Diarrhea According to epidemiological theory is influenced by 3 factors, namely host, Agent and environment. The host is a landlady or as it is occupied for instance age, nutritional status. Diarrhoea disease in infants whose nutritional status is bad is more difficult to heal because of the damaged intestinal mucosa in the process of a longer revitelization. From the Government Health Service data of Jember District, in May 2008 the number of Diarrhea suffered reaches 4,601. In January 2008, the number of diarrhea sufferers reached 5,202 people, February 5,361, March 4,754, and April 4,755 sufferers. Of these, people less then 5 years old reach 70 percent. The purpose of this research to Analyzed attitude of mother in the treatment of diarrhea in infant in the health center of Arjasa District Regency of Jember. Research method used cross sectional study. The population of this study was toddlers with diarrhea of 58 children. Non-probability sampling technique with consecutive sampling types (which meet the inclusion and exclusion criteria).The information regarding maternal attitude was obtained by quistonnaire. Statistic test used descriptive analysis. Analysis results indicate that mothers with positive attitude find 26-35 years old, the last education of Junior and Senior High School, job as a housewife. Based on 35 samples, it shows that mothers with a positive attitude is 27 and mothers with negative attitude is 8. The results of this study are maternal have positive attitude to give ORS on handling diarrhea in Infant.Penyakit diare menurut teori epidemiologi dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu host, agent, dan environment. Host merupakan induk semang atau yang ditempati misalkan umur dan status gizi. Penyakit diare pada balita yang status gizinya buruk lebih sulit disembuhkan karena vili mukosa usus yang risak mengalami proses repitelisasi. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, pada Mei 2008 jumlah penderita diare mencapai 4.601 orang. Januari 2008 jumlah penderita diare mencapai 5.202 orang, Februari 5.361, Maret 4.754, dan April 4.755 penderita. Dari jumlah tersebut, penderita dibawah umur 5 tahun mencapai 70%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sikap ibu dalam penanganan diare pada balita di Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember. Metode penelitian menggunakan cross sectional. Populasi penelitian merupakan seluruh balita yang terkena diare yaitu 58 balita. Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sample yaitu consecutive sampling (sesuai kriteria inklusi dan eksklusi). Data sikap ibu didapatkan dengan menggunakan kuisoner. Analisis statistik yang digunakan adalah deskripsi analisis. Hasil analisis menunjukan bahwa Ibu yang memiliki sikap positif rata-rata berada pada usia 25-35 tahun, pendidikan terakhir SMP dan SMA, dan pekerjaannya ibu rumah tangga. Berdasarkan dari 35 sampel didapatkan bahwa ibu dengan sikap positif sebanyak 27 dan sikap negatif sebanyak 8 ibu. Hasil penelitian ini menujukan bahwa ibu memiliki sikap yang positif dalam pemberian ORS pada penanganan diare.
Stunting merupakan suatu kondisi yang sangat umum terjadi pada seorang anak dengan kekurangan gizi dikarenakan jumlah makronutrien dan mikronutrien tidak cukup memadai.Indonesia menempati peringkat kelima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting.Usaha dini yang dapat dilakukan untuk melakukan pencegahan stunting bisa dilakukan sejak masa kehamilan.Prinsipnya adalah meningkatkan asupan gizi ibu hamil dengan memastikan selama kehamilan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berkualitas baik, oleh karena itu, dibutuhkan suatu penyuluhan untuk meningkatkan wawasan ibu hamil terkait kebutuhan gizi yang baik selama kehamilan dan menambah keterampilan ibu hamil dalam mengelola makanan yang kaya akan gizi. Target khusus pada kegiatan masyarakat ini adalah ibu hamil dan kader kelurahan. Metode yang diterapkan pada kegiatan ini adalah ceramah/penyuluhan, demonstrasi cara membuat makanan bergizi untuk ibu hamil, dan evaluasi dengan teknik food recall. Hasil akhir pada kegiatan pengabdian masyarakat adalah meningkatnya pemahaman kader dan ibu hamil terkait gizi yang dibutuhkan selama masa kehamilan, serta kemampuan mempraktikkan mengolah makanan yang kaya akan kandungan gizi.
Sosial ekonomi yang berupa pendapatan memiliki peranan dalam ketersediaan makanan pada tingkat keluarga. Ketersediaan makanan dan ketahananan pangan tingkat keluarga dipengaruhi oleh kemampuan daya beli atau pendapatan keluarga. Pendapatan ekonomi yang rendah mengindikasikan ketahanan pangan keluarga yang buruk, dimana pola konsumsi makanan ibu menyusui akan terganggu dan berdampak pada jumlah dan komposisi nutrisi ASI. ASI memiliki komponen gizi yang baik untuk bayi. Komponen makronutrien ASI memberikan pengaruh terhadap proses petumbuhan dan perkembangan bayi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan bangun cross sectional melalui pengamatan pada semua ibu menyusui dengan anak usia 1-2 bulan di wilayah kerja puskesmas Wonokusumo untuk mengetahui pengaruh pendapatan ekonomi ibu menyusui tehadap kwalitas komponen makronutrien ASI. Pengkuran variable komponen ASI dilakukan menggunakan alat MIRIS human milk analyzer dan pengukuran variable pendapatan menggunakan kuisoner. Analisis data menggunakan regresi kategorikal. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh pendapatan ekonomi terhadap komponen protein dan lemak ASI (P=0,01, P=0,00). Kesimpulan ini didapatakan bahwa pendapatan ekonomi ibu menyusui dapat berpengaruh terhadap komponen protein dan lemak ASI Kata kunci: Pendapatan, Ibu menyusui, Komponen ASI ABSTRACT Key word: Income, Brestfeeding mothers, Breast milk component
AbstrakStatus gizi pada Ibu dan Anak merupakan faktor penting yang wajib menjadi perhatian besar bagi petugas kesehatan. Keadaan kurang gizi pada Ibu hamil dan balita penyebab terbesar yaitu dipengarui oleh kebiasaan mengkonsumsi makanan yang kurang baik. PMT (Pemberian Makanan Tambahan) sangat memengaruhi untuk status gizi nantinya pada Ibu Hamil dan Anak. Pemberian Makanan Tambahan tujuannya yaitu untuk memperbaiki keadaan gizi untuk mencapai status gizi yang Optimal. Padahal kondisi status gizi yang kurang baik Ibu dan Anak akan mengakibatkan bertambahnya Stunting.Kondisi diatas mendasari penulis untuk membuat Inovasi resep PMT berbahan dasar makanan atau sayuran yang mudah di temuai di lingkungan sekitar sebagai makanan tambahan. Untuk mengetahui Ibu dan Anak secara langsung mengkonsumsi PMT maka peneliti melakukan pendampingan dalam membuat, mengkonsumsi dan mengevaluasi hasil tersebut. Program Pengabdian Kepada masyarakat ini juga bertujuan untuk melatih anggota keluarga, khususnya orang tua balita dalam menyiapkan makanan tambahan yang sehat dan nilai gizinya seimbang, sehingga status gizi balita nantinya semakin membai. Metode yang di gunakan dalam program pengabdian masyarakat yang dilakuka di Kelurahan Nginden Jangkungan adalah penyuluhan dan demonstrasi bagaimana cara pembuatan PMT. Hasil dari pengabdian dalam kurun 1 bulan ibu-ibu PKK sudah bisa melakukan cara pembuatan PMT dan juga diterapkan dikehidupan sehari-hari untuk pemenuhan gizi pada anak.Kata Kunci: PMT , Meningkatan Kesehatan ,Ibu dan AnakAbstractThe nutritional status of mothers and children is an important factor that must be of great concern to health workers. The state of malnutrition in pregnant women and toddlers is the biggest cause, which is influenced by the habit of consuming less good food. PMT (Supplementary Feeding) greatly affects the nutritional status of pregnant women and children. Supplementary feeding aims to improve nutritional status to achieve optimal nutritional status. Whereas the condition of poor nutritional status of mothers and children will result in increased stunting. The above conditions underlie the author to make PMT recipe innovations made from food or vegetables that are easily found in the surrounding environment as additional food. To find out mothers and children directly consume PMT, the researchers provide assistance in making, consuming and evaluating the results. This Community Service Program also aims to train family members, especially parents of children under five, in preparing complementary foods that are healthy and have a balanced nutritional value, so that the nutritional status of toddlers will improve. The method used in the community service program carried out in Nginden Jangkungan Village is counseling and demonstration of how to make PMT. The results of the service within 1 month of PKK mothers have been able to do how to make PMT and also apply it in daily life to fulfill nutrition in children.Key Word: PMT, Improving Health, Mother and Child
An efficient immune response to SARS-Co V-2 may be considered a major solution in Covid-19 cases. Covid-19 can infect all ages including adolescence. The role of parents is important in providing protection to the transmission of Covid-19 infection. Phytochemical herbal ingredients have biological properties as immune system stimulants. Product innovation with herbal ingredients that can attract the attention of adolescence needs to be developed, because it can provide immune booster to them. Therefore, it takes training to improve the skill of parents in making interesting product innovations for adolescence, namely “Bobalthy (Boba Herbal and Healthy)”. The goal was improve the health of adolescents, by making innovations in immune booster products and as business innovations that can be applied during the Covid-19 pandemic. The target of this community service activity were PKK and adolescent parents. The methods were presentation, demonstrations on how to make products “Bobalthy (Boba Herbal and Healthy)”. Evaluation with redemonstration and questionnaires. Outcome this community service activities were increased understanding about herbal ingredients as immune system enhancers and soft skills in the manufacture of innovation products herbal boba that are favored by all adolescents and can simultaneously benefit improving the immune system of adolescents.
Kegiatan PPM (Pengabdian Pada Masyarakat) tentang Usaha Untuk Meningkatkan Cakupan ASIEkslusif Dengan Pendekatan Emotional Demonstration Ikatan Ibu Dan Anak dilaksanakan diKelurahan Siwalankerto Kecamatan Wonocolo Kotamadya Surabaya. Kegiatan pengabdian inibertujuan untuk meningkatkan ketrampilan kader di wilayah kelurahan Siwalankerto. Selain ituemo demo itu untuk meingkatkan pengetahuan dalam melakukan sosialisasi kepada para ibunantinya. Emo demo tentang ikatan ibu dan anak bertujuan untuk membangun hubungan yanglebih erat antara ibu dan anak. Hubungan erat akan memberikan dampak positif terhadappsikologi anak. Melalui sentuhan dan kontak mata antara ibu dan bayi akan semakin menambahikatan. Hasil yang dicapai pada kegiatan pengabdian ini adalah bahwa pelatihan emo demo yangdiberikan kepada kader dapat melatih para ibu, sehingga semakin siap dalam memberikan ASInya.Dengan demikian cakupan ASI esklusif dapat tercapai dengan maksimal.
Prediabetes adalah keadaan yang ditandai dengan gangguan glukosa puasa atau gangguan toleransi glukosa. Indonesia menduduki peringkat ke tujuh di dunia dengan jumlah penduduk diabetes tertinggi. Di seluruh dunia, ada lebih dari 400 juta orang dengan prediabetes dan proyeksi menunjukkan bahwa lebih dari 470 juta orang akan mengalami prediabetes pada tahun 2030. Estimasi handal yang berkelanjutan diperlukan untuk merencanakan program pencegahan dan pengobatan yang efektif untuk manajemen diabetes secara nasional untuk menurunkan angka tersebut khususnya pada masyakat usia produktif. Kebaruan penelitian ini menganalisis profil prediabetes pada usia produktif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran terkait tingkat prediabetes pada usia produktif. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan analisis deskriptif. Responden yang diambil sebagai sampel yaitu pria maupun wanita dengan usia produktif (15-64 tahun) di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Malang yang bersedia mengisi kuesioner yang meliputi nama, umur, tingkat pendidikan, nilai gula darah acak, tekanan darah, berat badan, tinggi badan, ada tidaknya Riwayat diabetes dalam keluarga dan frekuensi aktivitas fisik yang dilakukan. Data yang terkumpul diolah untuk mendapatkan nilai/skor prediabetes dengan bantuan website CDC untuk mendapatkan nilai / skor prediabetes. Â Berdasarkan hasil survey langsung terhadap 101 responden dapat disimpulkan bahwa dari ke enam parameter penentu pre diabetes (usia, jenis kelamin, tekanan darah, BMI, dan Riwayat keluarga) maka dari 101 responden usia produktif sebanyak 92,1% responden memiliki resiko rendah pre diabetes dan 7,9% memiliki resiko tinggi prediabetes. Kata kunci: Diabetes; Gula Darah; Prediabetes; Usia Produktif. Â AbstractPrediabetes is a condition characterized by impaired fasting glucose or impaired glucose tolerance. Indonesia is ranked seventh in the world with the highest number of diabetics. Worldwide, there are more than 400 million people with prediabetes and projections show that more than 470 million people will have prediabetes by 2030. Reliable estimates are useful for planning effective prevention and treatment programs for diabetes management nationwide to reduce this number especially in people of working age. Therefore, this study aims to provide an overview regarding the level of prediabetes in productive age. This research is an observational study with descriptive analysis. Respondents who met these criteria filled out a questionnaire which included name, age, level of education, random blood sugar values, blood pressure, weight, height, no history of diabetes in the family and the frequency of physical activity carried out. The collected data is processed to obtain prediabetes values/scores with the help of the CDC website to obtain prediabetes values/scores. Based on the results of a survey of 101 respondents collected. Based on the research above, it can be concluded that of the six parameters (age, sex, blood pressure, BMI, and family history) determinants of pre-diabetes, 92.1% of 101 respondents had a low risk of pre-diabetes and 7.9% had a low risk of developing pre-diabetes. Keywords: Diabetes; Blood Glucose; Prediabetes; Productive Age.
Infections caused by Candida albicans are generally common in the vaginal mucosa or called Vulvovaginal Candidiasis. Herbal medicine is proven to be an alternative to treat vaginal candidiasis. Mulberry leaves have many chemical compounds, one of which is anthocyanins. Anthocyanins have pharmacological benefits and biological activity that can protect against human pathogenic bacteria. This study aims to observe the effect of anthocyanin compounds extracted from mulberry leaves (Morus Rubra L) on the growth of Candida albicans. Identification of compounds on mulberry leaves used the TLC spectrophotodensitometry on silica gel 60 F254. TLC plates were washed with methanol and activated at 110 degrees C for 30 minutes. The plates were eluted in a chamber that had been saturated with the mobile phase of n-butanol:glacial acetic acid:water (4:1:2) and transferred using a CMAG TLC densitometer with a spectrum in the wavelength range of 200-700 nm. Design study is experimental study with a short Post-Test Only Control Group. This study was conducted at the Pharmaceutical Biology Laboratory of PGRI Adi Buana University and the Laboratory of Professor Nidhom Foundation. The results showed that there was a content of anthocyanin compounds in mulberry leaves with antifungal function against Candida albicans.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.