AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk: mengetahui implementasi pendidikan karakter berbasis multikultural di SMKN 2 Mataram, dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pendidikan karakter berbasis multikultural di SMKN 2 Mataram. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan naturalistik. Pemilihan subjek penelitian dilakukan menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan teknik tringulasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter berbasis multikultural dilaksanakan melalui programprogram sebagai berikut: a) komitmen manajemen sekolah; b) melalui tata tertib sekolah; c) pengintegrasian pada program intrakurikuler; d) pengintegrasian pada program ekstrakurikuler; e) budaya sekolah dan f) program jaringan kerja. Sekolah mengembangkan nilai-nilai karakter: nilai religius, mandiri, peduli lingkungan, berprestasi, toleransi, demokratis, semangat kebangsaan, kompetitif dan cinta damai. Faktor pendukung antara lain: a) komitmen dan kerjasama yang baik antara kepala sekolah, guru, siswa, dan keterlibatan orang tua wali; b) dukungan pihak pemerintah dan swasta dalam jaringan kerja. Faktor penghambat antara lain: a) kebiasaan dan budaya lingkungan asal siswa yang berbeda; b) lingkungan masyarakat; c) lingkungan teman sebaya dan media elektronik; e) sarana prasarana yang belum lengkap; f) evaluasi program pendidikan karakter yang belum optimal, sehingga mempengaruhi proses penanaman karakter. Kata Kunci: pendidikan karakter, multikultural, multikultural di SMK AbstractThis study aimed to investigate: the implementation of multiculturalism-based character education, and the facilitating and inhibiting factors in the implementation of multiculturalism-based character education at SMK Negeri 2 Mataram. The study used the qualitative method with the naturalistic approach. They were selected by means of the purposive and snowball sampling techniques. The data were collected by, namely interviews, observations, and documentation. The data trustworthiness was enhanced by the triangulation technique. The data were analyzed by of data reduction, data display, and conclusion drawing. The results of the study are as follows. 1) The multiculturalism-based character education was implemented through the following programs: a) the school management commitment; b) the disciplined attitude building through regulations; c) the integration of intra-curricular programs; d) the integration of extracurricular programs; e) the school culture and f) network programs. School developed values such as religiosity, autonomy, care of the environment, achievement, tolerance, democracy, nationalism, competitiveness, and love of peace. 2) The facilitating factors included among others: a) good commitment and cooperation among the school principal, teachers, students, and parents' involvement in va...
Faktor gizi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kemampuan belajar anak, termasuk pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berada pada usia remaja dan disiapkan sebagai tenaga terampil sesuai bidang keahliannya. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan faktor gizi yang meliputi asupan energi dan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, zat besi, vitamin C, dan zink), kebiasaan sarapan, dan status gizi dengan prestasi belajar pada siswa SMK di Sleman, DIY. Penelitian ini merupakan penelitian observasional cross sectional pada 100 siswa kejuruan dengan jurusan bidang teknik kendaraan ringan yang berasal dari SMKN 2 Depok, SMKN 1 Seyegan dan SMK Muhammadiyah Prambanan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner karakteristik individu dan semi kuantitatif Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Status gizi ditentukan dengan indikator IMT/U dan prestasi belajar diukur dari nilai ujian praktik mata pelajaran kejuruan. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan subjek memiliki asupan energi defisit (68%), protein defisit (40%), lemak defisit (57%), karbohidrat defisit (65%), vitamin C defisit (27%), zat besi defisit (59%), zink defisit (93%), status gizi normal (67%), dan kebiasaan sarapan jarang (35%). Tidak terdapat hubungan antara tingkat asupan energi dan zat gizi serta status gizi dengan prestasi belajar (p>0,05) tetapi ada hubungan signifikan antara kebiasaan sarapan (p=0,010) serta pekerjaan ayah dan ibu (p=0,030 dan p=0,031) dengan prestasi belajar. Disimpulkan bahwa kebiasaan sarapan merupakan faktor gizi yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa SMK.
This research was conducted to be explored as a means of learning character for the community. In order to obtain a holistic picture, this research uses a descriptive study, with the maintenance of the magibung tradition in Pakraman Seraya Village, Karangasem District, Karangasem Regency, Bali Province. This research was obtained by using a qualitative descriptive analysis using triangulation techniques, by doing three, namely: data reduction, data presentation and drawing steps / levers. The subjects in this study were (1) senior figures (panglingsir) of the Pakraman Seraya Village community, (2) Bendesa Adat Pakraman Seraya Village, (3) Pakraman Seraya Village customary administration, (4) Local Government Service, (5) Village Youth Pakraman Seraya, (6) community leaders, (7) Pakraman Seraya Village community who can provide information about the focus of the research to be studied. The results showed that the magibung tradition was able to internalize character values in the community, such as; religious character, cooperation (mutual assistance), independent, honest, disciplined and caring.
ABSTRAKKompetensi dan keahlian guru dalam memanfaatkan teknologi sangat diperlukan untuk meraih keberhasilan dalam pembelajaran daring. Meski demikian tidak semua guru mampu cepat beradaptasi dalam menggunakan aplikasi-aplikasi pembelajaran. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan serta bimbingan kepada guru agar memiliki kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran dan evaluasi yang menyenangkan berbantukan aplikasi Quizziz. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi 3 tahapan, diantaranya: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal meliputi observasi dan FGD bersama mitra dan tim, kegiatan inti adalah pelaksanaan pelatihan, dan ketiga adalah tindak lanjut. Hasil kegiatan ini menunjukkan dimana kemampuan peserta pelatihan mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Data awal menunjukkan pada aspek pengetahuan awal terhadap aplikasi hanya 13 % diantara mereka yang mengetahui aplikasi Quizziz dan hal tersebut meningkat menjadi 100 % setelah pelaksanaan pelatihan. Selanjutnya pada aspek pemahaman, sebelum dilaksanakan pelatihan hanya 8% peserta yang memahami aplikasi Quizziz dan setelah pelaksanaan pelatihan meningkat menjadi 70%. Dan terakhir ketertarikan dimana sebelum pelaksanaan pelatihan hanya 26% peserta yang menyatakan tertarik menggunakan aplikasi Quizziz dan setelah pelaksanaan pelatihan mengalami peningkatan menjadi 89%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian ini berjalan dengan baik dan berhasil meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan minat atau ketertarikan peserta dalam penggunaan aplikasi Quizziz pada pembelajaran. Kata kunci: pembelajaran daring; teknologi pembelajaran, aplikasi pembelajaran; quizziz . ABSTRACTThe competence and expertise of teachers in utilizing technology is needed to achieve success in online learning. However, not all teachers are able to quickly adapt in using learning applications. This service aims to provide counseling and training as well as guidance to teachers so that they have the ability to carry out fun learning and evaluations using the Quizziz application. The method used in this activity includes 3 stages, including: initial activity, core activity, and final activity. Initial activities include observation and Focus Group Discussion with partners and teams, the core activity is the implementation of training, and the third is follow-up activities. The results of this activity indicate where the ability of the training participants has increased very significantly. Preliminary data shows that in the aspect of initial knowledge only 13% of participants know the Quizziz application and eventually it increases to 100% after the training. Next on the aspect of understanding. before the training was carried out only 8% of participants understood the Quizziz application and after the training it increased to 70%. And lastly, interest, where before the training only 26% of participants expressed interest in using Quizziz and after the training increased to 89%. Based on these data, it can be concluded that this service activity went well and succeeded in increasing the knowledge, understanding, and interest of participants in using the Quizziz application for learning. Keywords: online learning; learning technology, learning applications; quizziz
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas implementasi model auditory, intellectualy, repetition (AIR) berbantuan media edmodo terhadap high order thinking skill (HOTS) siswa SMA. Salah satu keterbaharuan riset adalah penggunaal model mada masa masa pandemi covid-19, sehingga proses pembelajaran berlangsung secara online. Kajian ini termasuk penelitian kuantitatif jenis quasi eksperimen dengan menggunakan posttest only with non-eqiuvalent control desain.. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPS-2 dan XI IPS 3 yang diambil secara random sampling. Data penelitian berupa HOTS diambil menggunakan tes uraian yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian menemukan bahwa model pembelajaran AIR (auditory, intellectualy, repetition) berbantuan edmodo efektif terhadap pencapaian high order thingking skill siswa SMA masa pandemi covid-19. Implikasi teortis bahwa penggunaan model-model pembelajaran inovatif dalam kontes masa pandemic covid 19 menjadi keniscayaan.
Bullying merupakan salah satu tindakan perilaku agresif yang disengaja dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah. Kasus bullying kini marak terjadi, tidak hanya di masyarakat namun kasus ini terjadi di dunia pendidikan. Berdasarkan kondisi tersebut, pelu dilaksanakan sosialisasi terkait implementasi model penanaman nilai kesetaraan gender guna mencegah tindakan bullying di lingkungan sekolah. Model ini dapat menjadi salah satu alternatif strategis bagi pihak sekolah dalam menciptakan suasana lingkungan belajar yang harmonis tanpa adanya kekerasan. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan sosialiasasi dan penyuluhan kepada guru serta membimbing guru agar memiliki pemahaman akan nilai-nilai kesetaraan gender. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi 3 tahapan, diantaranya: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal meliputi observasi dan FGD bersama mitra dan tim, kegiatan inti adalah pelaksanaan sosialisasi, ketiga yaitu tindak lanjut. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa pemahamn dan kemampuan peserta sosialisasi mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Data awal menunjukkan pada aspek pengetahuan awal terhadap pemahaman nilai kesetaraan gender dan dampak perilaku bullying 11,1 % diantara mereka yang memahami, hal tersebut meningkat menjadi 100% setelah pelaksanaan sosialisasi. Selanjutnya pada aspek pemahaman terhadap penerapan model penanaman nilai kesetaraan gender melalui kegiatan sosialisasi, sebelum dilaksanakan sosialisasi hanya 33,3% peserta yang memahami dan pernah mengikuti sosialisasi terkait gender dan setelah pelaksanaan sosialisasi meningkat menjadi 100%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian ini berjalan dengan baik dan berhasil memeberikan pemahaman yang komperhensif kepada peserta dalam mengimplementasikan model penanaman nilai-nilai kseteraan gender dalam mencegah perilaku bullying.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diberi judul ââ¬ÅPariwisata Berbasis Budaya dan Pendidikan Karakterââ¬Â. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh semakinàprogresnya Pembangunan Kawasan Kuta Mandalika yang dijadikan distinasi wisata yang sangat popular di Indonesia. Kontaknya dengan berbagai kebudayaan luar, hal ini dikhawatirkan anak-anak melakukan imitasi dan identifikasi terhadap kebudayaan luar yang membahayakan keberadaan nilai, norma sosial-budaya asli sebagai lokal wisdom. Kegiatan ini dilakukanàmelalui jalur pendidikan formal berupa pembelajaran model pendidikan Pariwisata budaya dan pendidikan karakter sisiwa. Pendekatan yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat adalah penyuluhan, simulasi dan metode penyelesaian masalah. Simulasi dan Penyuluhan digunakan untuk menyampaikan konsep-konsep pariwisata berbasis budaya dan Nila-nilai Budaya yang terkadung di dalamnya dan apa nilai pendidikan karakter. Sementara metotode penyelesaian masalah dilakukan agar siswa peka terhadap masalah kebudayaan dan nilai pendidikan karakter sehingga siswa sadar dan bangga terhadap kebudayaan sendiri dan berusaha mencegahàdampak negativeàdari kebudayaan yang datang dari luar.
skills at SMPN 10 Mataram class 8-J Civics learning is the goal of this research with the type of classroom action research in two cycles. Each cycle in this research consists of 4 (four) stages, namely (1) planning stage; (2) implementation stage; (3) the observation stage; and (4) the reflection stage. The results showed that the first cycle of data, the number of indicators for the action variable, namely the Discovery Learning , was 37 descriptors that appeared as many as 29 descriptors. The percentage of the emergence of critical thinking skills which is the variable of hope is 22 people (68.7%) from 32 people. Based on the data from the first cycle, which shows that the performance indicators of the expectation variable and the action variable have not been achieved, a reflection is carried out to examine the achievement of the predetermined performance indicators. From this reflection, the input in the form of learning devices was improved so that in the second cycle the quality of the learning process also increased by 37 descriptors (100%). The increase in the quality of the action variable was also followed by an increase in the expectation variable, namely students' critical thinking to 26 students (81.2%). From the results of this study, it was stated that the application of the discovery learning in Civics learning was able to improve the critical thinking skills of 8-J grade students of SMPN 10 Mataram.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.