Bahasa dapat di definisikan sebagai kode yang di terima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui penggunaan simbol- simbol yang dikehendaki, dan kombinasi simbol simbol yang diatur oleh ketentuan. Bahasa juga mencakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pengertian. Bercerita suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyampaikan suatu pesan, informasi/ sebuah dongeng belaka yang bisa dilakukan secara lisan/ tertulis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan Bahasa AUD memalui metode bercerita. Dengan menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi litelatur atau studi deskriptif analisis. Dengan mengumpulkan data bahwa bercerita mampu meningkatkan Bahasa anak, dengan menggunakan media yang tepat dan baik untuk AUD.
The background of this research by cognitive development are not optimal. This problem occurs in group A Perwari 1 Tasikmalaya kindergarten school year 2016/2017, which are still children who are not able to recognize the concept of numbers, such as the familiar symbol number and connects the symbol number with the number of objects. One possible cause is the use of teaching methods that are less precise, and also the activities carried out in the form of an assignment on the Worksheet Kids (LKA) so that children do not learn directly through concrete objects. The purpose of this study is gain an overview of the increasing ability of the child to know the concept of numbers through the use flashcard media in the learning process. This study uses classroom action research (PTK) collaborative conducted in three cycles. Each cycle (cycle) consists of four stages, namely planning, implementation, observation and reflection stages. The subjects were children in group A kindergarten Perwari 1 consisting of 16 people. Nine people were boys and seven girls. Data collection techniques in this research through observation and documentation. The results of the study the first cycle, second cycle and third cycle showed an increase: 1) the ability of teachers to plan learning by using media flashcard to improve the child's ability to recognize the concept of number, 2) the ability of teachers in implementing the learning by using media flashcard to improve the child's ability to recognize the concept of number, and 3) the ability of the child to know the concept of numbers in kindergarten Perwari 1 increased from the start to the first cycle, the second cycle, and the cycle III, after their use flashcard media. The results showed that the use flashcard media can improve the ability of the child to know the concept of numbers especially children in group A kindergarten Perwari 1 Tasikmalaya. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan kognitif yang belum optimal. Permasalahan ini terjadi pada kelompok A TK Perwari 1 Tasikmalaya Tahun ajaran 2016/2017, diantaranya adalah masih ada anak yang tidak mampu mengenal konsep bilangan, seperti mengenal lambang bilangan dan menghubungkan lambang bilangan dengan sejumlah benda. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat, dan juga kegiatan yang dilaksanakan berupa penugasan pada Lembar Kerja Anak (LKA) sehingga anak tidak belajar langsung melalui benda kongkrit. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang meningkatnya kemampuan anak mengenal konsep bilangan melalui penggunaan media flashcard pada proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap putaran (siklus) terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah anak kelompok A TK Perwari 1 yang terdiri dari 16 orang. Sembilan orang anak laki-laki dan tujuh orang anak perempuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian siklus I, siklus II, dan siklus III menunjukan peningkatan: 1) kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran dengan menggunakan media flashcard untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal konsep bilangan, 2) kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media flashcard untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal konsep bilangan, dan 3) kemampuan anak mengenal konsep bilangan di TK Perwari 1 mengalami peningkatan dari mulai siklus I, siklus II, dan siklus III, setelah adanya penggunaan media flashcard. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media flashcard dapat meningkatkan kemampuan anak mengenal konsep bilangan khusunya anak kelompok A TK Perwari 1 Tasikmalaya.
This research is based on the magnitude of children's interest in smartphone until they ignore to study. Most children who play smartphone are only for watching videos and playing games which are attractive to them. Therefore, the researcher designed an educative game Android-based application so they can play smartphone by not ignoring the development of reading skill. The purpose of this research is to describe the design of development, appropriateness, and product testing.This research uses the Design Based Research (DBR) method developed by Reeves. Data collection is done by observation, expert judgment, and documentation techniques. The setting and subject of this research are 6 kindergarten children in group B Nyimas Oyoh Kindergarten and 2 children from the researcher’s home. The Educative game android-based application development uses Adobe Flash Player for the main software. After validating, phase I trial, revision, and phase II trial, this educative game is appropriate to be used to facilitate reading skill of children aged 5-6 years.The research produced product that is an educative game learning with Uvi in application installed at smartphone with a minimum version of Jelly Bean, and a guide book on educative game learning with Uvi. Penelitian ini dilatarbelakangi karena besarnya ketertarikan anak pada smartphone sehingga mengabaikan belajar. Kebanyakan anak yg bermain smartphone hanya untuk menonton video-video dan bermain permainan yang menarik bagi anak. Oleh karena itu, peneliti merancang educative game berbasis aplikasi android agar anak dapat bermain smartphone dengan tidak mengabaikan perkembangan keterampilan membacanya. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendeskripsikan rancangan pengembangan, kelayakan, dan uji coba produk. Penelitian ini menggunakan metode Design Based Research (DBR) yang dikembangkan oleh Reeves. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, expert judgment, dan dokumentasi. Setting dan subjek penelitian ini adalah 6 orang anak kelompok B TK Nyimas Oyoh dan 2 orang anak dari lingkungan rumah. Pengembangan Educative game berbasis aplikasi android ini menggunakan Adobe Flash Player sebagai software utamanya. Setelah melakukan validasi, uji coba tahap I, revisi, dan uji coba tahap II, educative game ini layak digunakan dalam memfasilitasi keterampilan membaca anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini menghasilkan produk berupa educative game belajar Bersama Uvi dalam bentuk aplikasi yang dapat digunakan di perangkat keras berupa smartphone dengan versi minimal Jelly Bean, dan buku panduan penggunaan educative game belajar bersama Uvi.
ABSTRAKkThis research is based on the facts in the field about the condition of early childhood education learning at currently that tendency is still using conventional learning. Learning to use still seem monotonous and have not been able to optimize aspects of child development in improving early childhood kinesthetic intelligence. Therefore, research was conducted to determine the contribution of movement and song learning in developing early childhood kinesthetic intelligence. This study used quasi-experimental methods Non-equivalent pre-test and post-test control group design. Data collection techniques conducted in this study using three techniques, namely structured observation, field notes, and documentation. Thee results showed that movement and song learning can provide contribute positively to improve kinesthetic intelligence early childhood significantly with a 95% confidence level.
This research aimed to improve the ability to recognize the symbol of number with playdough in Group A TK WijayaKusumah / Kartika XIX-26 Tawang District Tasikmalaya.This research was a classroom action research using Kemmis and Taggart model which was implemented in 3 cycles. The subjects of this study were 12 children of group A. Data collection techniques in this study were observation and documentation. Data analysis technique used was descriptive qualitative.The results showed that there was an increase in the ability to recognize the symbols of number through playdough media in the children of group A TK WijayaKusumah / Kartika XIX-26 Tawang Tasikmalaya. This was indicated by the increase of observation result of cycle I, cycle II, and cycle III. Prior to the implementation of the act, the child's ability to recognize the number symbol on the criteria developed very well is 3 children or with an average percentage of 27.8%. In the implementation of cycle I, the ability of children to recognize the symbol of numbers on the criteria developed very well increased to 4 children or with average percentage of 30.6%. In the implementation of cycle II, the ability of children to recognize the symbol of numbers on the criteria developed very well increased to 8 children or with an average percentage of 63.9%. In the implementation of cycle III, the ability of children to recognize the number symbol on the criteria developed very well increased significantly to 10 children or with an average percentage of 86.1%. Penilitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui media playdough pada anak kelompok A TK Wijaya Kusumah / Kartika XIX-26 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas menggunakan model Kemmis dan Taggart yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A yang berjumlah 12 anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui media playdough pada anak kelompok A TK Wijaya Kusumah / Kartika XIX-26 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil observasi siklus I, siklus II, dan siklus III. Sebelum dilaksanakan tindakan kemampuan anakmengenal lambing bilangan pada kriteria berkembang sangat baik rata-rata sebanyak 3 anak atau dengan rata-rata presentase 27,8%. Pada pelaksanaan siklus I, kemampuan anak mengenal lambing bilangan pada kriteria berkembang sangat baik meningkat menjadi 4 anakataudengan rata-rata presentase 30,6%. Pada pelaksanaansiklus II, kemampuan anak mengenal lambing bilangan pada kriteria berkembang sangat baik meningkat menjadi 8 anak atau dengan rata-rata presentase 63,9%. Pada pelaksanaan siklus III kemampuan anak mengenal lambing bilangan pada kriteria berkembang sangat baik meningkat signifikan menjadi 10 anak atau dengan rata-rata presentase 86,1%.
The environment is one of the factors that have high leverage in the development of language and children's character. Because with the environment children are able to carry out their routines well without experiencing any difficulties, especially in communicating. Similarly, the stimulus provided also affects the success of the child's character. character of early childhood, because siring with every good stimulus given to children it will also produce good character as well. The environment itself is divided into three parts, namely, the family environment, the school environment and the community environment. The research method used is library research.
Banyak kasus-kasus kenakalan bahkan kejahatan dikaitkan dengan isu degradasi karakter. Pemerintah mengupayakan hal tersebut dengan mulai berfokus pada pendidikan karakter. Pendidikan karakter sudah harus ditanamkan sejak dini sebagai modal dan pondasi awal terbentuknya sikap dan karakter individu. Salah satu indikator karakter yang menjadi modal dasar tersebut yaitu kejujuran. Anak usia dini dikenal sebagai manusia paling jujur karena kepolosannya. Hanya saja jujur bukan hanya mengatakan hal apa adanya, tapi juga terkait bagaimana anak mengetahui perilaku yang tepat dan tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana profil kejujuran anak usia 5-6 Tahun di RA A- Taufiq Kota Tasikmalaya. Penelitian deskrpitif kuantitiatif ini dilakukan melalui tes kejujuran pada 15 anak saat kegiatan pembelajaran. Dari tes kejujuran tersebut didapat bahwa anak usia 5-6 tahun di RA-AT Taufik sudah memiliki dasar kejujuran yang baik. Hanya saja, semakin anak tumbuh dan berinteraksi dengan lingkungannya semakin anak akan mendapatkan pengaruh pengaruh lain yang dapat menguatkan atau bahkan melemahkan karakternya. Sehingga menamkan sikap jujur melalui upaya pendidikan karakter harus senantiasa dibangun dan dipertahankan oleh lingkungan sekitarnya untuk membentuk karakter yang kuat dari setiap individu sehingga kasus kenakalan dan kejahatan bisa berkurang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.