Hipertensi merupakan penyebab utama stroke yang membawa angka kematian tinggi. Keadaan ini terjadi di dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang. Data yang diperoleh dari Puskesmas Harapan Raya menunjukkan meningkatnya kasus hipertensi sejak 2014 (4879 kasus) hingga 2015 (5208 kasus). Tujuan penelitian ini adalah memperoleh faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pengendalian tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Harapan Raya, Pekanbaru. Penelitian analitik kuantitatif ini menggunakan penelitian cross sectional. Populasi adalah pasien hipertensi pada 12 Mei sampai dengan 12 Juni 2016. Sampelnya adalah 152 orang dengan hipertensi yang mengunjungi pusat komunitas kesehatan Harapan Raya. Teknik sampling adalah accidental sampling. Instrumen ini menggunakan kuesioner dan pengolahan data terkomputerisasi. Analisis statistik menggunakan univariat dan bivariat dengan uji Chi-square. Hasilnya menunjukkan faktor yang berhubungan dengan perilaku pengendalian tekanan darah pada penderita hipertensi adalah pengetahuan (p-value =0.022, POR = 2.263; 95%CI: 1,171-4,372 ), sikap (p-value = 0.025, POR = 2.249; 95%CI: 1,155-4,564), diet (p-value = 0,027, POR = 2.296; 95%CI: 1,155-4,564), olahraga (p-value <0,005, POR = 3.850; 95%CI: 1,867-7,940), dukungan keluarga (p-value = 0.032 , POR = 2.157; 95%CI: 1,118-4,161), dan peran petugas kesehatan (p-value = 0.005,POR = 2.798; 95%CI: 1,407-5,561). Kami menyarankan kepada Puskesmas Harapan Raya untuk meningkatkan konseling dan pencegahan intensif mengenai faktor risiko yang terkait dengan hipertensi, selain menyebarkan brosur yang menjelaskan hipertensi dan dampaknya.
Stigma dan diskriminasi masih sering terjadi pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Wawancara yang dilakukan kepada beberapa orang yang bergerak di lembaga penggagas ODHA di kota Pekanbaru ( sebagian dari mereka adalah ODHA) mengatakan bahwa mereka pernah mengalami adanya stigma dan diskriminasi. Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya informasi tentang stigma dan diskrimiasi terhadap ODHA pada palayanan kesehatan di Kota Pekanbaru tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan rancangan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini adalah ODHA sebanyak 3 orang dan petugas kesehatan sebanyak 5 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan telusur dokumen. Hasil penelitian diperoleh bahwa isu stigma penyakit HIV/AIDS yang didengar oleh ODHA pada pelayanan kesehatan adalah jenazah pasien HIV/AIDS dibungkus dengan plastik dan dimasukkan kedalam peti, kasur dan semua peralatan bekas pasien HIV/AIDS dibuang dan dibakar, penggunaan alat pelindung diri yang berlebihan. Diskriminasi terhadap ODHA meliputi dilecehkan secara lisan, pemberian kode pada status pasien HIV, tempat pembuangan sampah yang masih dibedakan, pelayanan kesehatan yang tidak memadai/lambat, pelayanan yang berbeda, penggunaan alat pelindung yang berlebihan, diisolasi, serta melakukan tindakan medis tanpa memberikan informed consent. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah stigma dan diskriminasi terhadap ODHA pada pelayanan kesehatan masih sering terjadi, stigma dan diskriminasi ODHA pada pelayanan kesehatan dimulai dari pendaftaran/IGD, rawat inap, ruang operasi sampai di ruang jenazah. Peningkatan promosi kesehatan yang terencana dan berkesinambungan dalam upaya penghilangan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA pada pelayanan kesehatan dan kegiatan advokasi kepada pemegang kebijakan di sektor kesehatan.
Someone is said to have a personal Hygiene well if that person can keep their body hygiene including skin, teeth, and mouth hygiene, nose hair, ears, legs and nails seta genetalia equipment, one of genitalia tool maintenance can be done on young women during menstruation. Based on the initial survey at MTs Darul Hikmah Pekanbaru from 15 menstruating santriwati, 10 of them did not know about personal hygiene during menstruation, due to not hygiene during menstruation, they tend not to behave hygiene. This study aims to determine the behavior of personal hygiene during menstruation at santriwati in MTs Pondok Pasentren Dar EL Hikmah Pekanbaru City. This research method is quantitative research by using cross sectional. The sample of this research is 148 santriwati class VII and VIII in MTs Darul Hikmah Pekanbaru City. The sampling technique is propability sampling. The analysis used is univariate and bivariate analysis with chi-square test, measuring instrument used is questionnaire and data processing using computerization The result showed that there was a relationship between knowledge (Pvalue = 0,002 with POR = 4,043), attitude (Pvalue = 0,000 with POR = 5,659), source of information (Pvalue = 0,000 with POR = 5,826), role of health worker (Pvalue = 0.001 with POR = 4,451), the role of teacher (Pvalue = 0.001 with POR = 4,200), culture (Pvalue = 0.002 with POR = 3.893) with personal hygiene during menstruation. It is advisable to develop cooperation with related health agencies that enable Dar EL Hikmah Pasentren Pondok to provide healthcare professionals who are competent in the health field. Keywords:Personal hygiene, menstruation, santriwati
Stigma dan diskriminasi masih sering terjadi pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Wawancara yang dilakukan kepada beberapa orang yang bergerak di lembaga penggagas ODHA di kota Pekanbaru ( sebagian dari mereka adalah ODHA) mengatakan bahwa mereka pernah mengalami adanya stigma dan diskriminasi. Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya informasi tentang stigma dan diskrimiasi terhadap ODHA pada palayanan kesehatan di Kota Pekanbaru tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan rancangan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini adalah ODHA sebanyak 3 orang dan petugas kesehatan sebanyak 5 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan telusur dokumen. Hasil penelitian diperoleh bahwa isu stigma penyakit HIV/AIDS yang didengar oleh ODHA pada pelayanan kesehatan adalah jenazah pasien HIV/AIDS dibungkus dengan plastik dan dimasukkan kedalam peti, kasur dan semua peralatan bekas pasien HIV/AIDS dibuang dan dibakar, penggunaan alat pelindung diri yang berlebihan. Diskriminasi terhadap ODHA meliputi dilecehkan secara lisan, pemberian kode pada status pasien HIV, tempat pembuangan sampah yang masih dibedakan, pelayanan kesehatan yang tidak memadai/lambat, pelayanan yang berbeda, penggunaan alat pelindung yang berlebihan, diisolasi, serta melakukan tindakan medis tanpa memberikan informed consent. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah stigma dan diskriminasi terhadap ODHA pada pelayanan kesehatan masih sering terjadi, stigma dan diskriminasi ODHA pada pelayanan kesehatan dimulai dari pendaftaran/IGD, rawat inap, ruang operasi sampai di ruang jenazah. Peningkatan promosi kesehatan yang terencana dan berkesinambungan dalam upaya penghilangan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA pada pelayanan kesehatan dan kegiatan advokasi kepada pemegang kebijakan di sektor kesehatan.
Angka kejadian gastritis di Indonesia cukup tinggi, dalam hitungan per 100 ribu orang gastritis dan duodenitis di Indonesia mempengaruhi kematian 4 dari 12 orang. Penyakit ini juga mempengaruhi kesehatan masyarakat sebanyak 41% dengan persentase perempuan lebih banyak dibandingkan pria. Sebagian masyarakat menyatakan penyakit sistem pencernaan (gastritis) disebabkan oleh kebiasaan makan yang salah atau tidak teratur. Gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya diderita oleh kalangan remaja, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya pengetahuan, pola makan, stres dengan perilaku untuk mencegah terjadinya gastritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, pola makan, dan stres terhadap perilaku pencegahan gastritis pada mahasiswa jurusan kesehatan masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif, rancangan cross sectional. Sampel adalah sebagian mahasiswa semester 2 pada prodi sarjana kesehatan masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru yang diambil secara total sampling yaitu 180 responden. Analisis menggunakan univariat dan bivariat dengan uji Chi Square. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan responden tidak melakukan perilaku pencegahan gastritis sebanyak 72 (40,0%), responden dengan pengetahuan rendah sebanyak 98 (54,4%) p value 0,041, pola makan tidak baik sebanyak 97 (53,9%) p value 0.011, stress kategori tinggi sebanyak 107 (59,4%). Berdasarkan uji statistik diperoleh P value dari tiga variabel a (0,05), terdapat hubungan antara pengetahuan, pola makan, stress terhadap perilaku pencegahan gastritis. Diharapkan responden dapat mengatur makanannya yang tidak merangsang peningkatan asam lambung seperti pedas, berbumbu yang dapat mengiritasi lambung , serta aktif dalam kegiatan social sehingga tidak menimbulkan stres.
Pijat bayi adalah terapi sentuh kontak langsung dengan tubuh yang dapat memberikaan rasa aman dan nyaman. Masyarakat desa Titian Resak memilih pijat bayi kedukun bayi sebagai alternative untuk pemijatan.Dampak negatif pijat bayi apabila dilakukan pemijatan yang tidak sesuai dengan kententuan medis,akan menimbulkan efek samping seperti terjadinya pembengkakan, terdapatnya lebam, adanya rasa sakit pada bayi sehingga bayi menjadi rewel, pergeseran urat, cidera bahkan bisa menyebabkan kematian pada bayi. Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan perilaku ibu dengan pijat bayi ke dukun bayi de Desa Titian Resak Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu. Metode penelitian kuantitatif dengan desain Crossectional. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 108 responden yang diambil dengan teknik Cluster Sampling. Analisis yang digunakan univariat dan bivariat melalui uji Chi-square, alat ukur yang digunakan kuesioner dan pengolahan data menggunakan komputerisasi. Hasil penelitian menunjukkan dari 108 responden terdapat 98 responden yang membawa pijat bayi ke dukun bayi terdapat hubungan antara pengetahuan (P Value 0,044< 0,05) , dan POR = 5,116,pendidikan(P Value 0.005 < 0,05), dan POR= 13,615, sikap (P Value 0,017<0,05) dan, POR = 6,316, budaya (P Value 0,013 <0,05), dan POR = 5,833, biaya (P Value 0,025<0,05), dan POR = 7,791, keterampilan dukun (P Value 0,007 < 0,05), dan POR = 6,813, dukungan keluarga (P Value 0,047< 0,05), dan POR = 4,909 dengan perilaku ibu membawa bayi pijat ke dukun bayi. Diharapkan kepada orang tua untuk memijatkan bayinya ketenaga kesehatan yang lebih mengetahui anatomi fisiologi pemijatan tentang pijat bayi yang benar dan tidak membahayakan bayi.
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di masa pandemi COVID-19 berperan penting dalam upaya pencegahan COVID-19, upaya yang dilakukan Puskesmas yaitu dengan mengubah prilaku masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penularan COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan program pencegahan COVID-19 di Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan desain deskriptif analitik yaitu untuk mengetahui gambaran informasi tentang Penerapan program pencegahan COVID-19 di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.hasil dari penelitian ini adalah upaya pencegahan COVID-19 belum berhasil dilaksanakan dikarenakan sumber daya manusia (SDM) masih kurang. Standar operasional Prosedure (SOP) sudah ada dan dijalankan sesuai dengan peraturan Kemenkes RI, Sarana prasarana yang belum mencukupi, anggaran Dana yang masih kurang dan mengalami hambatan dalam pencairannya, dan kurangnya sosialisasi dari puskesmas dalam penerapan protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, mencuci tangan, menggunakan masker dan penyemprotan disinfektan pada masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini melakukan analisa tentang program pencegahan COVID-19 di Puskesmas dengan cara melakukan pengumpulan data menggunakan data primer dengan hasil analisi data menggunakan triagulasi data. Penelitian ini diharapkan agar penerapan program pencegahan COVID-19 di puskesmas dapat berjalan dengan lancar dan dapat meminimalisir angka kejadian COVID-19 dikarenakan mengingat semakin tingginya angka kejadian terkonfirmasi positif COVID-19 di kecamatan Tampan Kota PekanbaruKata Kunci : COVID-19, Menjaga Jarak, Menggunakan Masker, Mencuci Tangan, Disinfektan
Sick Building syndrome is a symptom that is felt by someone who carries out activities in the building caused by poor indoor air quality conditions that can cause several symptoms of health problems. The purpose of this study was to analyze complaints of sick building syndrome among nurses in hospital inpatient rooms. This research method uses quantitative methods with analytic survey types. The design used was a cross-sectional study with a total sample of 120 people. Data analysis used the chi-square test. The results of this study showed that as many as 40% of nurses experienced symptoms of sick-building syndrome with the most common complaints being sneezing, runny nose/flu, dry skin, dry lips, and feeling tired. And the factors associated with the symptoms of sick building syndrome in nurses are temperature, humidity, lighting, occupancy density, air circulation, years of service, and age. So that hospital management needs to periodically check the physical environment in hospital inpatient rooms.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.