Penelitian ditujukan untuk menghitung kebutuhan energi dan protein untuk hidup pokok dan untuk pertumbuhan pada ayam kampung umur 10-20 minggu. Sembilan puluh enam ekor ayam kampung umur 10 minggu yang dibagi dalam 4 kelompok perlakuan yaitu ayam yang diberikan ransum mengandung 3100 k.kal ME/kg dan 22% protein (perlakuan A), ransum yang mengandung 3000 K.kal ME/kg dan 20% protein (perlakuan B), ransum yang mengandung 2900 K.kal ME/kg dan 18% protein (perlakuan C) dan ransum yang mengandung 2800 K.kal ME/kg dan 16% protein (perlakuan D). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa kebutuhan energi untuk hidup pokok pada ayam kampung adalah: 138,77 W0,75 kcal/hari (W: berat badan ayam dalam kg), sedangkan kebutuhan protein untuk hidup pokok pada penelitian ini adalah 7,8 g/W0,75/hari. Kebutuhan energi untuk pertumbuhan atau kenaikan berat badan diperoleh 3,3 K.cal/1g kenaikan berat badan sedangkan kebutuhan protein untuk pertumbuhan adalah: 0,33 g protein setiap kenaikan 1g kenaikan berat badan.
Poultry production performance is reflected by body weight gain, ration conversion and carcass percentage. This study was conducted with the aim of knowing the optimum level of use of fermented pineapple peel in the ration on production performance and carcass percentage of male Peking ducks. The research material was male Peking duck aged 3 weeks with initial body weight of 343.90 ñ 0.90 g. 240 male Peking ducks were placed randomly in battery cages based on a Completely Randomized Design with 6 treatments and 5 replications, namely P0=ration without fermented pineapple peel (FPP); P1=the ration contains 5% FPP; P2=ration contains 10% FPP; P3=the ration contains 15% FPP; P4= ration contains 20% FPP and P5=the ration contains 25% FPP.àBased on One way ANOVA analysis and Duncan's test, it was found that the use of fermented pineapple peel 10% significantly (P<0.05) increased the final body weight (1.693g/head), body weight gain (1.350 g/head), and carcass percentage (55.25%). From the results of the study, it can be concluded that the optimum level of use of fermented pineapple peel with yeast culture on body weight gain, slaughter weight, carcass weight and carcass percentage, respectively: 8.80%; 8.40%; 7.25% and 9.50%.
Gelatin Production of Bali cattle skin protein extract is an alternative to obtain permitted gelatin. The objective of the research was to know the effect of concentration and different acetic acid curing time to gelatin characteristic of the animal skin and to determine the best of the characteristic. Indicators of them were pH value, the yield of gelatin, moisture content, protein, fat, viscosity and gel strength. The extraction of Bali cattle skin protein was conducted with curing for 2; 4; and 6 days and acetic acid on concentration 2%; 4%; 6% and 8%. Statistical analyzed showed that increased of acetic acid concentration and curing time and its interaction was significant (P<0.05) affected the quality of the animal skin gelatin. Index of effectiveness showed that the best treatments combination was on acetic acid concentration 8% and curing time 6 days (A4C3) in produced gelatin. Indicator of quality were yield of gelatin (11.91%); water concentration (10%); protein (88.13%); fat (0.98%) and viscosity (5.35 cP). It can be concluded that the increase of acetic acid concentration and curing time affected quantity and quality of the animal skin gelatin.
Inovasi teknologi pembuatan pakan adalah sebuah inovasi yang dapat mengolah limbah kulit nanas menjadi pakan ternak unggas dengan menerapkan teknologi fermentasi fakultatif anaerob. Tujuan dari penerapan inovasi teknologi ini adalah mengoptimalkan pemanfaatan beberapa bahan baku lokal (bekatul, jagung giling dan kulit nanas terfermentasi) menjadi pakan ternak unggas melalui Program Pemberdayaan Desa Mitra (PPDM) tahun 2021. Kegiatan ini telah dilakukan di Desa Sigar Penjalin yang bermitra dengan kelompok remaja masjid “Qomarul Huda Al-Hasanah” Dusun Cupek. Metode yang digunakan dalam melaksanakan program adalah metode Participatory Research Appraisal (PRA) yaitu bentuk metode yang melibatkan semua anggota mitra sasaran dalam melakukan program kerja. Dari program yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil bahwa sekitar 95% anggota kelompok remaja masjid siap melakukan usaha dibidang budidaya ayam broiler dengan menggunakan pakan yang bersumber dari bahan baku lokal. Hasil monitoring dan evaluasi menunjukkan bahwa pemanfaatan kulit nanas terfermentasi dalam dapat meningkatkan bobot potong ayam broiler dengan persentase karkas sebesar 68,12%.
A study of effect of inclusion of calcium-palm fatty acid (Ca-PFA) in the diets on growth performance and profile of body fatty acid has been conducted for 4 weeks in broiler. A total of 160 birds were used in present experiment which was arranged in a Completely Randomized Design with 4 treatments and 5 replications (8 birds each). Dietary inclusions of Ca-PFA of 0, 5, 10 and 15% were reflected as R0, R1, R2 and R3, respectively. Results of the experiment showed that growth performance based on the feed consumption significantly decreased (p<0.05), but there were no significant (p>0.05) effect for final body weight, carcass percentage and carcass composition. The inclusion of Ca-PFA in the diet was not affected the saturated fatty acid (p>0.05), but showed significant effect on unsaturated fatty acid and omega-3 fatty acid (p<0.05). Body fat distribution was not affected by inclusion level of Ca-PFA at a level of 15%. In conclusion, the inclusion of Ca-PFA in the diet until 15% decreased feed consumption and produced similar growth performance, however it increased unsaturated fatty acid, omega-3 fatty acids and decreased body fat of broiler.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung belatung black soldier fly (Hermatia illucens) dalam pakan komersial terhadap bobot badan, kemudian dilihat hubungan bobot badan dan jantung, serta gambaran histologi jantung ayam pedaging. Penelitian menggunakan 24 Day Old Chicken (DOC) berjenis kelamin jantan yang dibagi ke dalam empat perlakuan masing-masing dengan enam ulangan. Perlakuan diberikan pada kontrol (P0) yaitu diberikan pakan komersial tanpa tambahan tepung belatung BSF, sedangkan kelompok P1, P2 dan P3 masing-masing diberi pakan komersial yang ditambah tepung belatung BSF 1%, 2% dan 3%. Pakan dan air minum diberikan secara ad libitum. Perlakuan dilakukan dari umur 14 sampai 35 hari, selanjutnya dilakukan penimbangan bobot badan. Kemudian dinekropsi untuk mengambil organ jantung. Jantung ditimbang dan selanjutnya diproses untuk pembuatan sediaan histopatologi. Pembuatan sediaan histopatologi dilakukan dengan teknik pewarnaan hematoksilin eosin (HE). Peubah yang diukur adalah bobot badan dan jantung serta gambaran histopatologi jantung. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata bobot badan dan jantung masing-masing 2100,175 g dan 8,417. Hasil analisis data statistika menunjukkan bahwa penambahan tepung belatung BSF taraf 1%-3% pada pakan komersial berpengaruh nyata (P<0,05) dalam penurunan bobot badan ayam pedaging. Hubungan bobot badan dan bobot jantung diuji menggunakan regresi sederhana dengan nilai koefisiensi korelasi (R) sebesar 0,754 termasuk nilai korelasi kuat. Pemberian pakan tambahan tepung belatung taraf 1%, 2%, 3% maupun kontrol, tidak menyebabkan perubahan struktur histologi otot jantung ayam pedaging. Dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan tambahan tepung belatung pada ayam pedaging menyebabkan penurunan bobot badan dan tidak menyebabkan perubahan struktur histologi otot jantung. Terjadi korelasi kuat antara peningkatan bobot badan dengan bobot jantung ayam pedaging.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.