Penelitian ini berawal dari pengamatan dan wawancara terhadap kurang lebih 10 mahasiswa kelas transfer di salah satu universitas swasta Kota Kediri yang mayoritas telah menjadi Guru Bimbingan dan Konseling (BK)/Konselor sekolah. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut, diketahui bahwa dewasa ini guru BK marak melakukan pelabelan. Pelabelan yang terjadi misalnya konselor menganggap bahwa konseli yang mempunyai tato di tubuhnya bukanlah orang yang suci sehingga Abstract: Nowadays a lot of counselor labeling their counselee which caused counselor's lack of multicultural insights. Labeling may have a poor impact on the counselor's decision in selecting counseling intervention strategies. The multicultural insights of counselors must be enhanced by building an ideal character in themselves. This ideal character is concerned with the understanding and behavior of counselors to respond the condition of heterogeneous counselees and how high the curiosity, interest and motivation of counselors to constantly add multicultural insights that they have. The noble values contained within Semar can be attributed to how the ideal character of multicultural counselors. This study aims to explain the ideal character of multicultural counselor taken from the noble value of Semar as well as linking the character with multicultural competence of counselor. This research uses qualitative approach of library research type. The ideal characteristics of multicultural counselors that can be formulated include: (1) religious; (2) neutral; (3) tolerance; (4) sincere; (5) discipline; (6) social care; (7) friendly; (8) fair; (9) honest; (10) supple; (11) democratic; and (12) curiosity. Keywords: semar; ideal character; multicultural counselorAbstrak: Saat ini banyak konselor yang melakukan pelabelan karena kurangnya wawasan multibudaya konselor tersebut. Pelabelan yang dilakukan oleh konselor ini dapat berdampak kurang baik terhadap pemilihan strategi intervensi konselor terhadap konselinya. Wawasan multibudaya yang dimiliki konselor harus ditingkatkan dengan cara membangun karakter yang ideal pada diri mereka. Karakter ideal ini berkaitan dengan pemahaman dan perilaku konselor untuk menyikapi kondisi konseli yang heterogen serta seberapa tinggi rasa ingin tahu, minat maupun motivasi konselor untuk senantiasa menambah wawasan multibudaya yang mereka miliki. Nilai-nilai luhur yang terdapat di dalam diri Semar dapat dikaitkan dengan bagaimana karakter ideal konselor multibudaya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan karakter ideal konselor multibudaya yang diambil dari nilai luhur Semar serta mengkaitkan karakter tersebut dengan kompetensi multibudaya konselor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tipe library research. Karakter ideal konselor multibudaya yang dapat dirumuskan antara
The purpose of this study was to determine the effectiveness of Roda Pelangi game to improve elementary school students' fairness character. The research method was an experiment with a nonequivalent control group design type. The research instruments were: interview guidelines; observation guidelines; and Fairness Character Measurement Scale. The sample were twelve fourth grade students of Permata Ummat Trenggalek Integrated Islamic Elementary School that was chosen through purposive sampling. The significance score obtained based on data analysis using independent sample t-test was 0.047<0.05. The result showed Roda Pelangi game can improve elementary school students' fairness character. Based on these results, it recommended: school counselor can use Roda Pelangi game in the guidance and counseling service process, especially to improve elementary school students' fairness character; further researchers can use Roda Pelangi game to examine other variables and at other school levels using other research designs such as true experiment or guidance and counseling action research.
Efikasi diri karier merupakan keyakinan akan kemampuan dalam melakukan suatu usaha untuk mendapatkan keinginan dan menjadi berhasil di masa yang akan datang. Efikasi diri karier sudah semestinya dimiliki oleh mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Nusantara PGRI (BK UNP) Kediri. Akan tetapi, fakta di lapangan ternyata hal ini menjadi problematik. Alternatif untuk meningkatkan efikasi diri karier mereka digunakan dua teknik yakni FGD dan Proses GURU. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data tentang perbedaan penggunaan FGD dengan Proses GURU terhadap efikasi diri karier mahasiswa S1 BK UNP Kediri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain pre-posttest two treatment design . Populasi yang digunakan adalah mahasiswa tingkat 4 angkatan 2016/2017 sedangkan sampel yang digunakan 12 mahasiswa tingkat 4 angkatan 2016/2017. Pengumpula data dalam penelitian menggunaka skala efikasi diri karier. Analisa data menggunakan uji Man-Whitney dengan hasil sig 0,687 ≥ 0,05, yang berarti Ho diterima. Berdasarkan hasil analisa data maka kesimpulan yang bisa diambil adalah tidak ada perbedaan antara penggunaan FGD dengan Proses GURU terhadap efikasi diri karier mahasiswa S1 BK UNP Kediri. Saran yang bisa diberikan, (1) dua teknik ini bisa menjadi alternatif bagi dosen BK untuk meningkatkan efikasi diri karier mahasiswa, (2) peneliti selanjutnya bisa menggunakan dua teknik ini dalam meningkatkan variabel penelitian yang lain.
Abstrak: Bimbingan dan Konseling merupakan suatu sistem, yaitu meliputi: masalah, tujuan, teknik, media dan evaluasi. Suatu teknik dalam pelaksanaan layanan BK tidak dapat berdiri sendiri oleh karena itu perlu diwadahi oleh suatu media. Fungsi dari media bimbingan dan konseling adalah untuk memperlancar proses pelaksanan layanan BK tersebut. Teknik yang dipilih adalah Proses GURU (Ground, Understand, Revise, Use) sedangkan media yang dipilih adalah paket pelatihan "GURU-Karier". Tujuan penelitian ini yaitu untuk menghasilkan media bimbingan dan konseling berupa Paket Pelatihan "GURU-Karier" yang dapat diterima secara teoretis dan praktis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Model pengembangan yang digunakan adalah model penelitian dan pengembangan Borg & Gall 1983. Paket pelatihan ini terdiri dari 2 eksemplar, yaitu 1) paket pelatihan untuk pegangan konselor dan 2) paket pelatihan untuk pegangan konseli. Berdasarkan hasil uji ahli BK, uji ahli pengembangan media pendidikan, uji pengguna dan uji kelompok kecil pada 6 mahasiswa BK (calon konselor) dapat disimpulkan bahwa paket pelatihan "GURU-Karier" terbukti layak diterima sebagai media bimbingan dan konseling untuk meningkatkan efikasi diri karier calon konselor. Saran yang diajukan dalam penelitian ini antara lain agar para dosen BK dan guru BK/konselor dapat menggunakan paket pelatihan "GURU-Karier" untuk meningkatkan efikasi diri karier calon konselor, dapat menggunakan paket pelatihan ini sebagai sarana pengembangan pribadi konselor, bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan subjek penelitian yang lebih luas, mengganti rancangan penelitian menjadi penelitian eksperimental dengan kelompok kontrol serta penelitian tindakan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan Konseling merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut meliputi: masalah, tujuan, teknik, media dan evaluasi (Nursalim, 2013). Agar tujuan dalam pemberian layanan BK baik di sekolah maupun di luar sekolah dapat tercapai, komponen-komponen tersebut harus dipenuhi oleh konselor. Seperti penggunaan media dalam pemberian layanan BK merupakan suatu hal yang sangat dianjurkan. Pesan bimbingan dan konseling dapat tersampaikan dengan baik atau tidak bergantung pada media yang terdapat pada proses tersebut (Setyaputri dkk, 2015). Media BK
Karakter adil sangat penting dimiliki oleh seorang konselor multibudaya. Isu kurangnya profesionalitas Konselor di lapangan dapat terjadi berawal dari kurang dimilikinya karakter adil ini. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada mahasiswa S1 BK UNP Kediri membuktikan bahwa calon konselor tersebut masih melakukan perilaku membeda-bedakan kepribadian konseli, kurang netral ketika konseli menceritakan masalahnya, dan munculnya pelabelan pada konseli. Maka, perlu dilakukan intervensi khusus untuk meningkatkan karakter adil ini agar mereka dapat menjadi Konselor Multibudaya yang kompeten. Intervensi yang dilakukan pada calon konselor tersebut dapat menggunakan media tertentu seperti BADRANAYA (Board-game Karakter Konselor Multibudaya). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan BADRANAYA yang dapat diterima secara teoeretis dan praktis. Metode penelitian yang digunakan adalah reseach and development (Borg & Gall 1983). Saat ini tahap penelitian memasuki tahap ketiga yaitu Pengembangan Draft Awal Produk dimana salah satunya adalah penyusunan instrumen. Validitas dan reliabitas instrumen sangat penting diperhatikan untuk mendapatkan data yang sahih mengenai tingkat karakter adil calon konselor multibudaya. Pada artikel ini dibatasi sampai pada diperolehnya hasil validitas dan reliabilitas Skala Pengukuran Karakter Adil. Berdasarkan hasil validitas instrumen yang diujikan kepada 32 mahasiswa S1 BK Universitas Nusantara PGRI Kediri, diperoleh 12 aitem valid dengan indeks reliabilitas sebesar 0,834. Ke-12 aitem yang juga memiliki indeks reliabilitas sangat tinggi tersebut telah mewakili setiap indikator karakter adil. Berdasarkan hasil validasi instrumen tersebut, maka Skala Pengukuran Karakter Adil dapat digunakan sebagai alat ukur karakter adil calon konselor multibudaya pada tahap penelitian selanjutnya.
Perubahan pola belajar memberikan tuntutan pada mahasiswa yakni dengan keadaan percaya pada kemampuan sendiri, percaya bahwa kemampuan dapat tumbuh, dorongan ingin tahu, dorongan ingin sukses, serta dorongan ingin bekerjasama, kemudian berinisiatif, tekun, dan mandiri. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui pengaruh efikasi diri dan motivasi berprestasi terhadap kesiapan belajar mandiri. Adapun rancangan penelitian yang digunakan ialah kuantitatif dengan desain korelasional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 488 mahasiswa. Instrumen yang digunakan berupa skala efikasi diri, skala motivasi berprestasi, dan skala kesiapan belajar mandiri. Analisis data dalam penelitian ini yakni analisi regresi berganda dengan melalui uji asumsi sebagai prasyarat. Hasil uji asumsi yang meliputi normalitas dan heteroskedastisitas telah dinyatakan layak. Kemudian, pada hasil analisis regresi berganda dengan nilai t hitung > t tabel maka, nilai efikasi diri sebesar 12,060 > 2,248 ini berarti bahwa H1 diterima. Selanjutnya, nilai motivasi berprestasi sebesar 5,992 > 2,248 ini berarti bahwa H2 diterima. Pada uji F simultan dengan nilai F hitung sebesar 90,524 > F tabel sebesar 1,195 yang artinya bahwa H3 diterima, maka ini diartikan secara simultan efikasi diri dan motivasi berprestasi berpengaruh terhadap kesiapan belajar mandiri. Dapat disimpulkan bahwa kesiapan belajar mandiri mahasiswa meningkat disebabkan adanya efikasi diri dan dorongan mencapai tujuan atau motivasi berprestasi. Sehingga, berdasarkan tujuan penelitian ini memberikan kontribusi berupa kesiapan belajar mandiri yang dimiliki mahasiswa dapat memperlancar proses pendidikan dalam situasi apapun.
Needs assessment is the main thing performed by school counselors as a basis for developing a guidance and counseling service program. In conducting needs assessment, problems that frequently occur are related to ratios, feasibility and practicality of instruments, as well as needs assessment procedures. One solution that can be used to overcome these problems is the use of application analysis needs of students based on text communication media. This research aims to determine the efficiency of students' needs analysis application based on text communication media on vocational high school students. The research method used was experiment with the one-group pretest-posttest design technique. The research population was 45 vocational high school counselors in Kediri city. The percentage of random sampling was 25% of the total population, so the number of subjects was 11 people. The research instrument was the Students' Needs Efficiency Assessment Questionnaire by the school counselor and interviews. The research data were analyzed in descriptively and comparative tests. Based on the analysis results, the needs assessment of text-based media communication is to improve the efficiency of students' assessment declared efficient.
Fenomena lapangan saat ini mengatakan bahwa sebagian anak usia SMP di wilayah Grogol Kediri kurang mampu memilih sesuatu yang cocok untuk dirinya karena belum memahami pentingnya self efficacy. Oleh karena itu, peran guru bimbingan dan konseling sangat penting dalam kondisi sekarang ini untuk memberikan pelayanan melalui media. Media tersebut dapat menggunakan kesenian tradisional favorit remaja Kediri yaitu kesenian Jaranan. Media ini bisa disebut media permainan “Ajian Jaran Goyang” dengan alat-alat antara lain jaran kepang, papan lintasan, kartu gerak, udeng, soal pengembangan, dan buku panduan. Penelitian ini menggunakan model R&D Borg & Gall dan menghasilkan media yang dapat diterima secara teoritis dan praktis. Penelitian saat ini memasuki tahap keempat, yaitu uji ahli dengan skor 72, uji ahli pengembangan media dengan skor 72, dan uji coba pengguna dengan skor 69,5. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa media permainan “Ajian Jaran Goyang” dapat diterima secara teoritis dengan kategori sangat tepat digunakan untuk meningkatkan efikasi diri siswa SMP melalui makna luhur seni jaranan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.