Laporan Kasus: Hemobartonella felis pada Kucing Lokal

Abstract

Hemobartonella felis adalah bakteri intraseluler Gram negatif yang menyerang eritrosit kucing. Pada kucing kasus ditemukan adanya pinjal (Ctenocephalides felis) yang diduga menjadi vektor dari infeksi Hemobartonella felis. Hasil pemeriksaan klinis pada kucing menunjukkan gejala demam, lemas, mukosa mata dan mulut pucat, penurunan nafsu makan dan minum, serta saat berjalan terkadang terlihat sempoyongan. Pemeriksan darah rutin menunjukkan bahwa kucing mengalami anemia makrositik hipokromik disertai dengan trombositopenia. Pada pemeriksaan preparat ulas darah ditemukan adanya bentukan seperti batang pada eritrosit kucing yang menandakan hasil positif Hemobartonella felis. Terapi yang diberikan yaitu terapi kausatif berupa pemberian antibiotik doksisiklin (5 mg/kgBB, selama 28 hari), terapi simtomatis dengan moxidectin satu tube, terapi suportif diberikan infus ringer laktat, dan pemberian vitamin cyanocobalamin, vitamin C, Fe, asam folat, dengan terapi ini diperoleh hasil yang memuaskan. Kucing sudah mulai aktif bermain, nafsu makan meningkat, warna mukosa merah muda dan suhu tubuh sudah kembali normal.

Haemobartonellosis in Domestic Short Hair Cats

“…Kepopuleran memelihara kucing membuat jumlah peminat kucing di Indonesia sangatlah besar dan berbagai masalahpun akan terjadi ketika pemilik kucing mendapati kucing kesayangannya sakit (Nurajizah dan Saputra, 2018). Kucing dapat terserang berbagai macam penyakit diantaranya penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, ektoparasit, endoparasit, ataupun gangguan metabolisme pada beberapa sistem seperti saraf, pencernaan, endokrin, pernapasan, integumen, urogenital, ataupun sirkulasi (Tetrania et al, 2022;Purba et al, 2020).…”

“…Salah satu gangguan pada sistem sirkulasi pada kucing adalah adanya agen didalam darah (bakteri, virus, ataupun parasit) (Purba et al, 2020). Haemobartonellosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycoplasma haemofelis, sebelumnya disebut Haemobartonella felis (Satriawan dan Octaviani, 2021;Senthil et al, 2014;Messick et al, 2003;Haefner et al, 2003).…”

“…haemofelis adalah spesies yang paling patogen pada kucing yang dapat menyebabkan anemia hemolitik dan demam pada host imunokompeten (Novacco et al, 2018;Kamrani et al, 2008;Braddock et al, 2004). Jalur penularan alami belum dikonfirmasi (Berzina, 2021), namun kemungkinan melalui (1) transmisi vertikal (transplasenta melalui aliran darah premetus arteri uteri mediana (induk ke anak)) dan (2) transmisi horizontal yaitu (a) tidak langsung (indirect) melalui vektor ektoparasit seperti kutu, tungau, pinjal, dan nyamuk serta (b) langsung (direct) melalui cakaran/gigitan/perkelahian/predasi (Tasker, 2022;Putra et al, 2022;Satriawan dan Octaviani, 2021;Purba et al, 2020;Senthil et al, 2014;Haefner et al, 2003).…”

Identifikasi Kandungan Kimia dan Sedimentasi Urin Kucing Lokal di Denpasar, Bali

“…Permasalahan pada sistem perkencingan biasanya umum terjadi pada hewan ini. Saat kucing mengalami gangguan perkencingan gejala yang paling umum terlihat diantaranya berkurangnya frekuensi buang air kecil, kesulitan hingga mengejan berlebihan saat buang air kecil (Pappa et al, 2021), dan terlihat adanya darah atau benda asing lainnya yang keluar bersama urin (Nirhayu et al, 2021). Permasalahan pada sistem perkencingan ini dapat terjadi dengan berbagai sebab seperti infeksi bakteri, virus, jamur, hingga parasit.…”

“…Kasus gangguan perkencingan pada kucing termasuk sering ditemukan seperti yang dilaporkan oleh Pappa et al (2021) tentang pengobatan cystolithiasis pada kucing anggora jantan, cystitis hemoragika disamping urolithiasis pada kucing lokal jantan peliharaan (Riesta dan Batan, 2020), feline urologic syndrome (Apritya dan Kartika, 2019), dan kasus feline lower urinary track disease (FLUTD) (Mihardi et al, 2019).…”