One of the skills that must be mastered by students in the 21st century is critical thinking skills. These skills are still low in students in Indonesia, so there needs to be an effort to improve them. Developing instruments for assessing critical thinking skills can optimize assessment for learning functions. Preliminary research conducted at one of the high schools in Tanjungpinang found that the assessment instruments used were not oriented towards critical thinking skills. The purpose of this study is to develop a valid and reliable instrument for assessing critical thinking skills. This type of research is Research and Development. Product development procedures through 3 stages of research, namely introduction, design, and development. The preliminary stage consists of field studies and literature studies. The design phase consists of designing research products and research instruments. The development stage is theoretical validation (by experts) and empirical validation. The results of the study show that the instruments developed refer to the aspects and indicators of critical thinking skills by Ennis (2015). The assessment instruments developed in this study were declared valid with quite high validity and reliability with high reliability Kata Kunci: instrumen penilaian, keteramp ilan berpikir kritis, sistem pencernaan
Miskonsepsi merupakan ketidaksesuaian konsep yang dimiliki oleh mahasiswa dengan konsep yang dimiliki para ahli. Kesalahan dalam pemahaman konsep oleh mahasiswa memiliki dampak yang tidak sedikit dalam proses dan hasil belajar. Beberapa konsep dalam biologi seperti konsep-konsep yang berkaitan dengan evolusi sering terjadi kesalahan dalam memahaminya. Teori-teori dalam evolusi merupakan salah satu sub konsep evolusi yang sering terdapat perbedaan dan perdebatan. Hal ini menimbulkan berbagai persepsi bagi mahasiswa sehingga tidak jarang banyak yang salah dalam memahaminya. Untuk menganalisis terjadi miskonsepsi pada mahasiswa digunakan metode Certainty of Response Index (CRI). Instrumen yang digunakan adalah tes yang dilengkapi dengan tingkat keyakinan dalam menjawabnya. Analisis miskonsepsi menggunakan CRI dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan miskonsepsi yang dialami mahasiswa. Kemudian juga untuk mengidentifikasi pada sub konsep apa saja miskonsepsi tersebut terjadi. Data diperoleh menggunakan instrumen tes miskonsepsi pada 42 orang mahasiswa yang mengambil matakuliah evolusi semester genap 2018/2019. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan dan analisis menggunakan CRI diperoleh sebaran rata-rata tingkat pemahaman mahasiswa. Hasil sebaran tersebut yaitu paham konsep 24,27%, menebak 4,1, tidak paham konsep 17,13% dan miskonsepsi 58,33%. sub konsep mekanisme evolusi menjadi sub konsep yang paling banyak terjadi miskonsepsi yaitu sebanyak 73,81%. sedangkan yang paling sedikit terjadi pada sub konsep evolusi plantae dan animalia 42,86%. Agar proses identifikasi miskonsepsi dapat dilakukan dengan lebih spesifik dan akurat, maka diperlukan kombinasi teknik lainnya di samping penggunaan tes dalam melakukan analisis miskonsepsi lebih lanjut.
High school students should be able to think critically in responding to myths related to exclusive breastfeeding and family planning programs, because they are used to thinking scientifically. The purpose of this study was to determine the level of critical thinking skills of students on exclusive breastfeeding material and family planning programs in SMA Negeri I Bintan Timur. This quantitative descriptive study was conducted in the even semester of the 2018/2019 school year. The sample in this study amounted to 100 students who were determined using the Random Sampling technique. The data in this study are students' critical thinking skills. Researchers collected data using test instruments in the form of essay questions and interview rubrics. The instrument was developed based on aspects of critical thinking, namely: (1) Basic clarification; (2) Bases for a decision; (3) Inference; (4) Advanced clarification; (5) Supposition and integration; (6) Abilities facilitate the other abilities. Furthermore, the data were analyzed using a statistical formula in the form of a percentage. Based on the results of the data analysis, it can be concluded that the critical thinking ability of the 11th grade students of Mathematics and Natural Sciences in East Negeri I Bintan is in the less category. Based on the aspect of critical thinking ability, the results obtained are aspects of basic clarification, bases for decisions, and inference in the good category, aspects of advanced clarification in the less category, while aspects of suppositionand integration and the abilities to facilitate other abilities in the middle category
The preliminary study of students' understanding of the sea, where the sea is an important object in maritime affairs, is very much needed to support the academic curriculum which was initiated by the Indonesian Government. Understanding of the sea internationally has been widely studied in ocean literacy. Studies on marine literacy in Indonesia are still very few, even though Indonesia is the second country with the longest coastline in the world. Ocean literacy instruments need to be developed in advance to conduct a preliminary study of ocean literacy. The purpose of this study was to produce a valid and reliable ocean literacy assessment instrument for high school students. The stages in developing instruments include: designing, testing, determining validity, and determining the reliability of the instrument. The results of the study showed that ocean literacy instruments included a ocean insight test, questionnaire of student's attitude towards the sea, and questionnaire of student's behavior towards the sea. The instruments that have been produced was valid and reliable. Keywords: instrument of ocean literacy ABSTRAKKajian awal mengenai pemahaman siswa terhadap laut, dimana laut adalah objek penting dalam kemaritiman, sangat dibutuhkan untuk mendukung kurikulum kemairitiman yang mulai digagas oleh Pemerintah Indonesia. Pemahaman terhadap laut secara internasional telah banyak dikaji dalam literasi kelautan (ocean literacy). Kajian tentang literasi kelautan di Indonesia masih sangat sedikit, padahal Indonesia adalah negara kedua dengan garis pantai terpanjang sedunia. Instrumen literasi kelautan perlu dikembangkan terlebih dahulu guna melakukan kajian awal mengenai literasi kelautan. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan instrumen penilaian literasi kelautan untuk siswa SMA yang valid dan reliabel. Tahapan dalam pengembangan instrumen mencakup: perancangan, uji coba, penetapan validitas, dan penetapan realibilitas instrumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen literasi kelautan meliputi tes wawasan kelautan, angket sikap kepedulian siswa terhadap laut, dan angket perilaku siswa terhadap laut. Instrumen yang dihasilkan valid dan reliable.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan program adiwiyata di SMPN adiwiyata tingkat provinsi yang mencakup 4 komponen program adiwiyata dan mendeskripsikan sikap peduli lingkungan guru dan siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi meliputi penelitian deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan pelaksanaan program adiwiyata menggunakan instrumen rubrik oservasi dan penelitian deskriptif kuantitatif untuk mendeskripsikan sikap peduli lingkungan guru dan siswa menggunakan instrumen angket dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) (a) Kebijakan sekolah berwawasan lingkungan, meliputi adanya visi misi yang berkaitan dengan lingkungan, RKAS 20% untuk program lingkungan. (b) Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, meliputi perencanaan dan pelaksanaan pedidikan lingkungan hidup terintegrasi dalam mata pelajaran. (c) Kegiatan lingkungan berbasis partisispatif, meliputi pemeliharaan gedung dan lingkungan, kegiatan ekstrakurikuler, kreativitas dan inovasi, serta kerjasama dengan orang tua hingga instansi pemerintah. (d) Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan, meliputi kelengkapan sarana, pemeliharaan sarana, hemat energi dan pelayanan kantin sehat. (2) Hasil sikap peduli lingkungan guru dan siswa di SMPN adiwiyata tingkat provinsi pada kategori sangat baik. Pelaksanaan program adiwiyata di SMPN Adiwiyata Tingkat Provinsi di Tanjungpinang Tahun 2018 yang sudah sudah sesuai dengan standar program adiwiyata tingkat provinsi yang telah ditentukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hasil tersebut selaras dengan sikap peduli lingkungan guru dan siswanya yang sangat baik. Kata kunci: Pelaksanaan Program Adiwiyata, Adiwiyata Tingkat Provinsi, Sikap Peduli Lingkungan
Siswa sebagai agen perubahan masa depan perlu diberikan edukasi tentang pelestarian lingkungan khususnya ekosistem mangrove. Kegiatan dilakukan dalam bentuk pemberian edukasi dan pengenalan melalui seminar konservasi mangrove. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menanamkan sikap peduli lingkungan sejak dini sehingga dapat membantu membentuk karakter cinta lingkungan pada siswa. Kegiatan ini diikuti oleh siswa- siswi sekolah menengah yang ada di kota Tanjungpinang dan kabupaten Bintan. Evaluasi dilakukan melalui metode observasi secara langsung kepada siswa-siswi yang telah mengikuti kegiatan ini. Observasi bertujuan untuk melihat keterlibatan siswa dalam aksi peduli lingkungan yaitu pada kegiatan menanam bibit mangrove yang diikuti oleh siswa. Berdasarkan observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan berjalan dengan baik dan siswa-siswa terlibat secara aktif dalam aksi penanaman sebagai bentuk sikap peduli lingkungan. Mulai dari kegiatan seminar konservasi kemudian dilanjutkan pada aksi penanaman mangrove secara langsung siswa menunjukkan ketertarikan dengan terlibat dalam proses pengambilan bibit, penancapan pancang serta penanaman bibit mangrove.
This study aims to determine the experience of preservice science teacher in online learning during the Covid-19 pandemic in Tanjungpinang. This research is a survey research, with a quantitative descriptive research method. The sample is determined using total sampling technique, with totaling 278 peoples. The research instrument used a questionnaire in the Google Form. The results showed that almost all preservice science teacher took part in online learning from home using smartphone devices and learning platforms in the form of whatsapp and google classroom, as well as video conferencing, namely zoom. Most preservice science teacher still do practicums that are carried out independently at home and also virtually. Limited networks and internet data packages are two major aspects that interfere with online learning. However, preservice science teacher feel the benefits of online learning, among others, being efficient in terms of time, increasing digital technology literacy, and avoiding Covid-19.
A B S T R A KPembelajaran menjadi aspek yang sangat menentukan dalam penilaian adiwiyata. Namun, merancang pembelajaran terintegrasi adiwiyata masih menjadi kendala bagi guru. Sehingga sebagian besar sekolah tidak dapat mencapai batas minimum untuk lolos menjadi sekolah adiwiyata baik tingkat kota, provinsi, maupun nasional. Selain lemah dalam merancang pembelajaran berupa RPP, guru juga kurang mampu mengangkat isu lokal. Sedangkan sekolah adiwiyata di Tanjungpinang baru mencapai tidak lebih dari 20%. Peningkatan kemampuan guru Tanjungpinang dalam menyusun RPP terintegrasi adiwiyata yang berbasis kearifan lokal mutlak diperlukan agar sekolah adiwiyata di Tanjungpinang semakin meningkat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini dilakukan bagi guru-guru calon sekolah adiwiyata tingkat kota, sekolah adiwiyata tingkat kota, dan sekolah adiwiyata tingkat provinsi di Tanjungpinang. Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan penyusunan RPP. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan menyusun RPP terintegrasi adiwiyata berbasis isu-isu kritis lokal bagi guru-guru di Kota Tanjungpinang. Pelaksanaan kegiatan dalam bentuk pelatihan tatap muka dan daring mulai tanggal 10-17 Oktober 2018. Evaluasi dilakukan dengan teknik observasi, unjuk kinerja, serta pretes dan postes. Observasi dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan. Hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan PKM bagi guru-guru terlaksana dengan baik. Guru-guru antusias dan terlibat aktif dalam mengikuti kegiatan. Hasil unjuk kinerja berupa penyusunan RPP Adiwiyata, menunjukkan bahwa 83% guru sudah mampu meningkatkan kemampuannya dalam menyusun RPP. Berdasarkan hasil analisis pretes-postes menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan guru dalam menyusun RPP Adiwiyata. RPP yang digunakan oleh sekolah adiwiyata sebenarnya sama dengan RPP sesuai regulasi kurikulum Kemendiknas, karena regulasi kurikulum sudah memuat pelestarian lingkungan. Dengan demikian tidak ada istilah khusus untuk RPP dan kurikulum sekolah yang melaksanakan adiwiyata..
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.