AbstrakPemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah belajar matematika. Kenyataannya, di SD, pembelajaran matematika yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah belum mendapat banyak perhatian dari guru-guru. Kurangnya perhatian guru terhadap pengembangan kemampuan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran matematika mengakibatkan siswa kurang memiliki kemampuan pemecahan masalah. Kekurangan masalah non-rutin dalam buku sumber (teks) menjadi salah satu penyebabnya, selain itu guru terbiasa mengadopsi soal-soal yang terdapat pada buku sumber.Selain itu, pendekatan abstrak dengan metode ceramah dan pemberian tugas sangatlah dominan dari setiap kegiatan pembelajaran matematika di SD. Diperlukan pembelajaran yang mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, dan pemikiran yang kreatif serta lebih menekankan pada pengalaman dan keterlibatan siswa secara aktif dalam pemecahan masalah. Salah satu pembelajaran yang bisa dilakukan yaitu dengan menerapkan pendekatan pendidikan matematika realistik.
<p>Abstrak </p><p>Belajar menuntut peran serta semua pihak. Pengetahuan bukan sesuatu yang diserap secara pasif oleh siswa, melainkan sesuatu yang ditemukan, dibangun, dan dikembangkan secara aktif oleh siswa dengan mengalami dan mengerjakanya dalam proses masuk ke dunia nyata secara terus‐menerus, karena siswa di kelas tidak dalam keadaan kosong, tetapi memiliki pengetahuan dari pengalaman yang telah diperoleh sebelumnya. Pembelajaran terjadi ketika siswa memadukan pengetahuan dan keterampilan baru ke dalam pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya. Dalam pembelajaran matematika pun, untuk mempelajari materi matematika yang baru, pengalaman belajar yang lalu (konsepsi awal) sebagai pengetahuan prasyarat dari siswa akan mempengaruhi terjadinya proses belajar matematika tersebut. Guru bertugas sebagai fasilitator yang menciptakan kondisi dan sistuasi agar proses belajar dapat berlangsung efektif. Oleh karena itu, guru perlu mengupayakan inovasi dalam proses pembelajaran sehingga siswa terlibat penuh secara aktif dalam belajar dan dapat membangun pengetahuannya sendiri sehingga pengetahuan yang didapat lebih bermakna dan selalu diingat, mengingat pentingnya matematika sebagai ilmu dan bagi kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran matematika di SD. Pembelajaran berdasarkan pendekatan konstruktivisme meliputi empat tahap, yaitu : (1) tahap persepsi, (2) tahap eksplorasi, (3) tahap diskusi dan penjelasan konsep, dan (4) tahap pengembangan dan aplikasi konsep. Beberapa penelitian yang relevan menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme terbukti efektif meningkatkan hasil belajar matematika siswa SD</p><p>Kata Kunci: Pembelajaran matematika, pendekatan konstruktivisme, hasil belajar matematika</p>
This study investigates the effects of multiliteration learning models on the ecological literacy abilities of elementary school students and discovers how students describe their experiences in such learning. This research uses explanatory sequential design which is part of the mix method. The use of explanatory sequential design allows the collection of quantitative and qualitative data that serve as corroborating evidence to answer two research questions: how are students’ ecological literacy skills between students who learn to use multiliteration learning models and students who learn to use traditional models? How can the experience gained by students learning with multiliteration models be useful to improve their ecological literacy skills? Quantitative results indicate that the use of multiliteration learning models has a significant effect on increasing the ecological literacy abilities of elementary school students. Then the qualitative findings from this study are students are of the view that the learning experience experienced can strengthen and enhance their knowledge making it easier for them to solve problems faced, students find it easy to find information because learning allows them to access information from various sources both print and electronic media, and learning experiences using multiliteration models help students realize that humans must protect nature / the environment well.
Masalah dalam penelitian ini didasarkan pada temuan adanya realitas kondisi kehidupan manusia yang telah terjebak dalam paradigma pembangunan yang keliru (maldevelopment), sehingga memandang alam sebagai objek, mekanistis, terpecah-pecah, dan terpisah dari manusia sehingga mudah didominasi dan dieksploitasi. Atas dasar pemikiran tersebut, diperlukan solusi nyata sebagai upaya membangun sikap kritis dan kepedulian dalam memahami berbagai fenomena kehidupan yang merugikan lingkungan hidup. Oleh sebab itu, pendidikan ekologis sangat dibutuhkan demi mengasah sensibilitas ekologis serta menumbuhkan kesadaran akan keberadaan lingkungan hidup sebagai bagian dari ekosistem yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Upaya untuk mewujudkan kondisi tersebut diawali dari merekayasa model pendidikan yang tepat, salah satunya adalah model multiliterasi berbasis ecopedagogy approach.
The aim of this research was to examine the effect of learning application of SQRQCQ problem solving with children's literature toward the reading comprehension skills of elementary school students. This research involved 105 fifth grade students in three intact classes in Bandung. The quasi-experimental research with control class without pre-test was done, but previously prior math knowledge test was conducted to find out the equality of each class ability and grouping them into high, medium, and low. The research data was obtained from test on the prior knowledge in math and written post-test based on two mathematical texts, and each text contain four questions. Data were analyzed using oneway ANOVA and two-way ANOVA. The results from the research show that 1) the learning of SQRQCQ problem solving with children's literature leads to higher effect on the achievement of mathematical reading comprehension skill if compared to both student groups getting other learning, 2) students with high prior math knowledge has higher mathematical reading comprehension skill if compared to two other level of prior knowledge, and 3) there is no interaction effects between the learning done and prior knowledge on the mathematical reading comprehension skill. The research recommended that SQRQCQ problem solving learning with children's literature can be used on mathematics learning in elementary school in order to supporting mathematical reading comprehension skill.
Tujuan penelitian yaitu mengeksplorasi tantangan dan kesiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika secara daring dilihat dari dimensi-dimensi pedagogik dan melihat upaya guru dalam mengembangkan pembelajaran matematika secara daring. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi eksplorasi. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Subjek penelitian yaitu orang tua/wali siswa dan guru yang melaksanakan pembelajaran matematika secara daring. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Instrumen yang digunakan sudah divalidasi oleh ahli dan nilai validasi yaitu 0,803 yang mengindikasikan sangat valid. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan analisis model Bogdan & Biklen. Hasil temuan menunjukkan bahwa tantangan dalam pembelajaran matematika secara daring yaitu peningkatan literasi digital, fasilitas belajar, pengembangan karakter, dan evaluasi pembelajaran. Namun yang menjadi sorotan yaitu literasi digital. Hal ini menjadi faktor yang sangat penting dalam menjawab tantangan pada pembelajaran secara daring. Melihat hal tersebut, guru belum cukup siap dalam melaksanakan pembelajaran secara daring. Kemudian, upaya-upaya yang bisa dilakukan oleh guru dalam meningkatkan pembelajaran matematika berbasis daring yaitu pada segi pemahaman, guru perlu meningkatkan literasi teknologi, inovasi perencanaan pembelajaran dan perkembangan belajar. Sementara pada segi pelaksanaan guru perlu meningkatkan komunikasi, bimbingan, pendekatan menggunakan media teknologi dan kerjasama dengan orangtua pada proses pembelajaran.
This study is motivated by the students' poor understanding when studying science. This research aims to improve the understanding and motivation of students studying science while learning. The method used in this study is an experimental method for 40 elementary school students in Skalame 1 in the Leles district of Garut Regency, West Java. Research results show that augmented reality in scientific teaching materials can improve the understanding and learning motivation of elementary school students. Augmented reality has a positive effect on the student's enthusiasm for science learning, as the learning skills are so much fun that the student does not get bored while studying the material.
Literacy skills of Indonesian students in every level are still low compared to other ASIAN countries. To overcome this problem, Indonesian government has developed many programs in improving literacy skills. However, the program has not given significant result since it is only done in formal school. Whereas current studies show that children developed the embryonic knowledge that leads to official literacy skills in their early childhood period at home and Early Childhood Education centre long before they enter formal school. Therefore, it is needed comprehend studies of early literacy development program in Indonesian setting involving the family and society to improve the literacy skills of the children. Therefore, this study describes strategies to strengthen literacy practices for children at home setting and society in one of Indonesian villages through Participatory Action Research (PAR) method. Focus group discussion (FGD) which involved 30 parents, 3 kindergarten teachers and 3 childrens as participants becomes the main technique in gathering the data. In addition, interview was also conducted to get deeper information from particular participant. Furthermore, based on FGD, there are some factors that could strengthening literacy practices for the children such as, good library facilities, varied and sustainable library programs, improving parents’ skills on literacy stimulation techniques for children and providing literacy community at rural area level. Moreover, as a result of FGD activities, the participants and facilitators developed a program called “Pohon Literasi (Literacy Tree).” Then, this program was implemented in three cycles. Each cycle took one week period of implementation. In conclusion, this program could increase reading interest of children and family members.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.