Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan memperoleh informasi tentang penerapan kurikulum merdeka di sekolah penggerak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan subjek tentang situasi dan data yang diperoleh selama pengamatan dan pertanyaan sehingga menjadi informasi yang berguna dan mudah dipahami oleh pembaca. Penelitian ini menjelaskan dan memberi gambaran mengenai implementasi kurikulum merdeka di sekolah penggerak. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa implementasi kurikulum di sekolah penggerak telah dilaksanakan dengan optimal dan sedang berlangsung, walaupun dalam pelaksanaannya masih banyak kekurangan dan hambatan. Kunci keberhasilan dari adanya penerapan kurikulum di sekolah penggerak adalah dari kepala sekolah dan guru-gurunya harus memiliki kemauan untuk melakukan perubahan. Kepala sekolah selaku pemimpin harus dapat merubah mindset Sumber Daya Manusia yang ada di sekolah tersebut untuk mau melakukan perubahan sehingga kurikulum merdeka dapat diterapkan.
Pendidikan dasar di Indonesia telah mengalami berbagai perkembangan kurikulum. Saat ini, Kurikulum 2013 tengah menjadi kurikulum utama yang diterapkan di sekolah-sekolah. Namun, ada beberapa Sekolah Penggerak yang digagas oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknlogi yang dibina untuk mengimplementasikan kurikulum khusus, yaitu Kurikulum Sekolah Penggerak atau dikenal dengan istilah Kurikulum Merdeka, sebagai program mewujudkan Merdeka Belajar. Bahkan tahun ini, semua sekolah diberikan pilihan dalam mengimplementasi Kurikulum Merdeka disesuaikan dengan kesiapan sekolah tersebut. Kurikulum ini diimplementasikan di semua jenjang sekolah, tidak terkecuali Sekolah Dasar di Kabupaten Garut. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka, (2) membandingkan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar, serta (3) menganalisis kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh dalam menerapkan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar Kabupaten Garut. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa Kurikulum 2013 memiliki konsep sangat baik dalam proses pendidikan. Akan tetapi, implementasi di lapangan tidak berjalan sebagaimanamestinya. Banyak kekurangan terjadi dalam penerapan di berbagai Sekolah Dasar Kabupaten Garut, dimulai dari perencanaan sampai evaluasi pembelajaran. Sementara, implementasi Kurikulum Merdeka di beberapa Sekolah Penggerak dilaksanakan di tahun pertama, kemudian dikembangkan di banyak sekolah tahun berikutnya. Beberapa sekolah masih merancang formula yang tepat dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka ini. Berdasarkan uraian tersebut, maka kedua kurikulum setelah dianalisis memiliki konsep yang sesuai dengan kultur pendidikan Indonesia. Namun demikian, beberapa hal ini haruslah menjadi pertimbangan pemangku kebijakan dan pelaksana pendidikan, sehingga kedua kurikulum ini dapat terimplementasi dengan tepat, bukan sekadar program yang dipaksa diterapkan dalam pendidikan di Sekolah Dasar, khususnya di Kabupaten Garut.
Penelitian ini untuk mengetahui dan menelaah tentang "Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak SDN Guruminda 244 Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang melihat dan mendengar lebih dekat dan terperinci penjelasan dan pemahaman individual tentang pengalaman-pengalamannya. Pendekatan fenomenologi tersebut didasari dari adanya ketertarikan peneliti untuk mengkaji lebih mendalam mengenai fenomena yang dialami oleh informan kunci. Penelitian dilaksanakan di SDN Guruminda 244 Kota Bandung. Informan dalam penelitian ini adalah guru, kepala sekolah, pengawas. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu; (a) observasi; (b) wawancara; dan (c) studi dokumentasi. Untuk menjamin keabsahan data dilakukan dengan beberapa upaya sebagai berikut: (a) memperpanjang masa pengumpulan data, (b) melakukan observasi secara terus-menerus dan sungguh-sungguh, (c) melakukan triangulasi, dan (d) melibatkan teman sejawat untuk berdiskusi. Dari hasil penelaahan dalam penelitian ini ditemukan adanya kurikulum merdeka yang menjadi acuan di sekolah penggerak, yang menghasilkan siswa yang berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong, rasa kebhinekaan. Kepala sekolah penggerak mendorong berbagai macam program partisipatif, unik, dan banyak inovasi. Memupuk kerja sama dengan guru-guru yang mendukung pemimpinnya berpartisipasi dalam mewujudkan sekolah penggerak.
Due to the COVID-19 pandemic spreading around the globe, it has affected many fields of human life, including educational services. It has been closed for months to eradicate the transmission of its virus. Corresponding to the situation, which changes dramatically, the educational institutions made some transformations and innovations to keep the class and instructional running safely for all by moving the regular sitting class face-to-face to online learning. Educational institutions, as well as podcasts, have developed several online learning media. This study explored the students' attitudes and preference towards creating content for online learning materials/ content by utilizing podcasts in innovative learning through an online survey of 84 students. The study results showed that most respondents (80%) stated that they were about to be enthusiastic, welcoming a new pattern of the instructional process by applying podcasts to develop subject content. The findings show the respondents’ attitudes and perceptions toward Podcast Content Development for Smart Learning are very positive with efficiency (80%), accessibility (90%), interactivity (90%), quality (82%). They preferred to access online learning materials by maximizing the smartphone as its effective and efficient reason. They tend to have brief and meaningful content considering the size and broadband connectivity to achieve flexible and convenient online classes for smart learning
This research aims to develop interactive learning media distance learning. In order to support the industrial revolution 4.0, human resources are expected to be skilled in making and using technology. One of them is development of learning model 4.0 where learning can be done anywhere and without being constrained by the distance with the support of information and communication technology (ICT). This paper provides information about development of media based google site. This research is one of the research roadmaps that will be held for three years ahead. Early research is to make learning media based on google site prepared as the media in 4.0 learning. In the digital media we created contain learning purpose, learning mater based on text, picture, and video, practices, tasks, and references. The results of this research also discussed about production systematics, usage, and benefit of application in learning process.
Environmental Awareness is a necessity for all age groups, including elementary school students. Proper understanding of ecological issues requires earlier initiation and introduction of students to local-based content. This paper aims to describe the need to integrate the environmental problems based on local wisdom within the elementary school curriculum. The authors seek to guide education planners in Indonesia on how to incorporate environmental issues based on local values or local content in specific subject content for proper awareness creation among the elementary school students. The target is to address gaps in the teaching of environmental education in primary schools across the archipelago. Elementary school students are the future citizens, whose understanding of how the environment works from a localized perspective will help bring about better future environmental management. The study used a survey method, applying two clusters of random sampling techniques. It was conducted in selected elementary schools around Bandung, the capital city of the West Java Province, Indonesia. To collect data, structured questionnaires were used to examine. Later, data was analyzed using simple statistical methods, drawing inferences and descriptive analytics. Conclusively, this study established that specific environmental education themes based on local values and local content need to be included in the elementary school curriculum for more clarity and understanding of topics. The suggested thematic topics should comprise of issues related to overcoming environmental pollution; preventing global warming; wise use of the environment flora and fauna, and appropriate values needed for ecological conservation and sustainability.
Perubahan dunia secara global turut menghadirkan pelbagai alat-alat teknologi yang semakin canggih, termasuk dalam dunia pendidikan. Dibutuhkan peningkatan kualitas guru sebagai penyeimbang kemajuan pendidikan 4.0 ini, salah satunya adalah meningkatkan kompetensi digital guru. Namun, kenyataan di lapangan masih terdapat kondisi ketertinggalan teknologi. Penelitian ini memfokuskan untuk (1) mengetahui intensitas penggunaan perangkat digital dalam pembelajaran, (2) mengetahui program aplikasi komputer yang paling sering digunakan dalam pembelajaran, dan (3) mengetahui penguasaan guru dalam menggunakan program aplikasi komputer untuk pembelajaran. Penelitian ini menggunakan deskriptif survei dengan melibatkan 70 guru sekolah dasar dengan teknik secara acak. Instrumen pengumpulan data berupa angket didampingi pula dengan penjaringan data melalui kegiatan wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Intensitas penggunaan perangkat digital menunjukkan angka 53% guru sudah menggunakannya setiap mengajar, 31% berselangan dan 16% tidak pernah menggunakan. (2) Program aplikasi komputer yang sering digunakan adalah melalui media sosial (68%) dan video conference (59%) yang merupakan media paling sering digunakan untuk alternatif komunikasi pembelajaran. (3) Sebanyak 44% guru berada pada tingkat sangat mampu dalam penguasaan menggunakan program aplikasi komputer untuk pembelajaran.
A Japanese method in teaching at classroom show good result by implementing Kamishibai. On the other hand, technology is inseparable from daily life. Computer-based learning media innovations are fast and diverse, ranging from 2D animation to 3D environments. The hologram is one example of 3D object visualization to deliver the learning material. Based on Kamishibai's opportunity and hologram multimedia utilization to enhance the environmental education teaching activity, research about the adaptation of 3D pyramid hologram for teaching environmental education in elementary school is proposed. Firstly, the kamishibai model for teaching environmental education from Japan is explored and modified to fit Indonesia's condition. The kamishibai and hologram multimedia utilization in teaching environmental education has been experimented with in class. The results of learning kamishibai and multimedia holograms show that students will improve their abilities in environmental problems. The students lead the literacy and caring attitudes were following their level of knowledge and skills as well as their attitudes about caring about disposing of garbage in its place, learning to clean sewerage at school, learning to farm in the yard of schools, and understand how plants exist in school gardens.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.