Perkembangan teknologi informasi telah diadopsi di berbagai bidang tidak terkecuali dunia pendidikan dalam bentuk e-learning. Universitas Halu Oleo (UHO) mendorong terlaksananya sistem pembelajaran berbasis online. Berbagai kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis (bimtek) e-learning dilakukan namun tidak memberikan dampak yang signifikan. Kondisi ini terjadi dikarenakan keterbatasan waktu serta tidak adanya pendampingan pasca pelatihan dan bimtek. Dengan menggunakan metode pendekatan kemitraan melalui pelatihan dan pendampingan, kegiatan ini bermitra dengan perwakilan dosen dari setiap jurusan/program studi lingkup Fisip UHO. Kurangnya minat dan kemampuan dalam menggunakan kelas virtual baik dari segi pengelolaan dan desain tampilan kelas virtual hingga pengisian konten menjadi masalah prioritas yang dialami mitra. Hasil kegiatan menunjukkan perubahan pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan web blog yang terkoneksi dengan blog dosen UHO di lecture.uho.ac.id. Dosen yang mengikuti kegiatan pengabdian ini telah memanfaatkan kelas virtual blog dosen dalam beberapa mata kuliah baik sebagai sarana berbagi materi maupun tugas kuliah. Melalui pengabdian ini, telah ada sembilan web blog yang bisa menjadi blog dosen percontohan dari jurusan/Prodi lingkup Fisip dan bisa digunakan untuk menunjang akreditasi. Tidak hanya itu, tim pengabdian juga menyediakan ruang komunikasi bagi mitra dan tim untuk memastikan kelas virtual terus aktif dan produktif sebagai bentuk kegiatan pendampingan melalui grup WhatsApp.
Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan gerakan literasi dasar sekolah untuk menumbuhkan minat membaca siswa di SD Negeri 6 Lawa Kab. Muna Barat dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program gerakan literasi sekolah.Penelitian ini menggunakan Konsep gerakan literasi sekolah(Mulyo Teguh 2017). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan Guru, Pengelolah Perpustakaan, dan Siswa. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari 2022 hingga April 2022.Data dalam penelitian diperoleh melaluli observasi dan wawancara. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwapada penerapan gerakan literasi dasar sekolah di SD Negeri 6 Lawa Kab. Muna Barat ada beberapa tahapan yang dilakukan yaitu tahap pembiasaan melakukan kegiatan membaca pagi atau biasa di sebut dengan reading morningdilakukan selama kurang lebih 15 menit, dan tahap kedua yaitu tahap pengembangan melakukan kegiatan membaca buku dengan nyaring, membaca dalam hati dan membaca bersama atau biasa disebut dengan shared reading dan dilakukan selama kurang lebih 15 menit, dan tahap ketiga yaitu tahap pembelajaran melakukan kegiatan literasi pembelajaran dimana guru memberikan buku pengayaan dan buku non pelajaran, dan dilakukan selama kurang lebih 15 menit.
Komunitas nelayan adalah kelompok masyarakat yang hidup di daerah pesisir. Streotipe yang melekat pada mereka adalah kelompok yang minim dalam peningaktan Sumber Daya Manusia (SDM). Pada konteks penghasilan, komunitas nelayan memiliki pendapatan yang dapat digolongkan dalam kelompok masyarakat sejahtera. Namun, kurangnya SDM membuat kelompok ini tidak mampu mengelola keuangan secara baik. Olehnya itu, dipandang perlu melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan mengusung konsep pemberdayaan komunitas nelayan melalui pemanfaatan Lembaga Ekonomi Kerakyatan. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pemahaman komunitas nelayan dalam pengeloaan keuangan dan pentingnya lembaga ekonomi kerakyatan dalam peningkatan kesejahteraan. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Bajo Indah, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe. Dalam upaya pemecahan masalah komunitas nelayan, maka digunakan metode Focus Goup Discussion (FGD) atau diskusi kelompok terarah untuk mengetahui permasalah serta penanganan atau penemuan solusi secara bersama. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yakni; Kesepakatan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mengikuti kelas belajar informal; Meningkatnya pemahaman komunitas nelayan terhadap tata kelola kuangan rumah tangga; Komunitas nelayan secara bersama-sama menentukan potensi resource, pemanfaatanya, serta pengelolaannya; Komunitas nelayan dan pemerintah desa sepakat membentuk koperasi desa yang bersumber dari dana ADD.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi upaya aktor penggerak pada komuitas petani transmigran UPT. Arongo dalam memberdayakan komunitasnya. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dan informasi yang dibutuhkan dikumpulkan melalui tiga teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara mendalam serta rekaman arsip. Observasi dilalukan untuk Mengidentifikasi siapa saja para tokoh lokal (local hero) yang terlibat berperan dalam pemberdayaan masyarakat setempat, wawancara mendalam dilakukan untuk mengidentifikasi upaya-upaya yang dilakukan para tokoh lokal/aktor penggerak untuk memberdayakan anggota komunitanya. Dan Rekaman arsip, dilakukan untuk menelusuri data-data yang telah tersedia seputar pelaksanaan program transmigrasi serta informasi dan berita yang memuat kehidupan masyarakat UPT. Arongo, misalnya peta lokasi pelaksanaan program, peserta/anggota program, gerakan dan kegiatan yang dilakukan warga setempat, dan seluruh telaah arsip tersebut bertujuan untuk memahami setiap proses yang berjalan pada lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan dapat diidentifikasi beberapa tokoh masyarakat setempat yang tampil sebagai figur-figur pemberi inisiatif dan pembawa perubahan di tengah masyarakat. dari berbagai aspek seperti aspek agama, pendidikan keluarga dan anak, pengetahuan seputar pertanian, kebudayaan dan kesenian serta pemberdayaan pada aspek kelembagaan, kelompok petani dan gerakan petani. Upaya aktor penggerak pada komunitas petani transmigran UPT. Arongo dalam memberdayakan komunitasnya telah menyasar dalam berbagai dimensi pemberdayaan yaitu dimensi proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih besar, telah membangun psikologis masyarakat petani yaitu rasa percaya diri, dan mampu mengendalikan diri dan orang lain, serta melibatkan upaya-upaya kolektif dari petani tersebut untuk memperoleh hak-hak yang seharusnya mereka dapatkan.
Keterbatasan tenaga pustakawan diberbagai perpustakaan khususnya di perpustakaan sekolah mendorong lahirnya guru pustakawan. SMAN 10 Kendari, salah satu perpustakaan sekolah yang menggunakan guru sebagai tenaga pustakawannya. Menarik kemudian bagaimana seorang guru yang tidak dibantu oleh pustakawan profesional mampu mengelola dan mengembangkan perpustakaannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menemukan sebuah model pengembangan perpustakaan yang dilakukan oleh guru pustakawan. Menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, data penelitian dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan model pengembangan perpustakaan yang dilakukan oleh guru pustakawan pertama melalui suport system sekolah dalam bentuk kebijakan pengembangan perpustakaan. Kedua, pengembangan standar diri guru pustakawan yang dilakukan secara formal dan nonformal melalui pelatihan, magang, workshop pengelolaan perpustakaan. Ketiga kolaborasi layanan perpustakaan dengan memberdayakan OSIS, PMI dan guru piket serta menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain. Keempat, perpustakaan kejujuran untuk membentuk pemustaka yang mampu memenuhi kebutuhan informasinya sendiri baik melalui layanan perpustakaan secara langsung maupun pencarian informasi digital.
The covid-19 pandemic has changed the pattern of learning and information tracing in the world of education. This condition becomes a challenge for academics amid various limitations and new habits. In addition to the problem of online learning, currently, students are also faced with difficulties in finding and accessing references to support online learning given the limitations of library services that have not provided loans and reading services online. This condition is faced by the partner of the service program, namely students of Fisip UHO. Problems faced by partners, first limited knowledge in access ebook services and open access e-journal. Second, the ability to use Mendeley as a means of citation scientific work. Solving the problem is done through ebook access training, e-journal and the use of Mendeley continued with the practice of finding open access reference sources and doing the citation independently in Mendeley The results showed significant changes in knowledge and skills for access to ebooks and e-journal services as well as Mendeley. There are only 60% of partners understand ebook access, 64% understand e-journal access, and there are 33.3% of partners who ady understand using Mendeley. This percentage value was obtained through the distribution of questionnaires before the training activities to 22 participants. After the training was carried out there was a change of one part to 100% of partners already understunderstooding ebook and e-journal services, but only 93.8% were able to use Mendeley.
Political practice of students in the 2019 simultaneous elections formed by mobilization carried out by candidates for legislative members from various electoral districts together with the winning team and from the party's elite forms a stimulus so that student political participation is deliberately formed according to the political wishes of the legislative members who carry out mobilization. Mobilization results in political participation arising from students no longer based on conscience. This study aims to Political Participation of Students in 2019 Simultaneous Elections. This study uses a qualitative method. Qualitative research is aimed at describing and analyzing phenomena, events, social activities, attitudes, beliefs, perceptions and human thoughts individually or in groups. The results showed that the students' political practice in the 2019 simultaneous elections formed by the mobilization carried out by legislative candidates from various electoral districts together with the winning teams and from the party's elite formed a stimulus so that student political participation was formed in accordance with the political desires of legislative members who mobilize. Mobilization results in political participation arising from students no longer based on conscience.
Penelitian ini menganalisis proses sirkulasi/seleksi kepemimpinan di internal Partai Golkar melalui Musyawarah Daerah (Musda) di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009. Penelitian ini berangkat dari tuntutan partai politik sebagai ‘roh’ demokrasi agar dapat berdemokrasi dari dalam terlebih dahulu. Sebab, bagaimana mungkin sebuah partai politik dapat mengawal demokrasi jika mereka sendiri tidak demokratis terlebih dahulu. Partai Golkar kemudian dianggap lebih menarik untuk dikaji karena Golkar merupakan salah satu contoh partai besar yang telah melakukan transformasi dari dalam menuju kearah yang lebih demokratis dalam hal seleksi kepemimpinan partai. Penelitian ini melihat terlebih dahulu bagaimana pola seleksi kepemimpinan Golkar di era Orde Baru kemudian membandingkan dengan Golkar Era reformasi, lalu setelah itu barulah dilihat seleksi kepemimpinan Golkar di tingkat daerah dalam hal ini Partai Golkar di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kerangka yang digunakan untuk memahami lebih dalam proses seleksi kepemimpinan partai Golkar adalah Intra-Party Democracy. Malalui kerangka Intra-Party Democracy, Susan Scarrow memberikan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang menentukan sejauh mana proses demokratisasi itu berjalan. Seperti, siapa yang dipilih, siapa yang memilih dan bagaimana mekanisme pemilihan?Menggunakan kerangka analisis Intra-Party Democracy dan pendekatan kualitatif, penelitian ini menemukan beberapa temuan. Pertama, secara procedural proses seleksi kepemimpinan partai Golkar melalui Musda 2009 berjalan demokratis. Mekanisme-mekanisme partai yang menjadi aturan main dalam Musda dilaksanakan dengan baik oleh para kandidat dalam hal ini Gandung Pardiman dan Rahmad Pribadi serta para pemegang hak suara. Kedua, kemenangan Gandung Pardiman dengan meraih suara dominan dalam Musda tidak terlepas dari pengalaman organisasi politisi senior tersebut serta kekuatan finansial. Ketiga, penelitian ini menemukan adanya indikasi praktek money politic serta factor kedekatan dengan Sultan Hamengkubuwono X sebagai sesepuh internal Golkar. Selain factor prestasi dan pengalaman tidak bisa dipungkiri kemudian adanya praktek money politic dalam bentuk Club Goods.Namun,kemenangan Gandung Pardiman sebagai sosok politisi senior dan juga pengaruh Sultan ternyata tidak mampu untuk mengangkat suara Golkar DIY dalam kontestasi politik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.