This study is aimed at describing the supply chain management of coffee commodity and the role of each of its elements. This study based on the ineffectiveness and inefficiency of coffee commodity business management which involves some elements that caused supply chain for the commodity has not been formed according to the expectation which in turn required a supply chain management able to fix the problem. The supply chain management is described qualitatively using supply chain basic model supported by integrated concepts of supply chain relationship, supply chain configuration, and supply chain coordination. The result of the study reveals that the supply chain management in coffee commodities includes suppliers, gatherers/manufacturers, exporters, and consumers. The distributors play the main role in determining product standards. The relationships between each of supply chain elements have been well established, utilized to distribute the products, and used as a feedback medium if there is a change in quality standards required in accordance with the needs of consumers. To ensure the sustainability of business activities in the supply chain, mutual commitment among the supply chain elements is required especially when it comes to determining the product quality standards and quantity.
Key resources yang membantu untuk menjalankan kegiatan tadi tentunya tidak hanya alat produksi dan sumber daya manusia saja tentunya bagian marketing dan creative desain atau baker yang menghias topping yang harus dilatih lagi kemampuan desainnya untuk bisa membuat bentuk donat semenarik mungkin untuk menjadi daya tarik konsumen dengan produk baru PD DMC. 7. Key activities Untuk elemen key activities dengan ditambahnya kegiatan lain seperti tentunya yang menjadi aktivitas kunci adalah bagian produksi (baker) dan bagian topping atau menghias donat yang menggambarkan kreasi dan karakter yang sesungguhnya. Tetapi harus benar-benar dipatuhi SOP ,desain topping. Agar menjadi daya Tarik tersendiri, desainer topping harus selalu di latih kemampuan mendesainnya agar skillnya bertambah, selain itu harus didukung oleh aktifitas kunci lainnya seperti pengawasan oleh manajemen secara menyeluruh dan pemeliharaan sarana & prasarana agar perusahaan agar inovasi di PD DMC dapat berjalan dengan baik. 8. Key partnership Pada Key partnership yang awalnya hanya pemasok bahan baku sekarang diperluas dengan menggandeng GOJEK/GOFOOD, dan komunitas pecinta kuliner yang menjadi bagian dari Key Parterntship karena untuk memasarkan dan melayani pelanggan delivery order cukup dengan aplikasi GOJEK maka pelanggan dapat memesan seduai keinginan pelanggan, selain itu bekerja sama dengan komunitas pecinta kuliner akan membuat desain pada produk donat hias PD DMC berkembang seiring dengan trend saat ini, dengan ditambahkannya 2 elemen ini maka akan meningkatkan penjualan dari donat PD DMC. 9. Cost structure Dengan meningkatkan Key Partnership, Key Activities dan Key Resource tentunya biaya produksi perushaan seperti biaya bahan baku, biaya gaji karyawan dan biaya pemeliharaan, tentunya akan bertambah lagi biaya lainnya Biaya yang akan bertambah diantaranya, biaya pemasaran/Iklan.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang rantai nilai komoditas kopi serta nilai tambah terhadap pengolahan kopi di kabupaten Garut. Model yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah model rantai nilai (Value chain) yang digunakan untuk merancang rantai nilai distribusi kopi serta nilai tambah yang ada pada rantai nilai tersebut. Untuk mengelola menjadi gabah dan green bean pengumpul mendapatkan bahan baku dari petani, diolah menjadi gabah atau green bean kemudian dipasarkan ke kaffe, pedagang besar dan eksportir. Dari bahan baku cherri sebesar 1000 kg ada limbah yang dapat dimanfaatkan yaitu dari proses pulper berupa kulit buah kopi dan kulit tanduk yang akan menjadi bahan baku pupuk, pakan ternak, arang dan teh, untuk menjadi hasil produksi yang didapat jika kapasitas produksi sebanyak 1000 kg maka akan menjadi gabah 350 kg dan menjadi green bean 130 kg sehingga margin dan nilai tambah yang didapat dari pengolahan tersebut total keseluruhan adalah Rp. 1.990.000 untuk pengolahan cherri sebanyak 1000 kg menjadi gabah, Rp.750.000 dari cherri 1000 kg menjadi green bean dan 1.250.000 dari cherri 1500 kg untuk menjadi green bean.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan serta merumuskan dan merencanakan strategi pengembangan usaha kain tenun sutra di pabrik sutra Tiga Putra dalam upaya memperoleh banyak relasi bisnis dan menambah nilai profitabilitas bagi perusahaan. Didalam penelitian ini metodologi yang digunakan dalam perencanaan strategi pengembangan usaha ini yaitu dengan pendekatan metode Balanced Scorecard (BSC), metode balanced scorecard pada awalnya diciptakan untuk mengatasi problem tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja yang berfokus pada aspek keuangan, selanjutnya balanced scorecard mengalami perkembangan implementasinya bukan hanya sebagai alat pengukur kinerja namun meluas sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana stratejik (Mulyadi, 2001). Sehingga hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa penggunaan model Balanced Scorecard (BSC) dapat dilakukan untuk merencanakan dan merumuskan strategi pengembangan usaha kain tenun sutra dengan tidak melupakan kapasitas dari perusahaan itu sendiri.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.