ABSTRAKLebih dari 90% pasokan daging sapi lokal berasal dari peternakan rakyat yang kurang efisien, sehingga pertumbuhan produksi daging sapi lokal belum dapat memenuhi permintaan nasional. Harga daging sapi impor lebih rendah dibandingkan daging lokal, sehingga di tingkat peternak terjadi penyesuaian harga yang merugikan. Naskah ini mendiskripsikan gagasan yang dapat memformulasikan strategi alternatif untuk membangun industri peternakan sapi potong rakyat. Strategi yang diperlukan untuk membangun industri peternakan sapi potong rakyat, diantaranya adalah (1) Pengadaan fasilitas pasar peternakan guna memudahkan akses untuk mendapatkan sarana produksi; (2) Ketersediaan teknologi yang dapat diterapkan peternak dan memberikan perbaikan kesejahtaraan melalui peningkatan produktivitasnya; (3) Menciptakan pasar produk ternak yang menguntungkan bagi peternak; dan (4) Terbentuknya subsistem lembaga pembiayaan tingkat perdesaan untuk mendanai peningkatan produksi dan produktivitas usaha. Perlu adanya keterkaitan secara bersinergi diantara strategi tersebut disertai dukungan kebijakan pemerintah yang operasional.Kata kunci: Industri, peternakan sapi potong rakyat, kecukupan daging sapi ABSTRACT Developing Beef Cattle Industry at Smallholders to Support Beef Self-SufficiencyMore than 90% of local beef supply derived from smallholder farmers with a relatively slow in growth that could not meet national demand. Price of imported beef was lower than that of the local beef, thus price adjustment in farmers level was not profitable. The purpose of this study is to recommend alternative strategies to develop beef cattle industry under smallholders' farmers condition. Strategies to develop the beef cattle industry are (1) To provide agricultural markets in order to facilitate farmer's access easily to get some production inputs; (2) To facilitate technology that can be applied by farmers to increase cattle productions, hence improving farmers' welfare; (3) To create a profitable market for animal produced by farmers; and (4) To establish subsystem of financing institutions at the village level to finance farmer's cattle business. The inter-relationship among those strategies is needed to harmonize the implementation, supported by operational government policy.
Abstract. This study was aimed to determine the production systems of beef cattle which can generate the income of smallholder farmers. The study was conducted in Bantul and Sleman Regencies, Yogyakarta Province, Indonesia. In total of 210 beef cattle farmers were involved in semi structural interview. Data was collected in the dry season (July to September) of 2015. Descriptive analysis was carried out for the demographic, social, economic characteristic of respondents and beef cattle farm practices. Enterprise budgeting of beef cattle farms was made to analyze farm profit, return to management and family labour that could be used in further planning for better business management. Beef cattle farming founded as an alternative that can be developed in rural communities. In order to generate the incomes in both systems, breeding and fattening, production system in term of feeding practices has to be improved so that the cost can be reduced. Scientific processing of manure has to be done for value addition in the farming system. Calving interval has to be improved in breeding system, that the best condition is 12 months and the existing condition on the respondents was 16 months. For fattening, optimizing the duration for fattening period less than 3.6 months is the best improvement. Government policy is needed to improve beef farm economic condition especially in breeding farm. Key words:Beef cattle farming, enterprise budgeting, farm profit, family labour, production system and return to management.Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sistem produksi sapi potong yang dapat menghasilkan pendapatan petani kecil. Penelitian dilakukan di Bantul dan Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta, Indonesia. Total 210 responden sapi potong terlibat dalam wawancara dengan metode semi structural. Data dikumpulkan pada musim kemarau (Juli-September) 2015. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui kondisi demografi, karakteristik sosial ekonomi responden dan pengelolaan peternakan sapi. Enterprise budgeting digunakan untuk menganalisis keuntungan, penerimaan dari manajemen dan penggunaan tenaga kerja keluarga pada usaha sapi potong, yang dapat digunakan untuk perencanaan usaha dalam manajemen bisnis yang lebih baik. Hasil penelitian menunjukkan usahatani sapi potong merupakan alternatif yang dapat dikembangkan untuk masyarakat pedesaan. Dalam rangka untuk menghasilkan pendapatan yang lebih baik pada usaha pembibitan dan penggemukan, sistem pemberian pakan harus diperbaiki sehingga biaya bisa ditekan namun memenuhi syarat kebutuhan, teknologi pengolahan pupuk perlu dilakukan untuk dapat memberikan nilai tambah. Calving interval dalam sistem usaha pembibitan harus diperbaiki, dimana kondisi terbaik adalah 12 bulan dan kondisi yang ada pada responden adalah 16 bulan. Pada usaha penggemukan, perlu mengoptimalkan lamanya periode penggemukan lebih cepat dari kondisi saat ini 3,6 bulan. Kebijakan pemerintah diperlukan untuk memperbaiki kondisi ekonomi peternakan sapi terutama pada usaha pembibitan.Kata kunci:, peterna...
INTISARIPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi saluran pemasaran, menghitung margin pemasaran, berat taksir dan berat timbang ternak, gross margin peternak, pedagang desa, pedagang besar dan jagal serta menentukan kebijakan strategi pemasaran. Lokasi penelitian dipilih secara purposive sampling di tiga Kecamatan yaitu Lempuing, Lempuing Jaya dan Mesuji Raya, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Penelitian dilaksanakan bulan Juli sampai dengan Agustus 2011. Responden adalah peternak sebanyak 60 orang, pedagang desa 15 orang, pedagang besar dan jagal masingmasing 5 orang. Obyek penimbangan adalah ternak sapi yang dijual di tingkat peternak, pedagang desa, pedagang besar masing-masing 60 ekor (30 jantan dan 30 betina) dan jagal 30 ekor jantan. Metode yang digunakan adalah survei dengan pengamatan langsung dan wawancara kepada responden. Analisis deskriptif untuk margin pemasaran dan analisis kuantitatif untuk membandingkan berat taksir dengan berat timbang ternak dengan uji t. Selanjutnya membandingkan gross margin peternak, pedagang desa, pedagang besar dan jagal menggunakan one way ANOVA yang dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian diperoleh ada 3 saluran pemasaran, saluran I dari peternak ke jagal melalui 2 pedagang yaitu pedagang desa dan pedagang besar, saluran II dari peternak ke jagal melalui 1 pedagang yaitu pedagang desa dan saluran III dari peternak langsung ke jagal. Margin pemasaran saluran I Rp2.562.835,00/ekor, saluran II Rp930.979,00/ekor dan saluran III Rp0,00/ekor. Tidak ada perbedaan nyata antara berat taksir sapi yang dipasarkan dan berat timbang. Terdapat perbedaan gross margin yang nyata (P<0,05) antara peternak (Rp873.833,00 a /ekor) dengan pedagang desa (Rp1.783.213,00 b /ekor) dan jagal (Rp3.256.898,00 c /ekor), sedangkan dengan pedagang besar (Rp326.736,00 a /ekor) tidak berbeda. Kebijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan gross margin peternak melalui kebijakan saluran pemasaran yaitu memilih saluran yang paling menguntungkan peternak, kebijakan harga yaitu menentukan standar harga jual ternak dan kebijakan gross margin yaitu memberikan harga input dan output yang menguntungan peternak. ABSTRACT This research was aimed to identify the marketing channels
INTISARIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasionalitas dan efisiensi alokatif usaha sapi perah rakyat dalam menggunakan faktor produksi, dilakukan mulai bulan Juni sampai dengan Agustus 2009 di wilayah Koperasi Usaha Peternakan dan Pemerahan Sapi Perah (UPP) Kaliurang, Kabupaten Sleman. Sampel peternak diambil secara purposive sampling sejumlah 40 responden. Pengambilan data dengan metode survei menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data primer dari responden dan data sekunder dari dinas terkait. Untuk mengetahui faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi susu digunakan fungsi regresi model Cobb-Douglas dengan unit analisis per peternak. Estimasi koefisien regresi dengan metode OLS, selanjutnya dilakukan uji efisiensi alokatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa pakan hijauan, konsentrat, luas pemilikan lahan hijauan, tenaga kerja, jumlah ternak dan persentase induk laktasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap produksi susu dengan R 2 = 0,78. Secara parsial persentase induk laktasi dan jumlah ternak berpengaruh signifikan positif (P<0,01 dan P<0,1) terhadap produksi susu per peternak, namun jumlah pakan hijauan dan konsentrat tidak berpengaruh signifikan. Hal ini didukung hasil uji efisiensi alokatif juga menunjukkan bahwa penggunaan pakan hijauan dan konsentrat belum mencapai efisiensi alokatif. Secara teknis penggunaan faktor produksi belum rasional ditunjukkan dengan elastisitas produksi (Ep) >1 (1,462).(Kata kunci: Efisiensi produksi usaha, Sapi perah rakyat, Faktor-faktor produksi) ABSTRACT
ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk menentukan faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi konsumsi susu dan kecenderungan mengkonsumsi susu secara rutin pada rumahtangga yang mempunyai anak usia pertumbuhan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Responden diambil secara purposif dari rumahtangga perkotaan dan perdesaan, masing-masing 122 rumahtangga perkotaan dan 102 rumahtangga perdesaan. Pengambilan data dengan metode survei menggunakan kuesioner yang disampaikan kepada responden. Analisis data secara kuantitatip menggunakan regresi berganda model log linear dan regresi binomial logistic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga susu dan pendidikan ibu sangat signifikan menentukan pengeluaran untuk konsumsi susu dalam rumahtangga. Secara individual, pendapatan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran konsumsi susu, namun berdasarkan lokasi, kelompok masyarakat perkotaan dengan pendidikan ibu dan pendapatan rumah tangga yang lebih tinggi berbeda secara signifikan dibanding kelompok masyarakat perdesaan. Jumlah anak usia < 12 tahun secara signifikan mempunyai kecenderungan untuk mengkonsumsi susu secara rutin. Program peningkatan konsumsi susu untuk anak usia pertumbuhan seharusnya difokuskan pada peningkatan pengetahuan ibu-ibu pada kelompok masyarakat golongan pendapatan rendah terutama di perdesaan disertai dengan ketrampilan khusus agar memperoleh kesempatan kerja untuk mendapatkan tambahan pendapatan tunai. Kata kunci : perilaku konsumsi susu, rumahtangga,anak-anak, perkotaan dan perdesaan ABSTRACTThe objectives of this study were to determine socio-economic factors that influence milk consumption and propensity to routine milk consuming in a household that have children in growing age in both urban and rural area of Yogyakarta Special Province. Numbers of respondent were 122 households in urban area and 102 in rural area. Survey method was used to collect data using questionnaires presented to respondents. The data were analyzed quantitatively using a log linear multiple regression and binomial logistic regression models. Results of the research showed that milk price and mother's education background were highly significant factors in determining the milk consumption expenditure. Individually, the income was not significant factor. Furthermore, urban household group with higher mother's education and household income were different significantly with the rural one. A number of children who were less than 12 years old had significantly greater propensity to consume milk routinely. The program to increase milk consumption for children in growing age should be focused on improving the knowledge of mothers in low income communities especially in rural areas accompanied with required skills to get employment opportunities and extra cash income.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.