The article describes and analyzes ta’lim ma’hadi in al-Hikam Malang Student Islamic Boarding School and the values implemented to develop the moderate character of the mahasantri religion. This study used a qualitative approach with a case study design. The data in this study were taken through interviews, observation, and document techniques. This study indicates that the al-Hikam Malang student boarding school uses three strategies in religious moderation, namely, nurturing patterns, teaching patterns, and religious patterns. The three strategies are integral in the curriculum that is implemented there. Through the applied curriculum, kyai and asatidz as qudwah hasanah internalize the values of justice, balance, harmony, moderation. As well as being a moderate Muslim, the mahasantri al-Hikam graduate is expected to become a successful entrepreneur.
Indonesia sebagai negara majemuk dengan keberagaman budayanya memerlukan sosok guru yang mempunyai kompetensi multikultural dalam proses pendidikannya. Hal ini didasarkan pada pentingnya guru yang menyadari realitas kehidupan bangsa Indonesia. Terlebih lagi bagi guru Pendidikan Agama Islam yang menginternalisasikan nilai-nilai agama kepada peserta didik. Ia dituntut untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan realitas bangsa yang multikultur, oleh karena terkadang agama dijadikan alasan untuk abai terhadap keragaman budaya serta bersikap eksklusif kepada peserta didik. Kajian ini berupaya untuk mendeskripsikan dan menganalisis kompetensi multikultural guru PAI dan implementasinya dalam pembelajaran. Lokus kajian ini berada pada forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam kabupaten Mojokerto. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi dengan arti bahwa bagaimana guru menyadari keberagaman yang ada dalam kehidupan terhadap relevansi kebutuhan kompetensi multikultural guru PAI. Hasil penelitian menyatakan pertama bahwa dalam konteks kehidupan multikultural dan keragaman peserta didik, guru PAI dituntut untuk mempunyai kompetensi keilmuan, multikultural, profesional, sosial dan leadership. Kedua, ruang lingkup kompetensi multikultural dapat diklasifikasikan pada aspek sikap positif, basis pemahaman multikultural, skill pedagogi dan kompetensi leadership guru PAIKata Kunci: Kompetensi Multikultural, Guru PAI As a pluralistic country, Indonesia with its cultural diversity requires a teacher having multicultural competence in the educational process. Based on the importance of teachers who are aware of the realities of Indonesian life. Especially for Islamic Religious Education teachers who internalize religious values to students. The Required teacher can carry out the learning process appropriate towards the reality of a multicultural nation because occasionally belief in religion was taken as an excuse to ignore cultural diversity and having exclusive on facing students. This study aims to describe and analyze the multicultural competence of Islam Education teachers and its scope. The study focused on the Forum on Islam Education Subject Teacher for junior high school in Mojokerto regency. The research uses the phenomenological method, it means teacher awareness of diversity, needs multicultural competence. The research states, first, in the context of multicultural life and diversity of students, craved Islam education teachers who have a knowledge base, multicultural, professional, social, and leadership competencies. Second, the scope of multicultural competence can be classified into aspects; positive attitudes, the basis of multicultural understanding, pedagogical skills, and leadership competencyKeywords: Multicultural Competence, Islamic Education Teacher
Susu merupakan bahan minuman yang mempunyai kandungan gizitinggi tetapi rentan terhadap bakteri sehingga tidak tahan lama danmudah rusak (kadaluarsa). Oleh karena itu, perlu adanya pengolahansusu untuk mengoptimalkan kualitas dan ketahanan susu, yang disebutproses pasteurisasi atau mengurangi kadar air pada susu disebut dengansusu kental.Pada penelitian ini dilakukan penelitian proses penurunan kadar air susu(±27%) hingga menjadi susu kental dengan metode kendali logikafuzzy. Metode kendali logika fuzzy digunakan untuk mengontrolkestabilan temperatur yang digunakan untuk memanaskan susu padatemperatur konstan 80 ºC secara otomatis dengan masukan setpointtemperatur sesuai persyaratan pengolahan susu hingga dicapai kadar airsusu menjadi ≤ 40% (susu kental). Sumber pemanas menggunakanactuator kompor listrik yang dibantu dengan sistem evaporasi vacumdengan setpoint antara (800- - 900)C,Hasil pengujian produk prototype diperoleh nilai optimasi waktu terbaik= 6 jam, (%) kadar air = 27% dengan tekstur hasil bahan uji terbaikberwarna coklat kekuningaan.
Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan, menganalisa dan menginterpretasi tentang (1) dimensi dimensi pendidikan diversitas yang berhubungan dengan pembentukan kepribadian multikultural santri di SMP Plus dan MA Plus Pesantren Al Mashduqiah (2) Cara atau strategi yang digunakan dalam pembentukan kepribadian melalui pendidikan diversitas di SMP Plus dan MA Plus Pesantren Al Mashduqiah, dan (3) Model pendekatan pendidikan diversitas dalam pembentukan kepribadian multikultural di SMP Plus dan MA Plus Pesantren Al Mashduqiah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis single case embedded. Pendekatan dengan jenis single case embedded dipilih karena kasus dalam penelitian yang ada adalah kasus yang unik dibanding lembaga yang ada di Kabupaten Probolinggo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi diversitas yang ada di SMP Plus Al-Mashduqiah adalah (a) gender (jenis kelamin) (b) sosio ekonomi (c) bahasa (d) asal daerah. (2) Dimensi diversitas yang ada di MA Plus Al-Mashduqiah adalah (a) gender (b) sosial ekonomi (c) bahasa (d) lokasi geografis atau letak asal daerah.Kata kunci: dimensi, diversitas, kepribadian, multikultural, pembentukan This research was conducted to explain, analyze and interpret about (1) dimensions of diversity education dimensions related to the formation of students' multicultural personality in SMP Plus and MA Plus Pesantren Al Mashduqiah (2) Ways or strategies used in the formation of personality through diversity education in SMP Plus and MA Plus Pesantren Al Mashduqiah, and (3) Models of diversity education approaches in the formation of multicultural personality in SMP Plus and MA Plus Pesantren Al Mashduqiah. This study uses a qualitative approach with a single case embedded type. The single case embedded approach was chosen because the case in the existing research is a unique case compared to the existing institutions in Probolinggo District. The results showed that the dimensions of diversity in SMP Plus Al-Mashduqiah were (a) gender (sex) (b) socio-economic (c) language (d) of regional origin. (2) Dimensions of diversity in MA Plus Al-Mashduqiah are (a) gender (b) socioeconomic (c) language (d) geographical location or location of origin.Keywords: dimensions, diversity, personality, multiculturalism, formation
In the history of Indonesian, education policy has always been dynamic. Before independence until the reform era of education policy can not be separated from the political system. We know that education policy as part of education policy is a political product. Political configuration in every era of state political leadership has always changed according to the political wind and the configuration of political rulers. However, forces outside the governance system, such as educational community groups, will give color to the education system. When the political system demands the centralization of power, the education system will also concentrate on a centralized government. With the flow of reforms, it has spawned many changes in the education system. Several articles, even the law which, according to the public, lack attention to the aspect of education itself, are sued to the Constitutional Court. Along with the policy of regional autonomy, education policy must be able to adjust to the development of society in autonomous regions. This necessarily requires the creativity of leaders in the region in terms of promoting education in the region in accordance with the aspirations of the community.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis spirit toleransi yang dikembangkan FKUB melalui Pendidikan Agama Islam Multikultural guna mengembangkan kerukunan umat beragama pada masyarakat Tengger. Penelitian ini dilakukan di masyarakat muslim Tengger tepatnya di Desa Sukapura dan Desa Krucil Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus, dengan metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan dari penelitian ini adalah jajaran FKUB yang merupakan salah satu penggiat toleransi di Kabupaten Probolinggo.Hasil penelitian ini adalah spirit toleransi yang dikembangkan FKUB dan tokoh agama setempat melalui Pendidikan Agama Islam Multikultural guna mengembangkan kerukunan umat beragama telah membawa dampak positif. Masyarakat Tengger yang tinggal di Desa Sukapura dan Desa Krucil mampu hidup berdampingan dengan damai. Nilai-nilai toleransi tersebut adalah saling menghormati, kebebasan beragama, menerima keberadaan orang lain dan berpikir positif. Pada proses implementasinya, proses penanaman spirit toleransi kepada masyarakat Muslim dilakukan melalui kegiatan keagamaan seperti suroan, istighosah, pengajian umum, kegaiatan mauludan dan kegiatan tahlil. Pada kegiatan-kegiatan tersebut, nilai toleransi tersebut diimplikasikan melalui pemberian pemahaman dan pengetahuan terkait pentingnya spirit toleransi (tolerance knowing), untuk selanjutnya masyarakat muslim akan bisa merasakan “rasa” dari pentingnya toleransi dalam kehidupan masyarakat (tolerance feeling) dan pada akhirnya bisa hidup berdampingan dengan orang lain dalam masyarakat sehingga terciptalah kerukunan umat beragama (tolerance action).
Fiber metal laminates or commonly known as fiber metal laminates (FML) are composite structures made by combining 2 layers of material as the outer layer with the core material. The outer layer of this composite is called the laminate. Generally, laminated composites are produced by joining techniques under solid-state conditions, such as diffusion bonding, extrusion, friction-stir welding, and roller welding. In this study, glass fiber composites with aluminum lamination were made using the vacuum assisted resin infusion (VARI) method, using epoxy resin. The surface treatment of the aluminum laminate was carried out with the direction of roughing at certain angles and variations of the surface roughening of the laminate to test the mechanical bonding between the composite and the laminate. Mechanical bonding testing using three-point bending test method (three-point bending) and buckling test. The expected result is that by surface treatment on aluminum laminate, the best mechanical bonding to composites with glass fiber is obtained. The TKT to be achieved from this research is TKT level 3, which is an analytical study that supports the prediction of the performance of the effect of the bonding surface treatment on the mechanical properties of glass fiber composites with aluminum lamination.
Komposit SINIROL merupakan komposit berbahan serat sisal matriksnya nilon dan gliserol, yang diperoleh dari perbandingan komposisi kompositnya. SINIROL ini diharapkan dapat bermanfaat dan diaplikasikan sebaga material baru sebagai bahan alternatif, seperti gibsum sebagai penyangga tulang patah, polimer sintetis sebagai pelindung kepala, dan juga bisa difungsikan guna peralatan-peralatan kedokteran yang lain. Dalam metode penelitian ini komposisi komposit SINIROL dengan serat sisal sebesar 20%, 30%, dan 40% (m/v), dalam continues undirectional. Dengan perbandingan Nilon Termoplastik (gr) dan gliserol (mL) sebesar (1:0,3). Mesin uji impak Impact Tester (Hung-Ta) dengan spesimen impak ASTM D6110-10 dan uji tekan menggunakan Universal Testing Machine (UTM WDW-20) dengan spesimen tekan ASTM D695-15. Dari hasil penelitian diperoleh kekuatan Impak dan tekan tertinggi komposit SINIROL pada komposisi sisal 30% masing-masing besarnya 0,954 Joule/mm2 dan 104,16 N/mm2 , sedangkan pada komposisi persentase yang lain mengalami penurunan kekuatan. Hal ini menunjukan bahwa dengan bertambahnya serat sisal maka kekuatan impak dan kekuatan tekannya meningkat, akan tetapi jika melampaui nilai optimunya, kekuatannya menurun.Penurunan tersebut disebabkan ikatan antara matriks dan fillernya yang rendah serta dimungkinkan terjadinya mikroporositas disebabkan residual stress. Dapat disimpulkan bahwa penambahan serat sisal berpengaruh terhadap kekuatan impak dan kekuatan tekan komposit SINIROL. . Kata Kunci: Gliserol, Kekuatan Impak, Kekuatan Tekan, Nilon Termoplastik, Serat Agave Sisal
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.