<p><br />Buta warna adalah ketidakmampuan seseorang untuk membedakan beberapa warna yang dapat dibedakan oleh orang lain. Penyakit ini disebabkan oleh mutasi pada gen OPN1LW, OPN1MW, dan OPN1SW. Keadaan ini diturunkan dengan pola X-linked atau bisa juga didapat setelah lahir. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan prevalensi buta warna pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan desain potong lintang yang menggunakan data sekunder. Besar sampel sebanyak 174 orang diambil dengan metode stratified random sampling di Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, dan Fakultas Agama Islam. Mahasiswa yang dipilih adalah mahasiswa angkatan 2017 yang namanya terdaftar di www.forlap.dikti.go.id. Data status penglihatan warna diambil dari arsip skrining buta warna milik Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran UM Palembang. Skrining buta warna dilakukan tim kesehatan penerimaan mahasiswa baru, yang terdiri dari 7 dokter umum, dengan menggunakan Buku Ishihara sebagai alat bantu. Sampel terdiri dari 88 orang laki-laki (50,6%) dan 86 orang perempuan (49,4%). Penelitian ini hanya menemukan 1 subjek penelitian dengan buta warna (0,6%) berjenis kelamin laki-laki. Angka ini lebih rendah dari angka kejadian nasional yaitu 0,7% dan angka kejadian di Sumatera Selatan 12,8%. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa biasanya buta warna terjadi pada laki-laki karena memperoleh kromosom X dari ibu yang membawa alel buta warna. Kesimpulan, prevalensi buta warna pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang tergolong rendah bila dibandingkan prevalensi nasional.</p>
Latar Belakang: Rinitis alergi adalah suatu penyakit pada hidung yang ditimbulkan oleh reaksi inflamasi mpada mukosa hidung dengan perantara immunoglobulin E. Prevalensi rinitis alergi di dunia telah meningkat termasuk di Indonesia yang kini telah mencapai 1,5-12.4% dan cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mencari prevalensi rinitis alergi dan hubungan antara jenis kelamin dan riwayat asma dengan kejadian rinitis alergi pada siswa sekolah di Palembang. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di SMP Muhammadiyah 3 Palembang pada tahun 2018. Data primer diperoleh dengan cara meminta subjek penelitian untuk mengisi kuesioner ISAAC. Kriteria inklusi penelitian ini adalah siswa-siswi berusia 13-14 tahun. Besar sampel yang digunakan sebanyak 80 responden, diambil teknik total sampling.Hasil: Pada penelitian ini didapatkan prevalensi rinitis alergi sebesar 51,2% dan jenis kelamin (p=0,014) dan riwayat asma (p=0,019) sebagai faktor risiko terjadinya rinitis alergi. Perempuan lebih banyak menderita rinitis alergi dibanding laki-laki kemungkinan disebabkan perempuan lebih sering terpapar allergen berupa debu akibat sering melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu. Adanya paparan alergen terhadap mukosa hidung akan meningkatkan konsentrasi berbagai faktor yang terkait asma seperti eosinophil, interleukin-5 dan sel CD34 di darah perifer. Kesimpulan: Jenis kelamin dan riwayat asma merupakan faktor risiko terjadinya rinitis alergi pada anak.
Glaukoma merupakan penyakit mata di mana terjadinya kerusakan saraf optik yang disebabkan oleh hambatan pengeluaran cairan bola mata (Humour Aquous). Glaukoma merupakan penyebab kebutaan terbanyak setelah katarak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita glaukoma di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang periode Januari 2017 – April 2018 berdasarkan usia, jenis kelamin, jenis glaukoma, keluhan utama, tekanan intraokular, dan riwayat penyakit sebelumnya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif retrospektif dengan pendekatan cross sectional menggunakan data rekam medis pasien glaukoma di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang periode Januari 2017 – April 2018. Sampel pada penelitian ini berjumlah 45 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan glaukoma lebih banyak terdistribusi pada kelompok usia 40-64 tahun (66,7%)dan jenis kelamin perempuan (57,8%).Tipe glaukoma didominasi oleh glaukoma kronis (57,8%),dengan keluhan nyeri mata (37,7%), memiliki TIO lebih dari 21 mmHg (73,3%), dan memiliki riwayat penyakit sebelumnya (60,0%).
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang berasal dari ovarium dengan berbagai tipe histologi yang dapat mengenai semua umur. Kanker ovarium menempati posisi ke-3 dari 10 kanker tersering pada wanita. Minimnya pengetahuan terhadap kanker sendiri merupakan salah satu penghambat pendeteksian dini kejadian kanker ovarium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan pekerjaan dengan tingkat pengetahuan wanita terkait kanker ovarium.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah penduduk kota Palembang yang berjenis kelamin wanita. Besar sampel 80 orang diperoleh dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Data diambil menggunakan instrumen kuesioner mengenai pengetahuan wanita terkait kanker ovarium. Data dianalisis dengan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80% subjek memiliki pengetahuan yang kurang mengenai kanker ovarium dan 20% memiliki pengetahuan cukup. Tidak ada subjek penelitian yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai kanker ovarium. Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden mengenai kanker ovarium memiliki nilai r = 8,205 dengan p = 0,038. Hubungan pekerjaan dengan tingkat pengetahuan responden mengenai kanker ovarium memiliki nilai r = 3,156 dengan p = 0,093. Disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mengenai kanker ovarium dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.
The leaves of Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) have been widely studied to have benefits and uses in various medical purposes, one of which is in the wound healing process. The existence of several active compounds contained in the leaves of the Binahong tree plant have an important role in wound healing, such as flavonoids, terpenoids, alkaloids, saponins, ascorbic acid and citrate compounds, these compounds are the targeted for further process of this natural product. The eminence of the extraction method that is used repeatedly and consistently to obtain pure compounds from Binahong leaves to be isolated is the one of topics discussed in this literature study. The perspective of implementation from liquid-solid extraction followed by liquid-liquid extraction using chloroform as a solvent is discussed comprehensively in this article. The identification of the isolation of compounds are able to conducted by implemented a thin layer chromatography (TLC) techniques, and for the further structural determination by UV, MS, FTIR, NMR spectroscopy and separation techniques using GC-MS. Respectively, the components are successfully to be identified and reported in previous research, for the following criteria that have been completed, some isolated active compound are purposed as the candidate for the wound healing agent. For the further application it is reasonable to implied these matters for some pharmaceutical products.
Vaginal hygiene kemungkinan memiliki peranan penting dalam timbulnya vaginitis. Cara mencuci vagina yang tidak benar dapat menyebabkan timbulnya vaginitis pada remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara cara mencuci vagina dengan timbulnya vaginitis pada pelajar SMA.Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatancross sectional.Penelitian dilaksanakan pada di SMA Muhammadiyah 1 Palembang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total samplingsesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Data mengenai cara mencuci vagina dan vaginitis diperoleh dari kuesioner.Sebanyak 83,3% subjek termasuk kategori cara mencuci vagina yang buruk, 73,5% berusia 17 tahun, dan 66,7% memiliki riwayat vaginitis. Hasil uji Chi-Square mengenai hubungan cara mencuci vagina dengan timbulnya vaginitis pada penelitian ini menunjukkan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini kemungkinan akibat faktor usia remaja, kelembaban Indonesia yang tinggi, serta tingkat pengetahuan mengenai vaginal hygieneyang masih rendah.Kesimpulan,terdapat hubungan yang sangat bermakna antara cara mencuci vagina yang buruk dengan timbulnya vaginitis pada pelajar SMA.
Background: Student’s cognitive ability could be assessed using MCQ. The aim of this study was to evaluate the quality of MCQ as an assessment method in Medical Faculty of Muhammadiyah University Palembang. Method: This study was designed as a cross sectional descriptive observational study. Sample was MCQ assessment in Genetics and Molecular Biology Module for academic year 2013/2014 until 2015/2016 for total 299 questions. Item analysis was done manually.Results: The item analysis showed that 61.2% questions were recall-type question. This situation showed that the construction of the question was not good and only testing the lower cognitive area. There was 45.2% ideal question with 30-70% difficulty index and 23.1% questions whom distractor efficiency was 100%. Half of the questions (56.2%) should be revised. This revision-needed questions distributed equally into easy, ideal, and hard level of difficulty. Revision-needed questions had lower distractor efficiency mean compared to good questions. Conclusion: MCQ as an assessment method do not reach maximum target yet because there were many questions that should be revised. Faculty should enhance the development of the lecturer in writing the good MCQs.
ABSTRAKSindrom pramenstruasi ditandai dengan adanya gejala afektif, fisik, dan perilaku yang bersifat sedang-berat serta berulang, yang muncul pada fase luteal dari siklus menstruasi dan menghilang saat menstruasi. Jumlah wanita yang mengalami sindrom pramenstruasi masih cukup tinggi, baik di Indonesia maupun di negara lain. Promosi kesehatan perlu dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan para remaja wanita mengenai sindrom pramenstruasi. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam satu hari pada bulan November 2016 di MAN 2 Palembang. Kegiatan dimulai dengan mengidentifikasi tingkat pengetahuan siswi mengenai sindrom pramenstruasi dengan melakukan pretest tertulis sebanyak lima belas soal. Setelah itu dilakukan pendidikan kesehatan berupa penyuluhan dengan pemberian materi melalui media power point yang dilanjutkan dengan posttest dengan soal yang sama untuk menilai pengetahuan pascapenyuluhan. Hasil pretest menunjukkan bahwa 13,9% siswi memiliki tingkat pengetahuan baik dan hasil posttest menunjukkan adanya peningkatan, yaitu menjadi 66,7%. Adapun kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini adalah pendidikan kesehatan melalui penyuluhan dapat membawa perubahan terhadap tingkat pengetahuan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.