Mie saat ini merupakan salah satu makanan yang sangat digemari semua masyarakat, hal ini didukung dengan kecenderungan dan pola hidup masyarakat modern yang lebih menginginkan makanan siap saji. Kebutuhan terigu yang merupakan bahan dasar pembuatan mie perlu diimbangi dengan upaya substitusi dengan bahan baku local, salah satu alternatif menggunakan tepung umbi gembili (Dioscorea esculenta L.). Meskipun telah dapat dikembangkan menjadi tepung, kelemahan dari sifat fungsional tepung umbi gembili ialah tidak adanya kandungan gluten pada tepung gembili yang mengakibatkan adonan mie kurang elastis. Salah satu upaya untuk memperbaiki kelemahan tersebut adalah dengan penambahan plastisizer yaitu gliserol monostearat untuk memperbaiki karakteristik mie kering. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh substitusi tepung gembili dan penambahan gliserol monostearat terhadap kualitas fisikokimia dan organoleptik mie, sehingga dihasilkan mie dengan kualitas baik dan disukai konsumen.<br />Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 12 perlakuan dan tiga kali ulangan dengan perlakuan substitusi tepung gembili (0%; 15%; 30%; dan 45%) dan penambahan GMS (1%; 2%; 3%). Data dianalisa menggunakan metode two-way ANOVA pada tingkat kepercayaan 95%, Jika ada perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan Uji Duncan α = 5%, dan untuk analisa uji organoleptik menggunakan metode hedonik scale scoring dengan perhitungan data menggunakan metode friedman. Hasil penelitian menunjukan mie kering tepung gembili dengan perlakuan substitusi tepung gembili 15% dan penambahan gliserol monostearat 3% merupakan perlakuan terbaik dengan nilai kadar air 8,84%, kadar abu 1,65%, kadar protein 7,50%, kadar pati 55,99%, daya rehidrasi 41,93%, elastisitas 25,69%, cooking loss 7,94%, serta jumlah ranking warna 132,00, aroma 114,50, dan tekstur 183,00
Research has been carried out on the production of natural flavorings from sunflower seeds and white shells by an enzymatic process using endo- and exo-protease enzymes from papaya sap (papain) and biduri plant sap (calotropin). The study aimed to determine the effect of the concentration of the mixture of endo- and exo-protease enzymes and the incubation time on the characteristics and profiles of amino acids of natural flavoring from sunflower and white shells. A completely randomized design (CRD) which consisted of 2 factors, the enzyme concentration (0; 1.5; 3.0 and 4.5%) and the hydrolysis time (1, 2 and 3 hours)was applied in this research. The obtained data were subjected to analysis of variance. The Duncan multiple range test was used to see whether there were any significant differences between treatments. The results showed that the concentration of the mixture of endo- and exo-protease enzymes and incubation time significantly affected the degree of hydrolysis, dissolved protein, water content, Maillard product, water solubility index, oil absorption and yield. The best treatment in this study was the enzyme concentration of calotropin:papain 3% and 2 hours of incubation, resulting in flavoring with the characteristics: degree of hydrolysis of 96.81%; dissolved protein of 52.86%; Maillard products of 0.162%; water solubility index of 0.036; oil absorption of 1.88%; and the glutamic acid content of 78.678 mg/g. Keywords: Calotropin; flavorings; papain; sunflower seed; white shells ABSTRAK Telah dilakukan penelitian pembuatan penyedap rasa alami dari bahan baku biji bunga matahari dan kupang putih secara enzimatis menggunakan endo- dan ekso-enzim protease dari getah papaya (papain) dan getah tanaman biduri (calotropin). Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh konsentrasi campuran endo- dan ekso-enzim protease, serta lama inkubasi terhadap karakteristik dan profil asam amino penyedap alami dari bunga matahari dan kupang putih. Rancangan penelitian adalah rancangan acak lengkap yang tersusun atas dua faktor, yaitu konsentrasi enzim (0; 1,5; 3,0 dan 4,5%) dan waktu hidrolisis (1, 2 dan 3 jam). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis keragaman, dan uji beda rataan menggunakan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi campuran endo- dan ekso-enzim protease serta lama inkubasi berpengaruh nyata terhadap derajat hidrolisis, kadar protein terlarut, kadar air, produk maillard, indeks kelarutan air, daya serap minyak, dan rendemen penyedap rasa yang dihasilkan. Perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah konsentrasi enzim calotropin:papain 3% dan lama inkubasi 2 jam, menghasilkan penyedap rasa dengan karakteristik: derajat hidrolisis 96,81%; kadar protein terlarut 52,86%; produk maillard 0,162%; indeks kelarutan air 0,036; daya serap minyak 1,88% dan kadar asam glutamat mencapai 78,678 mg/g. Kata kunci: Biji bunga matahari; calotropin; kupang putih; papain; penyedap rasa
Jelly drink is a gel-based beverage product, which can be made from hydrocolloid compounds by addition of sugars, acids, and or without other food additives, sinbiotics are a combination of probiotics and prebiotics. The purpose of this study was to determine the effect concentration of carrageenan and fermentation timt on the quality of jelly drink sinbiotik soy milk and red dragon fruit extract. The method used in this research is Completely Randomized Design with two factors. The first factor was the concentration of carrageenan (0.4%, 0.6%, 0.8%) and the second factor of fermentation time (18 hours, 20 hours, 22 hours and 24 hours). To know the difference between treatments used Duncan Multiple Range Test (DMRT 5%). The results showed that the best treatment was the addition of carrageenan 0,8% and the fermentation time of 24 hours which resulted jelly drink sinbiotik with pH value 3,7, total acid 1,02%, total lactic acid bacteria (BAL) 11,13 log cfu/ml, total sugar 7.92%, 1.89% dissolved protein, total anthocyanin 0.645% and gel strength 3.27 N.
Stevia was known to have potential as a sugar substitute sweetener that can be used in various processed foods, including biscuits. The problem in making biscuits was the use of granulated sugar which can increase human blood glucose and was dangerous for people with diabetes mellitus, so we needed a sugar substitute that was safe for diabetics, like a stevia, and fructose syrup. The purpose of this study was to determine the effect of stevia leaf powder and fructose syrup on the physicochemical and sensory properties of biscuits products based on mocaf and pedada flour. The experiment was conducted using a completely randomized design with two factors such as stevia leaf powder (1.5%, 2%, and 2.5%) and fructose syrup (10%, 15% and 20%). The best results were obtained that biscuits with 1.5% stevia leaf powder and of 10% fructose syrup which characteristics: 81.55% of yield, 3.32% of moisture, 2.13% of ash, 9.94% of fat, 10.28% of protein, 74.33% of carbohydrates, and organoleptic of taste 3.08 (slightly like), color 3.80 (like), aroma 3.68 (like), and texture 4.56 (like very much).
Makaroni pada umumnya terbuat dari tepung terigu, namun untuk mengurangi impor bahan baku tepung terigu diperlukan bahan baku lokal pengganti tepung terigu. Tepung cassava dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu. Penambahan tepung biji nangka diperlukan untuk memperbaiki kandungan gizi pada makaroni. Ekstrak daun kelor sebagai pengganti air dan pewarna alami. Gum xanthan ditambahkan untuk memperbaiki karakteristik makaroni. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh proporsi tepung cassava dan tepung biji nangka serta konsentrasi gum xanthan dan penambahan ekstrak kelor sebagai pengganti air dan perwarna alami terhadap karakteristik makaroni yang dihasilkan, sehingga makaroni yang dihasilkan berkualitas baik dan disukai konsumen. Hasil penelitian menunjukkan makaroni tepung cassava dan tepung biji nangka (70:30) dan konsentrasi gum xanthan 2% merupakan perlakuan terbaik dengan nilai kadar air 10,776%, kadar abu 1,680%, kadar pati 65,781%, kadar protein 5,430%, kadar amilosa 19,741%, serat kasar 3,745%, aktivitas antioksidan 10,530%, cooking loss 2,691%, daya rehidrasi 102,676%, serta uji organoleptik yang menunjukkan nilai warna 3,96, aroma 3,04, rasa 3,32, dan tekstur 3,64.
Semenjak diberlakukan pembelajaran jarak jauh di era pandemi Covid-19, terjadi penurunan hasil belajar pada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan media belajar video pada materi Laporan Keuangan dan Analisa Laporan Keuangan. Penelitian ini menggunakan penelitian jenis Penelitian Tindakan Kelas dengan 4 tahapan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus dan masing-masing siklus terdiri atas 3 pertemuan. Penelitian tindakan ini melibatkan 31 orang siswa (8 laki-laki dan 23 Perempuan) sebagai responden. Seluruh responden berasal dari kelas XII Multimedia SMK Negeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal meningkat sebesar 15 poin dari 75 pada pra-siklus menjadi 90 pada siklus 2. Sedangkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan mengalami peningkatan sebesar 32% dari 58% yang tuntas pada pra-siklus menjadi 90% pada siklus 2. Jadi, penggunaan media video mampu meningkatkan hasil belajar siswa Sekolah Menengah Kejuruan pada materi Laporan Keuangan dan Analisa Laporan Keuangan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.