Asra R, Syamsuardi, Mansyurdin, Witono JR. 2014. The study of genetic diversity of Daemonorops draco (Palmae) using ISSR markers. . The genetic diversity in five populations of Daemonorops draco (Willd.) Blume (Jernang: in Bahasa Indonesia) was analyzed using Inter Simple Sequence Repeat (ISSR) markers. The screening results from using 15 ISSR primers showed that only 5 of ISSR primers had clear and reproducible bands. Based on the data from the matrix binary analyzed using POPGENE version 3.2, the highest genetic diversity was found in the Sepintun population at 0.0969 average heterozygosis (H) and 0.146 average Shannon Index (I). The heterozygosis calculation of the total population (H T ) was 0.
Abstrak Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk: 1) Menghasilkan modul elektronik yang memenuhi aspek kesesuaian isi dengan kurikulum, penyajian materi dan keterbacaan. 2) Menguji kelayakan modul elektronik dengan pendekatan saintifik yang dibuat dengan memperhatikan prinsip pengembangan module ekronik melalui validasi dan ujicoba pada siswa kelas VIII. 3) Mengetahui respon siswa terhadap module ektronikdengan pendekatan saintifik materi system peredaran darah pada manusia untuk kelas VIII SMP. 4) Mengetahui respon guru terhadap modul elektronik dengan pendekatan saintifik materi system peredaran darah pada manusia untuk kelas VIII SMP. Penelitian ini menggunakan pendekatan R&D (research and development/penelitian dan pengembangan) dengan menggunakan model Lee dan Owen, dengan langkah 1) Analysis, 2) Design, 3) Development, 4) Implementation dan 5) Evaluation (ADDIE). Penelitian pengembangan ini menghasilkan modul elektronik menggunakan 3D PageFlip Professional pada materi sistem peredaran darah pada manusia, berdasarkan hasil validasi dan ujicoba memperoleh kriteria “sangat baik”. Maka dapat dikatakan bahwa modul elektronik yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai bahan ajar untuk siswa kelas VIII SMP.
Media pembelajaran merupakan hal yang mutlak digunakan dalam proses belajar. Mengajar.Dalam pembelajaran biologi khususnya materi tentang Tumbuhan guru harus dapat memberikan pemahaman dan pengenalan kepada siswa terhadap berbagai jenistumbuhan termasuk tumbuhan herba.Pemanfaatan keanekaragaman tumbuhan yang ada di alam merupakan salah satu solusi yang paling tepat bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih optimal.Penggunaan media pembelajaran herbarium sangat cocok diterapkan di Pondok Pesantren Al-Hidayah, karena begitu padatnya materi yang diajarkan di sekolah tersebut. Herbarium merupakan media pembelajaran yang awet dan dapat tahan lama sehingga dapat memudahkan dalam penyimpanan.
Abstract. Asra R, Silalahi M, Fijridiyanto IA. 2020. The practice and plants used in Besale ritual healing by the Anak Dalam Tribe in Nyogan Village, Jambi, Indonesia. Biodiversitas 21: 4529-4536. The Anak Dalam Tribe (ADT) is an indigenous ethnic which inhabits the center of Sumatra, especially in Jambi and South Sumatra Provinces, Indonesia. The ADT communities still maintain their traditional rituals; one of them is the Besale ritual healing (BRH). This study aims to analyze the diversity of plants used in BRH by the ADT in Nyogan Village, Jambi Province, Indonesia. The study was conducted with an ethnobotany approach through surveys using interviews and participatory observations. The total number of informants was six persons, namely the leaders and performers of the BRH. The data were analyzed qualitatively using descriptive statistics. The BRH is carried out by a dukunorsidi (shaman), bujang pembayun (dancers), biduan (singers), and inang (assistant). They combine ritual and treatment simultaneously to cure people who have severe illnesses. There are 21 species belong to 20 genera and 12 families of plants used in the BRH. The plants are used to build a hall (place for the BRH), "bird" ornament, and offerings. The most widely used part of the plant is the flowers (34,61%). The plants used in the BRH are fresh materials, which are burned, smoked, hung, and eaten during the ritual.
Famili Arecaceae (Palem-paleman) merupakan famili tertua di antara tumbuhan berbunga, yang memiliki lebih dari 200 genus dan 3.000 spesies yang tersebar di daerah tropis dan sub tropis di dunia. Ciri morfologi perbungaan setiap spesies tumbuhan mengakibatkan perbedaan proses polinasi, sehingga pengetahuan tentang morfologi perbungaan Arecaceae akan mempermudah menentukan sistem polinasi serta metode pemuliaan yang dapat diterapkan. Tujuan dari kajian studi literatur ini untuk mengetahui sistem polinasi berdasarkan morfologi perbungaaan pada famili Arecaceae dan korelasi antara morfologi perbungaan dengan agen polinasi pada famili Arecaceae.Metode yang digunakan dalam kajian studi literatur ini yaitu pengoleksian artikel, penyeleksian artikel dan pengolahan data secara deskriptif kualitatif. Pengoleksian dan penilaian artikel dilakukan melalui data base google scholar, Garuda dan scimagojr. Hasil analisis artikel yang diperoleh yaitu morfologi perbungaan pada 7 genus famili Arecaceae yang ditelusuri memiliki bunga berwarna kuning dan merah. Karakteristik infloresen yaitu terletak di ketiak daun, tipe infloresen tidak terbatas, bentuk infloresen tongkol majemuk (kecuali genus Nypa dan Elaeis berbentuk bongkol majemuk), dan panjang infloresen berkisar 8 cm – 440 cm. Struktur perbungaan adalah monoecious, dioecious, dan androdioecious. Agen polinasi potensial pada 7 genus tersebut adalah serangga dari famili Apidae (lebah), Curculionidae (kumbang), dan Formicidae (semut. Jenis-jenis lebah dan kumbang mendominasi penyerbukan pada bunga berbentuk bongkol majemuk, sedangkan pada bunga tongkol majemuk ketiga agen polinasi potensial dapat ditemukan dengan jumlah jenis yang beragam. Agen-agen polinasi tersebut berinteraksi secara mutualisme sesuai dengan ketertarikan mereka dengan morfologi perbungaan genus-genus tersebut dan secara tidak langsung mempengaruhi adaptasi morfologi perbungaan 7 genus tersebut dalam proses reproduksinya.
Traditional knowledge held by society contains character values and scientific concepts, but such knowledge is frequently ignored. This study aims to develop Student Activity Sheets on plant taxonomy based on ethnoscience for high school, and analyze the response of teachers and students to the products developed. The model used in this study follows the ADDIE stages. The instrument used is a response questionnaire given to teachers and students. Product feasibility was analyzed through the results of material expert validation and design experts. The result of the study is in the form of student worksheet based on ethnoscience and character values for plant taxonomy material. The results of product validation obtained a score of 74 ("very valid") for the material aspects while the design validation obtained a score of 46 ("valid"). The results of the small group and large group trials obtained percentages of 87,0% and 89,0% respectively; both were in the excellent category. The teacher's response obtained an average score of 44 which was also in the excellent category. Overall student worksheets based on ethnics and character values in material plant taxonomy for high school students is feasible to be used in plant taxonomy learning in schools.
Dusun Selapik merupakan salah satu dusun yang masuk ke dalam Desa Nyogan Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi. Dusun ini merupakan tempat bermukimnya Suku Anak Dalam (SAD), yang hidup berdampingan dengan warga desa lainnya. Suku Anak Dalam di Dusun Selapik sudah bermukim permanen di kawasan dekat dengan pemukiman penduduk biasa, dan tidak berpindah-pindah, seperti kebiasaan SAD lainnya. Pendidikan bagi anak-anak Suku Anak Dalam yang berada di Dusun Selapik tidak mengikuti sekolah formal sama sekali, mereka hanya belajar di sanggar belajar “Meraih Mimpi”. Sanggar Belajar ini dibina oleh Karang Taruna Setempat, dan waktu belajarnya hanya 3 kali seminggu, dengan fasilitas seadanya. Berdasarkan hasil survey pendahuluan dan wawancara langsung dengan kepala Dusun Selapik diperoleh informasi bahwa masalah biaya merupakan penyebab utama yang menyebabkan anak-anak SAD putus sekolah. Universitas Jambi sebagai salah satu Lembaaga Pendidikan dan merupakan Perguruan Tinggi Negeri terbesar di Provinsi Jambi, melalui Pusat Sudi Pendidikan Masyarakat dibawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat turut terpanggil untuk melakasanakan program pendidikan untuk anak-anak SAD. Metode pengabdian yang digunakan yaitu Participatory Rural Apraisal (PRA), yaitu metode pendidikan pada masyarakat.Berdasarkan hasil kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat tentang Peningkatan Kualitas Pendidikan untuk Suku Anak Dalam di Dusun Selapik dapat diambil kesimpulan: (1).Sosialisasi kepada Kepala Desa dan Aparat Desa telah dilakukan dalam upaya untuk mengetahui kondisi real masyarakat Dusun Selapik. (2). Penyuluhan kepada Orangtua SAD telah menggugah dan menyadarkan mereka akan pentingnya pendidikan untuk anak-anak mereka, (3) Pemberian bantuan sarana dan prasarana pendidikan kepada anak-anak SAD meningkatkan pemahaman anak-anak dalam belajar, mengaji dan praktek ibadah, (4) Kemajuan pendidikan anak-anak SAD di Dusun Selapik cukup signifikan dengan adanya kegiatan Pengabdian Masyarakat ini.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.