ABSTRAKHarjo Lestari Integrated Farm adalah peternakan domba dan kambing dengan salah satu unit usahanya adalah produksi susu kambing perah. Unit usaha berdiri saat pandemi Covid-19 dengan memanfaatkan permintaan susu yang meningkat. Susu dihasilkan dari jenis kambing yang berbeda. Seiring waktu permintaan susu menurun dan berpengaruh pada rendahnya produksi susu kambing pasteurisasi karena hasil pemerahan susu sebagian digunakan sebagai pakan cempe sehingga menjadi pertimbangan unit usaha untuk menata kembali jenis kambing yang sama agar mendongkrak produksi susu dan menghasilkan kualitas susu yang sama. Identifikasi faktor internal dan eksternal untuk mengetahui keadaan dan kendala unit usaha tersebut diharapkan dapat teratasi dan menjadi gambaran pembentukan rekomendasi strategi pengembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kelayakan finansial; (2) sensitivitas biaya variabel; dan (3) strategi pengembangan unit usaha susu kambing pasteurisasi. Metode penentuan daerah menggunakan purposive method. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dan metode analitik. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumen. Analisis data berdasarkan analisis kelayakan finansial dan analisis sensitivitas serta analisis SWOT. Hasil penelitian (1) nilai NPV positif sebesar Rp89.464.840, Net B/C sebesar 3,59, IRR sebesar 60%, payback period selama 1 tahun 10 bulan 4 hari. (2) Unit usaha susu kambing pasteurisasi tidak sensitif terhadap kenaikan harga BBM sebesar 30%. (3) Perhitungan analisis SWOT didapatkan dari nilai IFAS sebesar 2,6 dan nilai EFAS sebesar 2,9 berada pada posisi white area. Sehingga unit usaha susu kambing pasteurisasi Harjo Lestari Integrated Farm pasca pandemi Covid-19 secara finansial masih layak untuk dijalankan dan strategi pengembangan yang dapat diterapkan adalah Strength-Opportunities (SO).