This research aimed to determine the relationship between farmer characteristics including age, education level, farming experience, side income, number of dependent family member, and farmer's business scale with the motivation of goat milking in Girikerto Village, Turi District, Sleman Regency. The type of this research was quantitative explanatory, that was the type of research explaining the nature of the relationship and examining the relationship between farmer characteristics with milking motivation. The research method used a household survey of farmers with the help of questionnaires. The number of respondent’s sample used was 56 goat farmers with provisions using the Slovin formula. Sampling technique used Simple Random Sampling. Data were analyzed by Product Moment correlation. The results showed that the variables of age, farming experience, and business scale had a significant relationship with the motivation of goat milking, while the variables of education, side job and a number of dependents had no significant relationship with the motivation of milking. Farmer’s motivation to milk goats could be increased in line with increasing the age and experience of farmers. The motivation of milking goats could also be increased by increasing the number of livestock ownership, especially the ownership of lactating goats.
<p class="p1">This study aimed to analyze the dynamics of cattle farmer groups assisted by Universitas Gadjah Mada (Faculty of Animal Science) in Yogyakarta Province. The total number of respondents were 77 farmers of cattle farmer groups. The tool used was a questionnaire that has proven validity and reliability. This study was conducted by survey method through the stages of preparation and execution. In the preparation phase carried out the determination of groups and cattle farmer samples using pusposive random sampling. The results showed that the dynamics of cattle farmer groups assisted by Universitas Gadjah Mada in Yogyakarta Province included in the high category. The highest group dynamics was Ngudi Barokah Group in Kulonprogo (equal to 82.48%), followed by the Sido Kumpul Group in Bantul (81.92%), then Bayu Andini Group in Sleman (77.22%), and Lembu Lestari Group in Gunungkidul (73.02%). Constituent elements of the group dynamics of goals, group structure, function assignments, development, cohesiveness, atmosphere and effectiveness of the group had a high level, while the group pressure was ini medium level.</p>
The research objectives was to analyze the farmer’s decision in selecting breed of bull frozen semen for Artificial Insemination (AI) and determine the factors influencing the decision. There were five bull frozen semen options which simulated in this research, such as Simmental, Limousine, Ongole Grade (Peranakan Ongole / PO), Brahman, and other option. ”Other” option was used if the farmer did not recognize what breed of frozen semen was inseminated to their cow. Farmers must choose only one option of bull frozen semen that suitable for their cow. This study was conducted by collecting data using questionaire from 400 beef cattle’s farmers in Central Java Province and Yogyakarta Province. Respondents were selected by multistage random sampling technique. Descriptive statistical analysis and multinomial logistic regression analysis was used in this study The results revealed that 42% of farmers were more interested in inseminating their cows with bull semen from Simmental, and 30.75% of farmers were more interested in Limousin. Other variables such as family member, AI’s cost, land ownership, cow breed which lastly being inseminated, geographical factor, and farmer’s knowledge about the inseminatorswere variables that determine farmer’s decision process.
ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk menentukan faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi konsumsi susu dan kecenderungan mengkonsumsi susu secara rutin pada rumahtangga yang mempunyai anak usia pertumbuhan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Responden diambil secara purposif dari rumahtangga perkotaan dan perdesaan, masing-masing 122 rumahtangga perkotaan dan 102 rumahtangga perdesaan. Pengambilan data dengan metode survei menggunakan kuesioner yang disampaikan kepada responden. Analisis data secara kuantitatip menggunakan regresi berganda model log linear dan regresi binomial logistic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga susu dan pendidikan ibu sangat signifikan menentukan pengeluaran untuk konsumsi susu dalam rumahtangga. Secara individual, pendapatan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran konsumsi susu, namun berdasarkan lokasi, kelompok masyarakat perkotaan dengan pendidikan ibu dan pendapatan rumah tangga yang lebih tinggi berbeda secara signifikan dibanding kelompok masyarakat perdesaan. Jumlah anak usia < 12 tahun secara signifikan mempunyai kecenderungan untuk mengkonsumsi susu secara rutin. Program peningkatan konsumsi susu untuk anak usia pertumbuhan seharusnya difokuskan pada peningkatan pengetahuan ibu-ibu pada kelompok masyarakat golongan pendapatan rendah terutama di perdesaan disertai dengan ketrampilan khusus agar memperoleh kesempatan kerja untuk mendapatkan tambahan pendapatan tunai. Kata kunci : perilaku konsumsi susu, rumahtangga,anak-anak, perkotaan dan perdesaan ABSTRACTThe objectives of this study were to determine socio-economic factors that influence milk consumption and propensity to routine milk consuming in a household that have children in growing age in both urban and rural area of Yogyakarta Special Province. Numbers of respondent were 122 households in urban area and 102 in rural area. Survey method was used to collect data using questionnaires presented to respondents. The data were analyzed quantitatively using a log linear multiple regression and binomial logistic regression models. Results of the research showed that milk price and mother's education background were highly significant factors in determining the milk consumption expenditure. Individually, the income was not significant factor. Furthermore, urban household group with higher mother's education and household income were different significantly with the rural one. A number of children who were less than 12 years old had significantly greater propensity to consume milk routinely. The program to increase milk consumption for children in growing age should be focused on improving the knowledge of mothers in low income communities especially in rural areas accompanied with required skills to get employment opportunities and extra cash income.
INTISARIPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi peternak sapi perah di Kawasan Rawan Bencana (KRB) di lereng selatan Merapi dalam mempertahankan penghidupan pasca erupsi gunungapi Merapi 2010. Penelitian dilakukan dengan metode survei. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Sensus, yaitu dengan mengambil semua peternak yang memenuhi kualifikasi, terdiri dari 84 peternak sapi perah di KRB III (Dusun Kaliadem) dan 50 peternak di KRB II (Dusun Gondang Wetan). Kedua dusun tersebut termasuk wilayah Kecamatan Cangkringan. Guna mengetahui strategi peternak, digunakan metode deskriptif ialah menggali sebanyak mungkin informasi yang berkaitan dengan penghidupan mereka, meliputi tiga aspek penting yaitu aset (livelihood resources), akses dan aktivitas. Analisis statistik yang digunakan untuk klasifikasi strategi penghidupan menggunakan Analisis Faktor dengan bantuan program SPSS versi 18. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sembilan strategi yang dipilih oleh peternak sapi perah dalam mempertahankan sumber penghidupan guna menjamin penghidupan yang berkelanjutan, yaitu: kombinasi pemanfaatan aset finansial, fisik dan sumber daya alam dengan mempertahankan usaha sapi perah; kombinasi pemanfaatan aset fisik dan sosial, akses sosial serta diversifikasi usaha; pemanfaatan akses sosial; pemanfaatan bantuan dan akses sosial secara timbal balik; pemanfaatan liquid aset dan modal sosial; kombinasi faktor psikologis dengan pemanfaatan akses sosial dan finansial; pemanfaatan aset dan akses finansial serta penggunaan waktu jeda; pemanfaatan modal sosial; dan diversifikasi usaha peternakan. Kombinasi pemanfaatan aset finansial, fisik dan sumber daya alam dengan mempertahankan usaha sapi perah merupakan salah satu strategi paling dominan yang dipilih oleh peternak, dengan nilai kumulatif terbesar (27,64%). Variabel psikologis yaitu perasaan aman tinggal di lereng Merapi, merupakan temuan variabel baru dalam teori yang mempelajari strategi penghidupan berkelanjutan. Modal sosial merupakan variabel yang mendominasi dasar pilihan strategi penghidupan berkelanjutan peternak sapi perah pasca erupsi Merapi 2010.(Kata kunci: Akses, Aktivitas, Aset, Gunungapi Merapi, Strategi penghidupan) ABSTRACT This study was aimed to analyze dairy farmers' strategies in disaster prone areas (DPA) at the southern slope of Merapi in sustaining their livelihood after Merapi Volcano eruption in 2010. The research was conducted using survey method. Sampling was done using the census methods, in which all farmers who met qualifications were taken, consisting of 84 dairy farmers in DPA III (Kaliadem hamlet) and 50 dairy farmers in DPA II (Gondang Wetan hamlet). Both hamlets belong to Cangkringan district. To identify farmer' strategies, the descriptive method was applied by gathering as many as information
Kemandirian menjadi isu penting bagi komunitas peternak di Indonesia. Dalam hal ini akan dibahas dalam kasus proses peningkatan produksi susu berkualitas dan pengembangan peternakan sapi perah di Indonesia. Produksi susu dalam negeri di Indonesia masih belum memenuhi jumlah permintaan pasar hingga, hal ini mengakibatkan ketergantungan atas impor susu masih cukup tinggi. Oleh karena itu, tuntutan Industri Pengolahan Susu (IPS) mengharuskan peternak untuk meningkatkan produksi dan juga kualitas susu yang dihasilkan menjadi tema penting dalam pembahasan dan analisis penelitian ini. Fokus perhatian dalam penelitian menekankan pada isu kemandirian peternak. Penelitian ini akan menganalisis berdasarkan indikator pengambilan keputusan, kreativitas dan solusi pemecahan masalah. Secara khusus, penelitian ini menganalisis tingkat kemandirian peternak anggota koperasi dan mengetahui faktor-faktor yang kemandirian peternak. Penelitian menggunakan metode survey dengan jumlah sampel 52 peternak anggota Koperasi Susu Warga Mulya. Kemandirian peternak dianalisis dengan menggunakan skor, sementara untuk mengetahui pengaruh umur, pendidikan, kepemilikan betina produktif dan pengalaman beternak terhadap kemandirian peternak sapi perah dilakukan uji regresi. Studi ini menyimpulkan bahwa peternak yang tergabung dalam Koperasi Susu Warga Mulya mayoritas memiliki kemandirian dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dijelaskan bahwa peternak memiliki kemandirian yang cukup dalam menjalankan usahanya. Meskipun demikian, peternak masih memiliki kendala besar terkait pengambilan keputusan penetapan harga jual susu. Hal ini dikarenakan peternak tidak memiliki kemandirian untuk menentukan harga jual susu.
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan menganalisis tingkat kedinamisan kelompok peternak sapi potong binaan Universitas Gadjah Mada (Fakultas Peternakan) di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melalui unsur-unsur dinamika kelompok. Jumlah sampel adalah 77 peternak sapi potong anggota kelompok. Alat bantu yang digunakan adalah kuesioner yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Penelitian menggunakan metode survey melalui tahapan persiapan dan pelaksanaan. Pada tahap persiapan dilakukan penentuan kelompok dan peternak sampel secara purposive random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika kelompok peternak sapi potong binaan Universitas Gadjah Mada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk dalam kategori tinggi. Dinamika kelompok yang paling tinggi adalah Kelompok Ngudi Barokah (Kulon Progo) yaitu sebesar 82,48%, disusul oleh kelompok Sido Kumpul (Bantul) senilai 81,92%, kemudian kelompok Bayu Andini (Sleman) senilai 77,22%, dan terakhir kelompok Lembu Lestari (Gunungkidul) dengan nilai dinamika kelompoknya 73,02%. Unsur-unsur pembentuk dinamika kelompok yaitu tujuan kelompok, struktur kelompok, fungsi tugas, pengembangan kelompok, kekompakan kelompok, suasana kelompok dan keefektifan kelompok memiliki nilai tinggi, sedangkan unsur tekanan kelompok memiliki nilai sedang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.