The determination of pollution status is an important process of environmental quality monitoring especially in strategic waters for coastal areas, such as in Lampung Bay. An effective and sensitive Water Quality Index (WQI) method is needed, to accurately determine the environmental pollution status. This study aimed to compare the sensitivity of Storage and Retrieval of Water Quality data System (STORET) and Pollution Index (PI) as a W QI method, a case study from Lampung Bay coastal waters, Indonesia. W ater quality analysis i.e. Dissolve Oxygen (DO), pH, salinity, nitrite, nitrate, phosphate and ammonia was conducted spatially (three zones of Lampung Bay; river mouth, aquaculture and bay area) and seasonally (April and October 2015). The study found that nitrate and phosphate values were exceeded the limits of water quality standard (Indonesia Ministry of Environment Decree No. 51/2004) for marine organisms. However it may still support the aquaculture activities. The two W QI methods produced different pollution status of Lampung bay. STORET was found to be more sensitive method. Pollution Index method revealed a status of moderately polluted while STORET showed heavily polluted status. Therefore, this study suggest the use of STORET index, compare to Pollution Index, in an assessment of pollution status at watershed area.
Penelitian aplikasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava) untuk menghambat kemunduran mutu pindang tongkol (Scomber australasicus CV) telah dilakukan. Pada penelitian ini digunakan 4 konsentrasi ekstrak daun jambu (0, 3, 6, dan 9%) sebagai larutan perebus pada pengolahan pindang tongkol. Perubahan mutu ikan pindang diamati setiap 24 jam secara organoleptik, kimia (TVB, TBA) dan mikrobiologi (TPC, kapang), sedangkan pengamatan terhadap perubahan asam lemak dilakukan pada ikan pindang dengan perlakuan terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak daun jambu sebagai larutan perebus pada pemindangan ikan tongkol mampu menghambat peningkatan kadar TBA dan menekan oksidasi asam lemak tidak jenuh, tetapi tidak mampu menghambat peningkatan kadar TVB dan pertumbuhan mikroorganisme selama penyimpanan pada suhu ruang. Meskipun penggunaan ekstrak daun jambu menyebabkan warna pindang cenderung menjadi lebih gelap (kecoklatan), pindang tongkol yang direbus dengan ekstrak daun jambu mempunyai intensitas bau dan rasa tengik yang sangat rendah dan tekstur yang lebih baik bila disbanding kontrol. Perlakuan ekstrak daun jambu yang paling efektif sebagai pengawet pindang tongkol dengan nilai sensori terbaik adalah perlakuan ekstrak daun jambu pada konsentrasi 9%.
Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar yang perlu diwaspadai. Di Indonesia, pencemaran logam berat dapat berasal dari limbah industri, pertanian maupun rumah tangga. Oleh karena itu, Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan telah melakukan penelitian monitoring residu logam berat pada biota maupun perairan di beberapa lokasi selama 5 tahun yaitu dari tahun 2001 sampai dengan 2005. Tulisan ini merupakan review dari hasil penelitian tersebut. Pada tahun 2001, Perairan Dadap, Cilincing, Demak, dan Pasuruan telah tercemar oleh logam Hg, sementara Perairan Tanjung Pasir dan Blanakan belum tercemar dengan residu Hg di bawah 2 ppb. Pada tahun 2002, perairan laut di Sumatera yang diwakili oleh Perairan Mentok, Perairan Tanjung Balai, Perairan Tanjung Jabung Timur, dan Perairan Bagan Siapi-api terbukti masih aman untuk kebutuhan perikanan dengan residu Hg kurang dari 2 ppb. Kerang yang hidup di perairan tersebut juga masih aman untuk dikonsumsi. Ambang batas residu logam dalam produk perikanan adalah Hg 500 ppb, Cd 1.000 ppb,Pb 2.000 ppb, dan Cu 20.000 ppb. Pada tahun 2002, perairan Sidoarjo juga masih dalam batas aman dengan residu Hg kurang dari 2 ppb, tetapi Perairan Pasuruan telah tercemar oleh logam Hg dengan residu Hg di atas 2 ppb. Pada tahun 2002, kerang yang hidup di perairan Jawa dan Bali masih aman untuk dikonsumsi. Pada tahun 2003, perairan di Kalimantan dan Sulawesi masih dalam batas aman, begitu juga dengan biota yang hidup di perairan tersebut masih aman untuk dikonsumsi. Pada tahun 2005, Muara Sungai Kahayan dan Muara Sungai Barito telah tercemar oleh logam Cd dan Cu, tetapi ikan yang hidup di dalamnya masih aman untuk dikonsumsi. Pada tahun tersebut Waduk Saguling telah tercemar oleh logam Pb, Cd, dan Cu sementara Waduk Cirata tercemar oleh logam Hg dan Waduk Jatiluhur tercemar oleh logam Cu dan Cd. Ikan yang hidup di ketiga waduk tersebut masih aman untuk dikonsumsi.
Penelitian pengaruh perebusan, penggaraman dan penjemuran pada udang dan cumi terhadap pembentukan 7‑ketokolesterol telah dilakukan. Dalam penelitian ini, udang dan cumi masing masing dibagi dalam dua kelompok. Pada kelompok pertama diberikan perlakuan perebusan dalam air, dan pada kelompok kedua diberikan perlakuan perebusan dalam air garam (3% air garam untuk udang dan 20% air garam untuk cumi). Setelah perebusan, dilakukan pengeringan di bawah matahari (udang dikupas dahulu sebelum dijemur). Pengambilan sampel dilakukan saat kondisi segar, setelah direbus dan setelah dijemur. Pengamatan dilakukan terhadap kandungan 7‑ketokolesterol, kolesterol, nilai TBA, dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perebusan, penggaraman dan penjemuran berpengaruh terhadap pembentukan 7‑ketokolesterol sampai konsentrasi 20,82 ppm pada udang dan 15,05 ppm pada cumi sebagai konsentrasi tertinggi produk hasil oksidasi kolesterol yang terbentuk. Penelitian ini dapat dijadikan bukti bahwa pemanasan (perebusan dan penjemuran), serta penggaraman berpengaruh dalam proses oksidasi kolesterol pada udang dan cumi.
Previously designed endpoint PCR has been adapted for use with real time PCR to detect the presence of Salmonella typhimurium and Salmonella enteritidis in fish. Optimization of a standard curve in the presence of herring sperm DNA as background matrix indicated that the real time PCR highly efficient with the Pearson coefficient of determination (R2) value = 0.99937 and slope (M) value = -3.44. An enrichment method (overnight culture) significantly increased (p<0.05) the sensitivity of real time PCR. Comparison of real time PCR and the conventional isolation method based on biochemical tests has been conducted. In terms of their sensitivity, real time PCR and the conventional methods are not significantly different in the level of confidence 95%. Both real time PCR with enrichment method and conventional biochemical method can detect the presence of Salmonella spp. in spiked sample. However the direct extraction method was only detecting the presence of Salmonella in higher concentration. While the sensitivity both conventional and real time PCR are similar, the real time PCR has an advantage to detect the pathogen qualitatively and quantitatively depending on processing method.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengamati efektivitas karboksimetil kitosan (KMK) sebagai bahan pengkelat alami dan Na2 EDTA sebagai bahan pengkelat sintetis logam berat merkuri (Hg) pada ikan lele. Ikan lele yang digunakan adalah jenis lele dumbo yang diperoleh dari Bogor. Ikan dipelihara dalam kolam berukuran 380 x 150 x 60 cm 3. Air kolam sebanyak 570 L yang berisi 200 ekor ikan lele dipapar dengan Hg 60–90 ppb secara bertahap selama 1 bulan dan penggantian air kolam dilakukan setiap minggu. Sebelum pemaparan dengan Hg dilakukan, ikan lele dikondisikan pada kolam percobaan selama 1 minggu. Pada minggu ke dua ikan dipapar merkuri 60 ppb, kemudian konsentrasi merkuri dinaikkan 15 ppb setiap minggu sampai dengan minggu ke empat. Pemaparan dihentikan setelah minggu ke empat. Setelah itu ikan dipanen kemudian difilet dan dikelat dengan cara direndam dalam larutan KMK dan Na 2EDTA masing-masing pada konsentrasi 0; 0,5; 1,0; dan 1,5% selama 0, 30, 60, dan 90 menit. Perendaman dalam air digunakan sebagai kontrol terhadap perlakuan tersebut. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Pengamatan yang dilakukan meliputi kandungan awal dan kandungan akhir Hg setelah perlakuan perendaman. Analisis dilakukan menggunakan instrumen AAS (Perkin Elmer tipe Aanalyst800). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perendaman dalam KMK dan Na 2 EDTA 0,5% selama 30 menit memberikan hasil yang terbaik, dan tidak ada perbedaan antara KMK dan Na2EDTA dalam fungsinya sebagai absorben logam berat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.