Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan serta mengevaluasi program kerja KKNT pemberian makanan tambahan (PMT) untuk kepentingan status gizi anak balita. Salah satu komponen yang terpenting yaitu Pemberian makanan tambahan (PMT). Keadaan golongan rawan gizi, seperti halnya gizi kurang hingga stunting yang terjadi pada balita dapat diperbaiki dengan PMT ini. Agar kelanjutan program PMT dapat berjalan terus, hendaknya pelaksanaan PMT menggunakan bahan makanan lokal yang dapat dihasilkan setempat. PMT memiliki tujuan agar anak mendapat asupan semua jenis zat-zat gizi dengan jumlah takaran gizi yang seharusnya agar tidak adanya pengurangan berat badan dan gizi terhadap anak dapat terpenuhi dengan semestinya. Asupan makanan juga dapat mempengaruhi status gizi. Gizi buruk dan stunting merupakan efek kekurangan gizi yang terus berlanjut akibat konsumsi energi yang kurang tepat. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo tahun 2020, prevalensi stunting pada balita sebesar 16,24%. Dalam evaluasi selanjutnya yang dievaluasi adalah gizi yang cukup yang terkandung dalam makanan tambahan untuk anak, tidak adanya tambahan bahan yang berbahaya, serta biaya yang murah sehingga dapat dijangkau bagi kalangan ekonomi keluarga. Studi ini merupakan studi kualitatif deskriptif, dengan observasi dan wawancara sebagai analisis data.
The study aims to describe and evaluate the KKNT work program providing supplementary feeding (PMT) for the nutritional status of the children. One of the most important components is supplementary feeding (PMT). The condition of the nutritionally vulnerable groups, such as malnutrition and stunting that occurs in toddlers, can be improved with this PMT. For the continuation of the PMT program to continue, the implementation of PMT should use local food ingredients that can be produced locally. PMT has a goal so that children get intake of all types of nutrients with the number of nutritional doses that should be so that weight loss does not occur and nutrition in children can be fulfilled properly. Food intake can also affect nutritional status. Malnutrition and stunting are effects of ongoing malnutrition due to inappropriate energy consumption. According to data from the Probolinggo District Health Office for 2020, the prevalence of stunting in toddlers is 16.24%. In further evaluations, additional food with sufficient nutritional content for children, does not contain additional ingredients, and prices that are affordable for the family economy are evaluated. The research is using descriptive qualitative, data analysis was carried out using interviews and observation.