanah District, Makassar City. This research uses descriptive quantitative research, with a total sample of 30 respondents. The results showed that 70% of respondents were able to start SME businesses independently after participating in the KBPB program, and 30% had not been able to develop their businesses independently. Based on the perceived changes that 50% of participants were able to develop productive activities in the economic field, 40% strongly agreed that after participating in the program participants were able to self-actualize, and 40% strongly agreed that they were able to collaborate with others to form a business after joining the KBPB program.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.