ABSTRAKCemaran logam berat dapat terakumulasi pada air laut, sedimen dan biota laut yang hidup di dalamnya. Biota laut seperti kerang hijau (Perna viridis) yang tercemar logam berat melebihi ambang batas yang diijinkan akan membahayakan kesehatan apabila dikonsumsi oleh manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat pada air, sedimen dan kerang hijau (P. viridis) di Teluk Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga sentra lokasi budidaya kerang hijau di Teluk Jakarta yaitu Cilincing, Kalibaru dan Kamal Muara pada musim penghujan bulan Oktober 2016. Hasil penelitian menunjukkan kandungan logam berat pada air laut di lokasi Cilincing, yaitu Pb 0,368 mg/L; Cd 0,007 mg/L; dan Hg 0,072 mg/L dan di lokasi Kalibaru, yaitu Pb 0,422 mg/L; Cd 0,005 mg/L; dan Hg 0,045 mg/L, sudah melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh Kepmen LH No.51/2004. Kandungan Hg pada sedimen perairan di lokasi Cilincing (0,85 mg/kg), Kalibaru (0,77 mg/kg) dan Kamal Muara (0,86 mg/kg) sudah melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh W AC 173-204-320. Namun demikian, kandungan Hg, Cd dan Pb pada kerang hijau budidaya di semua lokasi pengambilan sampel masih berada di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh Peraturan Kepala BPOM No 8 Tahun 2018. Analisis batas aman konsumsi kerang hijau yang tercemar logam berat yang dilakukan pada penelitian ini menunjukkan bahwa kerang hijau baik di lokasi Cilincing, Kalibaru dan Kamal Muara masih aman dikonsumsi hingga 1 kg/minggu pada orang dewasa dengan berat badan rata-rata 60 kg. KATA KUNCI : batas aman konsumsi, logam berat, Perna viridis, Teluk Jakarta ABSTRACT Contamination of heavy metals can be accumulated in marine water, sediment and organisms.Marine organisms such as green mussels (Perna viridis) that were contaminated by heavy metals could be harmful to human health. This research aimed to determine heavy metals concentration in marine water, sediment and green mussels (P. viridis) at Jakarta Bay. Sampling was conducted at three aquaculture stations i.e. Cilincing, Kalibaru and Kamal Muara in rainy season in October 2016. The study showed that concentrations of Pb, Cd and Hg in marine water from Cilincing (0.368 mg/L of Pb; 0.007 mg/L of Cd; and 0.072 mg/L of Hg) and Kalibaru (0.422 mg/L of Pb; 0.005 mg/L of Cd; and 0.045 mg/L of Hg) were exceeded the standard quality criteria as regulated by Decree of the Minister of Environment No. 51/2004. The concentration of Hg in marine sediment from all of the sampling stations, i.e. Cilincing (0.85 mg/kg), Kalibaru (0.77 mg/kg) and Kamal Muara (0.86 mg/kg) have exceeded the safety limit as regulated by . However, the concentration of Hg, Cd and Pb in green mussels (P. viridis) from all of the sampling stations were still below the safety level set by the Regulation of Director Indonesia National Agency of Drug and Food Control No. 5, 2018. The tolerable weekly intake consumption that was calculated in this study showed that green mussels from Cilincing, Kalibaru and Kamal Muara aquaculture areas can be consumed up to 1 kg/week f...
Telah dilakukan penelitian tentang analisis kelimpahan fitoplankton penyebab HAB (Harmful Algal Bloom) di Perairan Teluk Lampung pada musim barat dan musim timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi alga yang berpotensi menyebabkan HAB yang berada di Teluk Lampung dan melihat pola hubungan kelimpahan fitoplankton yang bepotensi menyebabkan HAB dengan nutrien yang terkandung di perairan Teluk Lampung, Kab. Pesawaran, ProvinsiLampung. Pengambilan sampel dilakukan pada musim timur (April) dan musim barat (Oktober) pada tahun 2015. Dari penelitian ini ditemukan bahwa pada musim timur fitoplankton yang teridentifikasi dan berpotensi menyebabkan HAB adalah Amphora sp., Nitzchia sp., Ceratium sp., Dynophisis sp., Gymnodinium sp., dan Nocticulla scintillans. Pada musim barat fitoplankon yang teridentifikasi dan berpotensi menyebabkan HAB adalah Amphora sp., Nitzchia sp., Pseudonitzchia sp.,Alexadrium sp., Ceratium sp ., Cochlodium polykiroides, Dhynophisis sp ., Gambirdiscus toxicus, Gymnodinium sp., Nocticula scintillans, Procentrum sp., Pyrodinium bahamase dan Peridinium sp. Pada musim timur kelimpahan fitoplankton penyebab HAB yang terdapat di perairan Teluk Lampung didominasi oleh spesies Ceratium sp. dengan rata-rata 1,802 ind/L sedangkan pada musim barat kelimpahan fitoplankton di Teluk Lampung didominasi oleh Nitczchia sp ., dengan rata-rata kelimpahan 161,207ind/L.
The determination of pollution status is an important process of environmental quality monitoring especially in strategic waters for coastal areas, such as in Lampung Bay. An effective and sensitive Water Quality Index (WQI) method is needed, to accurately determine the environmental pollution status. This study aimed to compare the sensitivity of Storage and Retrieval of Water Quality data System (STORET) and Pollution Index (PI) as a W QI method, a case study from Lampung Bay coastal waters, Indonesia. W ater quality analysis i.e. Dissolve Oxygen (DO), pH, salinity, nitrite, nitrate, phosphate and ammonia was conducted spatially (three zones of Lampung Bay; river mouth, aquaculture and bay area) and seasonally (April and October 2015). The study found that nitrate and phosphate values were exceeded the limits of water quality standard (Indonesia Ministry of Environment Decree No. 51/2004) for marine organisms. However it may still support the aquaculture activities. The two W QI methods produced different pollution status of Lampung bay. STORET was found to be more sensitive method. Pollution Index method revealed a status of moderately polluted while STORET showed heavily polluted status. Therefore, this study suggest the use of STORET index, compare to Pollution Index, in an assessment of pollution status at watershed area.
Fenomena dan tren keamanan produk pangan meningkat seiring dengan bertambahnya permintaan akan penelitian keamanan produk pangan untuk menjamin keamanan produk makanan yang beredar secara global kepada konsumen. Urgensi kontaminasi cemaran kimia khususnya formaldehid pada pangan menjadi keharusan, mengingat keberadaan formaldehid dapat terjadi secara alami seiring dengan kemunduran mutu pangan terutama pada produk perikanan. Hal tersebut yang melatarbelakangi penelitian untuk mengetahui pembentukan formaldehid pada ikan kerapu cantik selama proses kemunduran mutu pada saat disimpan pada kondisi beku. Hasil penelitian menunjukkan Ikan kerapu cantik dalam usia panen dan ukuran yang hampir sama memiliki respon metabolisme yang berbeda-beda pada proses kematiannya sehingga mengakibatkan kandungan TMA, TVB dan formaldehid alami yang terbentuk pada awal kematian itu yang berbeda Pembentukan formaldehid alami pada ikan kerapu cantik selama disimpan pada kondisi penyimpanan beku selama lima bulan membentuk pola parabolik, dimana formaldehid pada titik awal ikan dimatikan naik dan mencapai titik maksimum hingga bulan penyimpanan kedua lalu bergerak menurun mulai dari bulan ke tiga hingga kelima. Pembentukan formaldehida alami pada ikan kerapu cantik selama disimpan pada suhu beku berkorelasi positif dengan kemunduran mutu ikan kerapu cantik berdasarkan parameter TVB dan TMA
AbstrakHasil tangkapan sampingan merupakan salah satu hasil tangkapan yang memiliki nilai ekonomis rendah. Pemanfaatan serta cara peningkatan nilai jual hasil tangkapan sampingan yaitu dengan membuat pepton. Pepton ikan adalah produk turunan atau derivat dari hidrolisat protein yang larut dalam air dan tidak mengalami proses koagulasi pada air panas. Penelitian ini bertujuan memproduksi pepton dengan bahan dasar ikan hasil tangkapan sampingan multispesies busuk dibalut teknik mikroenkapsulasi dengan bahan penyalut maltodekstin. Berdasarkan hasil analisis mikroenkapsulat pepton HTS busuk yang dihasilkan memiliki komposisi kimia berupa kadar air 6,28%, kadar abu 9,01%, kadar protein 62,79 %, kadar lemak 0,44% dan karbohidrat 21,48%. Karakteristik kimia produk yang dihasilkan adalah kelarutan 98,87%, total nitrogen 10,05%, α amino nitrogen 1,22%, AN/TN 12,14%, kadar garam 8,04% dan pH 6,69%. Mikroenkapsulat pepton HTS busuk memiliki karakteristik fisik dengan nilai derajat kecerahan 60,01, nilai derajat putih 57,44%, dan derajat warna cenderung merah dan kuning sehingga dapat disimpulkan produk memiliki warna kuning kemerahan. Aktivitas air (a w ) mikroenkapsulat pepton HTS busuk pada kondisi penyimpanan suhu ruang selama 5 jam lebih rendah dibandingkan pepton HTS busuk tanpa mikroenkapsulasi dan pepton komersial Hasil analisis asam amino menunjukkan kandungan asam amino arginin, serin, tirosin, histidin dan treonin pada mikroenkapsulat pepton lebih tinggi dibandingkan dengan pepton HTS busuk tanpa mikroenkapsulasi dan pepton komersial. Hasil pengukuran optical density (OD) menunjukkan mikroenkapsulat pepton ikan HTS busuk memiliki pola pertumbuhan bakteri yang lebih baik jika dibandingkan pepton komersial dan pepton ikan HTS busuk tanpa mikroenkapsulasi.Kata kunci: bahan penyalut, ekonomis rendah, kelarutan, pertumbuhan bakteri Characterization Microencapsul Pepton from Spoiled By Catch Fish Using Spray Drying MethodsAbstract Spoiled by catch fish is one of catch produce that have low economic value. Utilization and how to increase the selling value of byproducts by making peptone. Peptone fish is a derivative product or derivative of a water-soluble protein hydrolyzate and does not undergo any coagulation process in hot water. This research aim is to produce peptone with spoiled by catch fish as raw materials using microencapsulation technique and maltodextrin as coating ingredients. Microencapsulate of peptone has a chemical composition with moisture content 8.95%, ash content 5.26%, protein content 62.79%, Fat content 0.44% and carbohydrate content 21.48%. The chemical characteristic peptone by-catch rotten fish indicate that product has solubility 98.87%, nitrogen total 10.05%, α amino nitrogen 1.22%, AN/TN 12.14%, salt content 8.04% and pH 6.69. Microencapsulate peptone has a physical characteristic with lightness value 60.01, whiteness value 57.44 and dominated red color value 1.70 and yellow color value 10.33. The water activity of microencapsulating spoiled by catch fish peptone at room temperature of stor...
The demand for Indonesian opah fish as an export product is increasing in the international market. Three countries (Malaysia, Mauritius, and Taiwan) recorded as the leading export destination of Indonesian opah fish. However, as the fish kept in a frozen state during export transportation, the endogenous formaldehyde may increase over time. This research presented the health risk assessment of population in the leading export destination countries that consumed opah fish from Indonesia. The study aimed to reveal the most potential export destination country that may accept an increasing volume of opah fish supply from Indonesia. The potency was determined from current export volume, the amount of endogenous formaldehyde content, and fish consumption at each country. The data were calculated with @Risk®7.0 software. The results showed opah fish consumed by Malaysian can be categorized as safe. Increasing the number of opah fish imported by Malaysian as much as six times, 12 times, 18 times, 27 and 36 times relatively does not cause health risks related to the presence of its endogenous formaldehyde. Moreover, opah fish consumed by Taiwanese is also safe, but with increasing the number of consumptions by more than 26 times is suspected to be potentially causing a health problem. However, opah fish consumed in Mauritius was categorized as unsafe and potentially caused health risks. Based on these results, Indonesia may consider to increase the opah fish export to Malaysia and Taiwan in the future.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.