Chitosan-starch blend film showed desirable elongation and oxygen transmission rate (OTR) values and demonstrated rapid degradation in soil burial treatment. The incorporation of higher glycerol concentration lowered tensile strength but increased the amount of transmittable water vapour. The biodegradability of chitosan-starch based film was tested using soil burial test. Chitosan-starch blend films were able to degrade naturally at slightly similar period, ranging from 72–87 days. The addition of glycerol was likely contributed to the high Water Vapour Transmission Rate (WVTR) value which faster the biodegradability of the film in soil. Among different type of acid solutions, lactic acid is less preferable solution to dissolve chitosan as it produced film with poor mechanical properties compared to acetic and formic acid. Based on its mechanical limitation, the film can be used as a coating based film for certain type of fish product, especially product with high lipid content.
Media Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang umum digunakan untuk menganalisis jenis dan jumlah kapang pada produk makanan. Masalah yang sering dihadapi dengan penggunaan media ini adalah seringnya terjadi kegagalan dalam pengamatan morfologi dan penghitungan jumlah koloni kapang akibat tumbuhnya koloni yang menyebar sehingga menghambat atau menutupi koloni yang lain. Dichloran Rose Bengal Chloramphenicol (DRBC) telah diperkenalkan sebagai media yang lebih baik untuk menganalisis jumlah kapang karena mengandung dikloran dan pewarna rose bengaluntuk menahan pertumbuhan kapang yang menyebar. Namun demikian, informasi mengenai efektifitas penggunaan media ini pada produk perikanan masih terbatas. Dalam penelitian ini, DRBC digunakan untuk menganalisis kapang secara kualitatif dan kuantitatif menggunakan beberapa jenis sampel produk olahan perikanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media DRBC mampu mengurangi ukuran diameter koloni beberapa jenis kapang yang koloninya besar dan menyebar seperti Aspergillus spp., Mucor spp. dan Rhizopus spp. tanpa menghambat dan mengurangi jumlah koloni tersebut. Untuk sampel ikan olahan kering, jumlah koloni kapang yang tumbuh pada media DRBC tidak berbeda nyata dengan yang tumbuh pada media PDA, tetapi untuk sampel ikan olahan semi basah yang umumnya didominasi oleh koloni yang besar dan menyebar, jumlah koloni kapang secara nyata lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah koloni pada media PDA. Berdasarkan hasil ini, DRBC disarankan untuk digunakan untuk menganalisis kapang pada produk olahan semi basah
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari perubahan parameter sensori pada penurunan kesegaran ikan patin (Pangasius hypopthalmus) selama pengesan menggunakan metode demerit point score (DPS). Percobaan dilakukan dengan mematikan ikan patin secara hypothermia, menyusunnya dalam kotak berinsulasi yang berisi es dengan perbandingan es : ikan = 2:1 (b/b), dan menyimpan kotak tersebut pada suhu ruang. Penggantian es yang mencair dilakukan setiap hari. Penurunan kesegaran ikan diamati secara sensori berdasarkan metode demerit point score (DPS) selama 25 hari dengan interval waktu pengamatan setiap 5 hari terhadap atribut kenampakan, mata, insang, perut, anus dan rongga perut menggunakan skala 0-3 untuk setiap parameter pada masing-masing atribut. Hasil kajian menunjukkan bahwa parameter utama yang menentukan perubahan sensori secara signifikan pada patin segar adalah kenampakan dan kekakuan pada atribut kenampakan umum, kejernihan dan bentuk pada atribut mata, warna dan bau pada atribut insang, bau pada atribut anus, dan stains pada atribut rongga perut. Adapun beberapa parameter yang relevansinya rendah terhadap penilaian panelis pada penurunan kesegaran patin antara lain lendir permukaan pada atribut kenampakan umum, darah pada atribut mata, lendir pada atribut insang, kekakuan dan diskolorasi pada atribut perut, dan kondisi pada atribut anus, sedangkan parameter kulit tidak memiliki relevansi terhadap penilaian panelis pada penurunan kesegaran patin. Berdasarkan penilaian panelis terhadap semua atribut, lama penyimpanan patin segar yang dinyatakan ditolak panelis adalah 25 hari. atributes, i.e., appearance, eyes, gills, belly, vent, and KATA KUNCI : sensori, demerit point score, patin, kesegaran, penyimpanan dalam es ABSTRACT This research aimed to investigate the changes of sensory parameters using demerit point score (DPS) method on deterioration process of fresh pangasius (Pangasius hypopthalmus) during ice-storage. Trial was done by hypothermia killing of live pangasius (immersing in ice water), and arranging them in insulated boxes covered with crushed ice with the proportion of ice and fish of 2:1 (w/w). The insulated boxes containing fish were kept at ambient temperature and melted ice was changed daily. The decreasing of freshness was evaluated every 5 days for 25 days using demerit point score (DPS) for several
Penelitian toksisitas subkronik Spirulina platensis secara in-vivo telah dilakukan. Spirulina spp. merupakan sumber protein nabati yang cukup tinggi sehingga pada umumnya dimanfaatkan sebagai suplemen makanan. Spirulina platensis dalam bentuk tablet dan kapsul telah dihasilkan oleh Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, maka perlu dilakukan uji keamanannya bagi konsumen. Uji toksisitas sub-kronik Spirulina platensisdilakukan secara bioassaymenggunakan mencit jantan (Mus musculus L.) dari galur DDY, umur 2-3 bulan dengan bobot 20–30 g/ekor. Pemberian bahan uji (bubuk Spirulinakering disuspensikan dalam larutan 0,5% CMC-N a) dilakukan secara oral selama 4 minggu, selanjutnya dilakukan masa pemulihan selama 2 minggu dan setiap 2 minggu dilakukan pengambilan darah dan organ (hati, ginjal, dan lambung). Dibuat 4 kelompok perlakuan yaitu control negatif (0,5% CMC-Na sebesar 0,8 mL), dosis I (2,6 mg Spirulina/20 g bb mencit), dosis II (5,2 mg Spirulina/20 g bb mencit), dan kelompok dosis III (10,4 mg Spirulina/20 g bb mencit). Parameter yang diamati adalah kandungan GOT (Glutamic Oxaloacetic Trans aminase), GPT (Glutamic Piruvate Transaminase), kreatinin, dan albumin. Hasil analisis kandungan GOT dan, GPT, kreatinin, dan albumin mencit selama perlakuan masih dalam batas normal. Hasil analisis statistik semua parameter tidak berbeda nyata pada variasi dosis, kecuali pada dosis II, namun semua nilai masih dalam rentang nilai normal untuk mencit sehat. Pengamatan secara histopatologi menunjukkan bahwa pada kontrol dan dosis I tidak terjadi kerusakan yang berat pada hati, ginjal, dan lambung, sedangkan pada perlakuan dosis II dan III terjadi kerusakan ringan pada organ hati dan ginjal ditandai dengan adanya pengkerutan buluh darah, degenerasi sel hati; nekrosis pada sel tubulus, dan adanya endapan protein pada glomerulus ginjal, tetapi tidak terjadi kerusakan pada lambung.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.