Hemobartonella felis adalah bakteri intraseluler Gram negatif yang menyerang eritrosit kucing. Pada kucing kasus ditemukan adanya pinjal (Ctenocephalides felis) yang diduga menjadi vektor dari infeksi Hemobartonella felis. Hasil pemeriksaan klinis pada kucing menunjukkan gejala demam, lemas, mukosa mata dan mulut pucat, penurunan nafsu makan dan minum, serta saat berjalan terkadang terlihat sempoyongan. Pemeriksan darah rutin menunjukkan bahwa kucing mengalami anemia makrositik hipokromik disertai dengan trombositopenia. Pada pemeriksaan preparat ulas darah ditemukan adanya bentukan seperti batang pada eritrosit kucing yang menandakan hasil positif Hemobartonella felis. Terapi yang diberikan yaitu terapi kausatif berupa pemberian antibiotik doksisiklin (5 mg/kgBB, selama 28 hari), terapi simtomatis dengan moxidectin satu tube, terapi suportif diberikan infus ringer laktat, dan pemberian vitamin cyanocobalamin, vitamin C, Fe, asam folat, dengan terapi ini diperoleh hasil yang memuaskan. Kucing sudah mulai aktif bermain, nafsu makan meningkat, warna mukosa merah muda dan suhu tubuh sudah kembali normal.
Protein total merupakan semua jenis protein yang terdapat di dalam darah, komponennya tersusun atas albumin, globulin, dan beberapa protein lain dalam jumlah yang lebih sedikit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar protein total sapi bali betina dewasa yang tidak bunting, agar dapat dijadikan evaluasi pemeriksaan berbagai kondisi fisik dan subklinis. Sampel darah diperoleh dari 11 ekor sapi bali betina dewasa, berusia 2 tahun dengan kondisi sehat secara klinis dan tidak bunting. Sampel diuji menggunakan metode otomatis dengan prinsip refraktometer menggunakan gelombang cahaya dengan panjang gelombang 564 nm. Protein total yang diperoleh dari sampel yang telah diperiksa adalah dengan kadar protein terendah 6,34 g/dL dan hasil tertinggi 7,55 g/dL dengan rata-rata 7,22 g/dL. Hasil tersebut terhitung lebih rendah daripada sapi ras lain seperti Friesian Holstein (FH), Peranakan Ongole (PO), dan Brahman. Dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya kadar total protein, diantaranya pakan dan ras sapi, sehingga evaluasi pada sistem peternakan dapat dilakukan.
Anjing pelacak merupakan salah satu hewan yang membantu tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam menjaga dan mengamankan ketertiban negara Indonesia. Adapun tugas yang diberikan untuk anjing pelacak yaitu untuk menemukan bahan peledak, operasi pelacakan narkoba, operasi pengamanan dan mencari korban bencana alam seperti longsor hingga gempa bumi. Dikarenakan faktor lingkungan pekerjaan yang cukup ekstrim dan berat tentu saja berpengaruh terhadap tingkat stress dari anjing pelacak itu sendiri, karena kondisi lingkungan sangat mempengaruhi gambaran nilai darah. Oleh karena itu diperlukan hasil pemeriksaan kesehatan rutin seperti salah satu contohnya yaitu hasil profil leukosit. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil leukosit anjing pelacak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional deskriptif. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh populasi anjing pelacak Polresta Kota Malang. Darah diambil kemudian diperiksa menggunakan mesin hematology analyzer dan apusan darah diperiksa di bawah mikroskop menggunakan teknik pewarnaan Diff quik. Data yang didapat kemudian dibandingkan dengan standar hematologi kemudian dianalisis. Hasil menunjukkan bahwa satu dari sepuluh sampel mengalami leukositosis dan untuk hasil diferensial leukosit mempunyai hasil yang cukup beragam. Dari sepuluh sampel yang digunakan satu sampel mengalami limfositosis, empat sampel mengalami limfositopenia, dua sampel mengalami monositosis, satu sampel mengalami neutrofilia, enam sampel mengalami eosinofilia dan untuk basofil kesepuluh sampel berada pada rentang nilai normal. Perlu dilakukan pengujian sampel lanjutan untuk mendiagnosa penyebab abnormalitas nilai total leukosit dan diferensial leukosit pada anjing pelacak di Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor Kota Malang.
Pemeriksaan kesehatan merupakan perlakuan yang wajib di terima oleh anjing polisi untuk mengawasi kesehatan, agar kinerja di lapangan menjadi optimal. Pemeriksaan darah secara rutin sangat penting untuk mendapatkan informasi kesehatan. Trombosit merupakan salah satu indikator penting dalam hasil pemeriksaan darah yang berupa nilai Platelet (PLT), Mean Platelet Volume (MPV), Platelet Distribution Width (PDW) dan Plateletcrit (PCT). Nilai ini dapat menegakkan suatu diagnosa dan menjadi parameter pengawasan kesehatan pada anjing polisi. Penelitian ini di lakukan secara observasional untuk mengetahui gambaran trombosit pada anjing polisi di Kepolisian Resor Kota Malang. Sampel berasal dari seluruh anjing polisi yang berada di Kepolisian Resor Kota Malang yang berjumlah 10 ekor. Sampel darah di lakukan pembacaan menggunakan mesin Haematology Analyzer RT-7600 di Laboratorium Patologi Klinik Universitas Brawijaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada nilai PLT 5 sampel darah anjing polisi mengalami trombositopenia dan 5 lainnya dalam rentang nilai normal. Pada nilai MPV hanya 1 sampel yang berada di bawah rentang nilai normal. Pada nilai PDW semua sampel berada pada nilai rentang normal. Pada nilai PCT semua sampel juga berada di rentang nilai normal. penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai PLT pada 5 anjing polisi mengalami trombositopenia, pada nilai MPV 1 sampel di bawah rentang normal, serta pada nilai PDW dan PCT seluruh sampel dalam rentang normal. Perlunya pemeriksaan trombosit lanjutan seperti biopsi hati dan sumsum tulang. Penambahan Agenda pemeriksaan darah rutin pada anjing polisi.
Babi landrace menjadi pilihan pertama para peternak karena babi landrace memiliki rata-rata tingkat kelangsungan hidup tertinggi pasca proses penyapihan sehingga banyak digunakan sebagai indukan. Kabupaten Tabanan merupakan sentra peternakan babi di Provinsi Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman performa reproduksi dan korelasi antar performa reproduksi dari babi landrace betina. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuisioner, data dianalisis dengan analisis faktor komponen utama, dengan 15 komponen variabel yang diambil berdasarkan rata-rata performa reproduksi yang biasanya terjadi. Hasil dari penelitian ini komponen performa reproduksi lama birahi memiliki keragaman paling kecil, sedangkan variabel yang memiliki keragaman yang paling besar adalah umur maksimal beranak. Umur maksimal kawin dan umur maksimal beranak mempunyai korelasi positif yang paling tinggi. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat perbedaan keragaman serta korelasi antara komponen penampilan reproduksi babi landrace betina. Perlu dilakukan seleksi babi landrace betina terhadap performa reproduksi yang mempunyai keragaman yang tinggi, sosialisasi terhadap para peternak tentang performa reproduksi yang baik, penerapan manajemen peternakan babi landrace yang berhubungan dengan performa reproduksi serta seleksi terhadap umur maksimal beranak dan umur maksimal kawin yang memiliki keragaman besar untuk mengoptimalkan efisiensi reproduksi babi landrace betina.
Cystolithiasis merupakan keadaan ditemukan urolith/kalkuli di dalam vesika urinaria. Masalah tersebut umum dan sering terjadi pada kucing. Seekor kucing lokal jantan berumur satu tahun dengan bobot badan 4,6 kg diperiksa di Rumah Sakit Hewan Pendidikan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana dengan keluhan disuria dan hematuria. Pemeriksaan ultrasonografi ditemukan adanya bentukan pasir pada vesika urinaria. Pemeriksaan sedimentasi urin menunjukkan adanya kristal struvit. Kucing didiagnosis menderita cystolithiasis akibat struvit. Hewan kasus ditangani dengan cara pemberian kombinasi cefotaxim (20 mg/kg BB, q12h, selama tujuh hari), dexametasone (0,1 mg/kg BB, q12h, selama tujuh hari), dan kapsul kejibeling dengan kandungan sericocalycis folium 100 mg, sonchi folium 125 mg, orthosiphonis folium 125 mg (satu kapsul, q24h, selama tujuh hari). Setelah pengobatan selama tujuh hari, urinasi menjadi lancar, tidak adanya indikasi rasa sakit saat urinasi dan tidak adanya hematuria.
Feline panleukopenia virus (FPV) merupakan penyakit infeksius yang menyerang kucing baik diumur muda maupun dewasa. Seekor kucing kampung bernama Bumbi berumur tiga bulan berjenis kelamin betina dibawa ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan, Universitas Udayana. Menurut pemilik kucing kasus tidak mau makan dan minum selama sehari, muntah cacing setelah diberikan obat cacing pada hari yang sama, dan diare berwarna coklat dengan konsistensi semisolid. Pemeriksaan klinis menunjukkan kucing kasus lemas, dehidrasi, turgor kulit melambat, mukosa gusi pucat, cermin hidung yang kering, dan demam (39,6℃). Pemeriksaan laboratorium hematologi menunjukkan kucing kasus mengalami leukopenia, granulositopenia, dan anemia normositik hiperkromik. Pemeriksaan penunjang dengan tes kit FPV memperlihatkan hasil positif terhadap virus FPV. Kucing kasus diberikan pakan basah urgent care a/d Hill’s® Prescription Diet, terapi cairan menggunakan ringer laktat 30 mL/kgBB/hari secara intravena (IV), injeksi antibiotik Cefotaxime sodium (50 mg/kg BB, IV q12h) selama empat hari, injeksi antiemesis Ondansetron HCl (0,2 mg/kg BB, IV, q12h) selama dua hari, dan Raniditine HCl (2,5 mg/kg BB, IV q12h) selama empat hari. Terapi suportif diberikan injeksi vitamin C (30 mg/kg BB, IV, q12h) selama empat hari, vitamin B kompleks sebanyak 1 mL/ekor drop pada cairan infus, kaolin-pektin sirup (1 mL/kg BB, PO, q12h). Pengobatan rawat jalan diberikan Cefadroxil (22 mg/kg BB, PO, q24h) selama lima hari, multivitamin (vitamin A, vitamin D, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin E, Mangan, Zinc, Fluor, dan Iodium) sebanyak 1 mL/hari selama tiga hari dan obat cacing pyrantel pamoat 20 mg/kg BB sebagai terapi kecacingan. Kucing kasus dirawat secara intensif dan memperlihatkan kemajuan mulai hari ketiga dan pulang pada hari keempat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.