Penelitian ini dilatarbelakangi oleh terjadinya kasus kebocoran data yang terjadi di Indonesia, dimana Indonesia dengan jumlah pengguna Internetnya yang besar telah mendorong pertumbuhan perusahaan teknologi asing untuk berpartisipasi di Indonesia. Perusahaan teknologi ini mengumpulkan dan mengolah data yang diambil dari pengguna internet di Indonesia di server data di luar negeri. Sehingga pemanfaatan data pribadi yang memengaruhi keamanan privasi individu.Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perlindungan terhadap data yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dan dampaknya terhadap vital core dari human security penduduk Indonesia. Pendekatan yang digunakan adalah konsep human security dan keamanan siber untuk menjelaskan potensi ancaman yang ditimbulkan dari kebijakan yang telah dilakukan negara dan dampaknya terhadap vital core penduduk Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Mitragyna is a genus belonging to the Rubiaceae family and is a plant endemic to Asia and Africa. Traditionally, the plants of this genus were used by local people to treat some diseases from generation to generation. Mitragyna speciosa (Korth.) Havil. is a controversial plant from this genus, known under the trading name “kratom”, and contains more than 40 different types of alkaloids. Mitragynine and 7-hydroxymitragynine have agonist morphine-like effects on opioid receptors. Globally, Mitragyna plants have high economic value. However, regulations regarding the circulation and use of these commodities vary in several countries around the world. This review article aims to comprehensively examine Mitragyna plants (mainly M. speciosa) as potential pharmacological agents by looking at various aspects of the plants. A literature search was performed and information collected using electronic databases including Scopus, ScienceDirect, PubMed, directory open access journal (DOAJ), and Google Scholar in early 2020 to mid-2021. This narrative review highlights some aspects of this genus, including historical background and botanical origins, habitat, cultivation, its use in traditional medicine, phytochemistry, pharmacology and toxicity, abuse and addiction, legal issues, and the potential of Mitragyna species as pharmaceutical products.
Degenerative disease is a disease arising from the process of body cells function decline with age, one of which is hypertension. In the treatment of advanced stages of hypertension for many complications so the potential for very large polypharmacy is causing the possibility of drug-drug interactions. In this study conducted a study to determine the potential drug-drug interactions. Checking is done through www.drugs.comdatabase. This study describes the percentage of this type of polypharmacy and potential drug-drug interactions based on pre-defined levels. Of the total 290 prescriptions of hypertension, there are 17 (5.86%) prescription sheet the number 1R / which means on the prescription sheet does not have the potential for drugdrug interactions and is not included in the category of polypharmacy, amounted to 147 (50.69%) recipe sheet included in the category of minor polypharmacy and the number of 126 (43.45%) prescription sheet in the category of major polypharmacy. While the number of sheets of recipes containing more than 1 R / is a number of 273 (94.14%) prescription sheet with the average number of R / on each sheet of 4. Of the overall recipe is a recipe sheet that has the potential drug-drug interactions, potential total what happens is 183 interaction with the details, minor interaction by 66 (22.75%) of interaction, interaction moderate at 99 (34.13%) interactions, and interactions major by 18 (6.21%) interaction.
Melimpahnya sumberdaya alam Indonesia khususnya dalam pemanfaatannya sebagai bahan obat maupun kosmetik. formulasi sediaan obat tidak hanya mengandalkan bentuk fisik sediaan yang baik tetapi juga efektivitas/khasiat yang baik. Sasaran penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sediaan gel antiseptik dengan bahan aktif daun sirih merah yang efektif membunuh mikroba ditangan serta daya hambat terhadap beberapa mikroba uji yang patogen. Bahan segar diekstraksi kemudian diformulasi dengan basis gel. Sediaan gel dengan berbagai konsentrasi diuji stabilitas berdasarkan penyimpanannya. Efektifitas sediaan tersebut di uji terhadap mikroba tangan dan beberapa mikroba patogen. Potensi efektifitas sediaan diperoleh dengan membandingkan dengan sediaan kontrol berbahan aktif etanol dan triklosan. Sediaan gel antiseptik ekstrak daun sirih merah baik stabil pada penyimpanan suhu 18-27 o C dengan pH 5,5 dan memiliki warna bening kekuningan. Konsentrasi sediaan gel antiseptik efektif pada 25% terhadap mikroba tangan yang setara dengan handsanitizer alkohol, sedangkan pada konsentrasi efektif 15% terhadap Candida albican; konsentrasi 20% terhadap Candida utilis; dan 25% terhadap Vibrio cholera, keseluruhannya setara dengan handsanitizer alkohol.
Background: Based on a previous survey of ethnopharmaceutical studies (local culture), it was known that the use of decoction of candlenut stem bark (Aleurites Moluccana) was used as typhoid medicine in the treatment tradition of the people of East Kalimantan. In antibacterial screening by diffusion test, methanol extract of stem bark A.moluccana showed excellent growth inhibition of Salmonella thypimurium. Working method: Simplicia of A.moluccana stem bark was extracted by maceration using methanol. Maserate was extracted liquid-liquid using n-hexane and ethyl acetate solvents. The hexane and ethyl acetate fraction was monitored for active spots with TLC bioautography. The active compound is separated using vacuum liquid chromatography and radial chromatography. Results: The fraction J of KCV and J2 subfraction results from radial chromatography provides antibacterial activity of S. thpimurium. From the J2 subfraction obtained pure isolates in the form of yellowish needle crystals. The isolate was tested for antibacterial S.thypimurium using the microdilution method with a value of MIC is 250 µg/ml. Based on spectroscopic data and comparing the published spectra of the compound, the elucidation of the isolate is Scopoletin (7-hydroxy-6-methoxycoumarin).
Kombucha adalah minuman hasil fermentasi dari teh, gula, dan kultur kombucha yang memiliki khasiat sebagai antioksidan karena mengandung vitamin B, vitamin C, dan asam glukoronat. Bawang tiwai (Eleutherine palmifolia) dan pasak bumi (Eurycoma longifolia jack) adalah dua tanaman khas Kalimantan yang memiliki potensi sebagai antioksidan yang dapat dibuat menjadi minuman kesehatan dalam bentuk teh kombucha. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada teh kombucha bawang tiwai dan kombucha pasak bumi. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dilakukan pada teh kombucha bawang tiwai dan kombucha pasak bumi dengan variasi konsentrasi 10%, 15%, 20%, 25%, dan 30% pada waktu fermentasi 8 dan 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh kombucha bawang tiwai memiliki aktivitas antioksidan yang paling baik dengan waktu fermentasi 14 hari dengan nilai IC50 sebesar 0,2%.
Kadamba (Mitragyna speciosa Korth Havil) merupakan salah satu tumbuhan endemik di Asia Tenggara, di Indonesia, tumbuhan ini banyak di jumpai di pulau Kalimantan. Tumbuhan ini dipercaya oleh masyarakat dapat mengobati berbagai macam penyakit. Namun, karena kandungan alkaloidnya, tumbuhan ini dilarang digunakan sebagai bahan baku obat herbal oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan metode ekstraksi untuk menarik senyawa metabolit sekunder target dan meminimalkan senyawa yang tidak diinginkan yaitu dengan menggunakan metode ekstraksi berbantu mikrowave dengan pelarut hijau (Natural Deep Eutectic Solvent) yang dioptimasi menggunakan response surface methodology (RSM). Simplisia kering daun Kadamba diekstraksi menggunakan metode ekstraksi berbantu mikrowave dengan pelarut hijau (asam sitrat-glukosa) dengan berbagai kondisi ekstraksi dengan empat faktor dan tiga level (Box Behnken Design) yang dioptimasi menggunakan RSM dengan aplikasi perangkat lunak Design Expert versi 12 berlisensi. Penetapan kadar polifenol total dilakukan menggunakan reagen Folin-Ciocalteau dan diukur absorbansinya pada spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 770 nm, serta asam gallat sebagai standar. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kondisi optimum pada perbandingan rasio pelarut NADES (asam sitrat : glukosa) 5:1 g/g, rasio pelarut-sampel sebesar 1:20 g/mL, waktu ekstraksi selama 20 menit dan kekuatan gelombang mikro sebesar 30% dengan kadar polifenol total prediksi sebesar 314,924 ±35,95 mg GAE/g sampel, sedangkan dari hasil proses verifikasi (scale-up confirmation) yaitu dengan meningkatkan jumlah sampel yang digunakan sebanyak sepuluh kali lipat dengan Kadar polifenol total diperoleh sebesar 427,12 ±35,95 mg GAE/g. Penelitian ini merupakan langkah awal dalam pengembangan metode ekstraksi untuk memperoleh senyawa target secara cepat, mudah, efisien, dan ramah lingkungan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.