Permasalahan kesetaraan gender dalam bidang ketenagakerjaan masih banyak diperbincangkan diberbagai negara termasuk di Indonesia. Walaupun berbagai perlindungan telah diupayakan melalui produk-produk hukum internasional maupun nasional namun latar belakang budaya di suatu negara akan tetap berperan penting dalam upaya mencapai kesetaraan gender dalam bidang ketenagakerjaan. Tujuan penelitian ini menganalisis tingkat kesetaraan gender yang di Indonesia dan tantangan dalam mancapai kesetaraan gender di bidang ketenagakerjaan. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan pengumpulan data primer melalui Focus Group Disscusion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan ketimpangan gender masih terjadi di Indonesia, namun seiring waktu ketimpangannya semakin mengecil, artinya kesempatan perempuan dan laki-laki semakin sama. Namun untuk meningkatkan kesetaraan gender masih ada beberapa hambatan secara institusi maupun sosial budaya, seperti ketiadaan kesepakatan antara pekerja perempuan dengan pengusaha terhadap kesetaraan gender ditempat kerja, peraturan kesetaraan gender masih kurang optimal ditegakkan, masih rendahnya kesadaran dari pekerja terhadap hak-haknya, serta rendahnya posisi tawar pekerja perempuan. Untuk itu, pemerintah perlu meningkatkan kesetaraan gender dengan meningkatkan penegakan hukum berkaitan dengan kesetaraan gender di bidang ketenagakerjaan dengan melibatkan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam memperkuat sistem pengawasan ketenagakerjaan. Selain itu meningkatkan kesadaran atas hak kesetaraan gender angkatan kerja perempuan dan memberikan perlindungan sosial bagi pekerja perempuan di sektor informal.
AbstrakSumber daya manusia (SDM) di lingkungan perguruan tinggi yang terdiri dari dosen dan tenaga penunjang memiliki posisi yang sangat strategis, karena memiliki pengaruh langsung terhadap proses belajar, mutu lulusan dan pola keluaran yang kompetitif. Efektivitas kinerja dalam proses belajar mengajar dan perbaikan atmosfer akademik sangat dipengaruhi oleh standardisasi mutu yang ingin dicapai serta proses penjaminan mutu yang harus dilakukan oleh sebuah perguruan tinggi salah satunya dalam bidang sumber daya manusia (SDM). Syarat yang harus dipenuhi agar penerapan sistem penjaminan mutu SDM di sebuah perguruan tinggi dapat dilaksanakan dengan baik adalah ketersediaan basis data akurat yang dapat digunakan pada setiap pengambilan keputusan. Untuk itu perlu dikembangkan sistem informasi penjaminan mutu SDM di lingkungan perguruan tinggi. Sistem informasi penjaminan mutu SDM ini dapat berfungsi untuk memudahkan bagi perguruan tinggi dalam menjalankan penjaminan mutu, sehingga proses penjaminan mutu bisa dijalankan melalui tahap-tahap yang terangkai dan didukung oleh pangkalan data (basis data), sistem informasi manajemen, dan sistem pendukung keputusan yang terintegrasi. Adapun tahapan yang dilakukan dalam perancangan sistem informasi ini meliputi analisis kebutuhan, perancangan model proses, analisis kebutuhan perangkat lunak, dan desain. Kata kunci: sistem informasi, penjaminan mutu perguruan tinggi, sumber daya manusia AbstractHuman resources (HR) in the college environment consisting of lecturers and support staff have a very strategic position, because it has a direct impact on the learning process, the quality of graduates and the competitive output pattern. Effectiveness of performance in teaching and learning and improved academic atmosphere is strongly influenced by the standardization of quality to be achieved and the quality assurance process that should be done by a university either in the field of human resources (HR). Condition that must be met in order for the application of quality assurance system in a college human resources can be successfully implemented is the availability of accurate database that can be used in any decision-making. It is necessary to develop human resources information system of quality assurance in higher education environments. Human resource quality assurance information system can serve to make it easier for universities in implementing quality assurance, so that the quality assurance process can be run through the connected stages and supported by the data base (database), management information systems, and integrated decision support system. The stage that is done in designing information systems include requirements analysis, design process models, software requirements analysis, and design. Keywords: information systems, higher education quality assurance, human resources PendahuluanSuatu perguruan tinggi harus merumuskan standar tenaga kependidikan atau standar sumber daya manusia (SDM), di mana standar tersebut harus ditingkatkan secara terus menerus dari waktu...
Information technology (IT) is a critical asset for effectiveness organizational governance. Therefore, the organization’s and IT’s and business’s expertise need a good IT governance. IT governance as a tool for aligning IT with business, is required to explain the new role of IT organizations, measuring the contribution of each organization’s components, helping identify the impact and benefits of IT investment which has been done, decision making, and make a better project. Conversely, the IT governance which ineffective can lead to losses of business, impairment of reputation, weaken the ability of competitiveness, lack of precision project, inefficient, quality of production is not in line with expectations, and inability to fulfill the innovation and benefits that were promised. Meanwhile, strategic alignment (in the IT business) which can either creating new opportunities and increased competitive advantage for companies well. Thus, it is necessary to create strategic alignment IT-business and ensure IT governance goes according to planned. This article intends to discusse and provide information about strategic IT-business alignment as one component of good IT governance. Once understood, the directors and CEO can identify opportunities and develop a good strategic alignment to increase IT business alignment in order to ensure companies continuity.
Currently, the Informatics Engineering undergraduate program of University of X (PSTI-X PENDAHULUANSalah satu permasalahan yang dihadapi oleh Program Studi Teknik Informatika Universitas X (PSTI-X) adalah rendahnya kualitas input mahasiswa yang diterima, hal ini disebabkan masih rendahnya jumlah calon mahasiswa yang mendaftar di PSTI-X sehingga seleksi ujian masuk mahasiswa hingga tahun 2007/2008 hanya bersifat formalitas. Dengan kondisi tersebut menimbulkan permasalahan pada proses pembelajaran terutama yang diakibatkan oleh rendahnya tingkat agresifitas, potensi akademik serta motivasi belajar dari
The K-13 curriculum has been implemented since July 2013 in several Indonesian schools and might have been in effect in all school arround 2014. The study was aimed to obtain information regarding teachers’ difficulties in impelemnting the curriculum 2013. The research was descriptive explorative research by means of qualitative data gathering which conducted from July 2016 to January 2018. The data on teachers’ difficulties in implementing the curriculum 2013 were gathered by means of interviews, observation, and focus discussion with elementary school teachers and the vice principals of curriculum in Tangerang City Indonesia. The result of the study showed that in implementing the curriculum 2013 , the teachers had more difficulties the content standard 35.2%, the process standard 25.3%, the assessment standar 20.0%, The teacher and educational personal standar 4.2%, the infrastructure standard 4.2%, the management standard 4.2%,the graduate compotence standard 3.90%, and the funding standard 3.0%. The highest of them is the difficulty in understanding the implementation standard, the second on processes standards and third on assessment standards. This reseacrh is expected to lead to an outcome that will answer the needs of the community that the curriculum 2013 requires a lot of improvements and development so that all the problems found can be solved.
Pembangunan Desa Migran Produktif (desmigratif) yang dipelopori oleh Kementerian Ketenagakerjaan dimaksudkan untuk memberikan perlindungan terhadap Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI)/Tenaga Migran Indonesia (PMI) serta meningkatkan kesejahteranaan keluarganya, dengan menawarkan 4 program utama yaitu pelayanan migrasi, communty parenting, usaha produktif dan koperasi desmigratif. Keberhasilan pembangunan desmigratif sangat ditentukan oleh adanya koordinasi dan kolaborasi antar Kementerian/Lembaga maupun instansi pemerintah dan non pemerintah lainnya. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap desa-desa yang menjadi object pembangunan desmigratif, ternyata masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah desa maupun masyarakat desa untuk dapat mengimplementasikan 4 program pilar desmigratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji permasalahan yang terjadi dalam pembangunan/pengembangan desmigratif dikaitkan dengan konsep penganggaran dan perencanaannya. Penelitiannya menggunakan data sekunder dan data primer yang diperoleh dari lokasi survey di 5 desa yang dijadikan objek pembangunan desmigratif yang tersebar di 5 Provinsi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan permasalahan yang terjadi disebabkan karena belum terimplementasinya koordinasi dan kolaborasi dalam pelaksanaan pembangunan/ pengembangan desmigratif. Kementerian Ketenagakerjaan perlu melakukan pendekatan terhadap K/L maupun instansi pemerintah dan non pemerintah lainnya serta menyusun langkah-langkah strategis untuk mengimplemtasikan paradigma penganggaran money follow program dan pendekatan perencanaan secara Holistik-Tematik-Integratif – dan Spasial berdasarkan pada agenda pembangunan prioritas nasional RPJMN tahun 2020-2024.
Karinding is a type of traditional musical instrument, made of bamboo or palm frond which is played by the mouth accompanied by the strokes of the fingers, to produce a unique and low decibel sound. In addition to playing music, the sound of the instrument is believed by the Sundanese people to repel pests and plant-destroying animals. Along with the times, then Karinding became an entertainment tool, even now it is an interesting art performance because it can be collaborated with other musical instruments developed by an artist Ki Sura Wisesa. The main purpose of this article is to analyze the role of an artist in socializing the art of Karinding. This research uses the descriptive method of analysis. The collecting data technique is done through interview, observation, literature review, and study documentation. The result of this study found that there were efforts made by an artist in the socialization of Karinding art, through training carried out to groups of young people and create a development of tool music from single or solo performance into "rampak" or group and even collaborated with other instruments. Karinding performances are able to influence the lifestyle, dress style, speech style, and thinking style of the young generation of Bekasi Regency, both in rural and urban areas.
Fase perkecambahan merupakan fase yang peka terhadap cekaman abiotik, termasuk cekaman salintas. Invigorasi dapat mengurangi efek negatif cekaman salinitas dan mempercepat proses perkecambahan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perlakuan invigorasi dalam memitigasi cekaman salinitas pada fase perkecambahan. Penelitian dilaksanakan di rumah plastik Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan pola faktorial yang diulang 3 kali. Faktor 1 = cekaman salinitas air laut, terdiri dari 3 level (0% = DHL = 0,6 mS cm-1; 10% = 7,69 mS cm-1; dan 20% = 11,4 mS cm-1), Faktor 2 = invigorasi, terdiri dari 4 level (air sebagai kontrol, ekstrak kulit manggis, ekstrak kunyit, dan campuran ekstrak kulit manggis dan ekstrak kunyit). Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terjadi efek interaksi secara nyata antara cekaman salinitas dengan invigorasi terhadap semua parameter pengamatan, tetapi masing masing perlakuan secara mandiri memberikan pengaruh yang signifikan. Cekaman salinitas menimbulkan efek negatif pada fase perkecambahan. Invigorasi dengan menggunakan ekstrak kulit manggis atau ekstrak kunyit dapat mempertahankan vigor kedelai pada kondisi cekaman salinitas, sehingga dapat digunakan untuk memitigasi cekaman salinitas pada fase perkecambahan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.