Tercapainya tujuan pembelajaran IPA dapat diketahui dengan melakukan penilaian yang merupakan salah satu prinsip pengembangan kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengintegrasian penilaian formatif dalam pembelajaran IPA berbasis pendekatan saintifik terhadap pemahaman konsep peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 3 Trenggalek kelas VIII tahun pelajaran 2017/2018 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Metode penelitian yang digunakan adalah quasy-experimental dengan desain penelitian posttest control group design. Hasil analisis data uji-t two tailed dengan =0,05, nilai p < 0,05, yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep yang signifikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pengintegrasian penilaian formatif formal dan informal dalam pembelajaran IPA berbasis pendekatan saintifik memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pemahaman konsep peserta didik.
Kurikulum 2013 dalam pembelajaran IPA menuntut proses belajar secara interaktif dan menarik, memberikan ruang yang cukup untuk kemandirian siswa sesuai perkembangan fisik dan psikologis. Pada pelaksanaannya, beberapa siswa kurang tertarik pada mata pelajaran IPA karena sulit memahami materi yang bersifat mikroskopik atau tidak dapat ditangkap oleh indera, bersifat makroskopik atau abstrak, dan sulit termotivasi untuk belajar materi yang bersifat majemuk atau satu materi mencakup banyak sub materi lainnya. Materi yang bersifat majemuk dapat diajarkan dengan metode yang menyenangkan atau metode game edukasi dengan menggunakan media IPA Kuartet. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan media game edukasi IPA Kuartet yang valid dan layak sehingga dapat digunakan untuk belajar secara mandiri dan bernuansa menyenangkan.
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini diadaptasi dari Plomp yang terdiri dari tiga fase yakni, fase penelitian preliminer, fase pembuatan prototipe, dan fase asessmen. Produk di cetak dalam bentuk kumpulan kartu yang berisi 30 kartu dalam satu set permainan. Produk hasil pengembangan divalidasi oleh ahli media, ahli materi serta guru IPA. Jenis data yang diperoleh bersifat kuantitatif dan kualitatif yaitu berupa angket yang disertai saran dan komentar. Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
Berdasarkan validasi media oleh validator diperoleh skor rata-rata 4.66 dengan kriteria sangat layak. Berdasarkan validasi materi oleh validator diperoleh persentase 87 persen sesuai dengan konsep. Validasi kesesuaian pembelajaran dengan kurikulum 2013 oleh validator memperoleh skor rata-rata 4.44 dengan kriteria sangat sesuai
This paper presents a case study looking at the use of daily life contexts and socio-scientific issues by pre-service science teachers (PSTs) in Indonesia during their final year teaching internship. The study is based on a questionnaire distributed to 42 PSTs at a State University in East-Java after they took part in a teaching internship program. The questionnaire focuses on the contexts the PSTs used in their teaching and how the contexts were used. Additionally, eight of the PSTs who taught a unit on environmental pollution were interviewed to more deeply explore how deeply they referred to real-world contexts in their teaching practice and whether or not they presented the topics as socio-scientific issues (SSIs). Most of the PSTs stated that they had used daily life contexts quite often when teaching. The most frequent contexts the PSTs used were daily life objects and questions related to society and the environment. The contexts were mostly introduced at the beginning of the lesson, before the science content was taught. They suggested that the function of contexts was generally for motivational purposes and for student engagement with science concepts. The contexts were rarely used to provoke societal discussions, even though the PSTs acknowledged that many contexts can be used in the sense of socio-scientific issues and were considered to potentially provoke discussions beyond science.
Pembelajaran IPA bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen tes two-tier multiple choice untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi materi suhu dan kalor yang valid dan reliabel untuk peserta didik SMP. Penelitian ini didasarkan pada model Borg & Gall yang telah dimodifikasi (dilakukan hingga langkah ke tujuh) untuk mengembangkan instrumen tes. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Kalidawir, Tulungagung. Hasil uji coba produk diperoleh 22 soal yang valid dengan reliabilitas sebesar 0,672 yang termasuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian, instrumen tes hasil pengembangan dinyatakan valid dan reliabel untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik SMP pada materi suhu dan kalor.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar digital pada materi sistem ekskresi manusia untuk siswa SMP kelas VIII yang valid dan layak. Model penelitian dan pengembangan yang dikembangkan diadopsi dari model pengembangan 4D (Four-D model) dari S. Thiagarajan, dkk (1974) tanpa menggunakan tahap disseminate. Kelayakan produk hasil pengembangan diperoleh dari uji validasi produk oleh ahli dan uji keterbacaan pada siswa. Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif didapatkan dari angket yang berisi tanggapan dan saran, sedangkan data kuantitatif didapatkan berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh dari skor angket validasi dengan menggunakan skala likert (skala bertingkat). Hasil uji validasi oleh ahli, menunjukkan bahwa produk sangat layak dengan persentase 97,3 persen untuk kelayakan materi dan 92 persen untuk kelayakan media. Berdasarkan uji keterbacaan pada siswa diperoleh persentase kelayakan bahan ajar digital sebesar 91,8 persen dan dapat dinyatakan bahwa bahan ajar digital yang dikembangkan sangat valid dan sangat layak. Dengan demikian bahan ajar digital pada materi sistem ekskresi manusia untuk siswa SMP Kelas VIII dinyatakan valid dan layak.
The development of information and communication technology is currently driving the development of internet networks around the world. This internet can be useful in various fields including education. Education is currently experiencing system changes as a result of the COVID-19 pandemic. The learning is carried out online. Therefore, it takes teacher skills in preparing online learning media. Based on this, a web-based instrument development workshop activity was carried out for science teachers in the IPA MGMP of Jombang Regency. The number of participants was 65 science teachers in the IPA MGMP of Jombang Regency. The workshop was held for three days online via the zoom platform. The first two days were the delivery of learning video development materials using the OBS application, google form, quizizz and google classroom then the participants worked independently. The third day was a presentation of the participants' independent work. The workshop participants were enthusiastic about participating in the workshop as seen from the zpost-workshop survey results. This workshop resulted in 60 web-based instrument products and articles on the development of participant instruments.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.