Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak air daun sirsak terhadap bobot badan dan kadar kolesterol darah. Penelitian ini menggunakanrancangan acak lengkap dengan 5 kelompok perlakuan masing-masing sebanyak 3 ulangan. Hewan coba berupa tikus galur Wistar sebanyak 15 ekor dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok yang diberikan ekstrak air daun sirsak dengan dosis 200 mg/kgBB, 400mg/kgBB, kontrol positif, kontrol negatif, dan kontrol normal. Rerata bobot badan dan kadar kolesterol kemudian dianalisis menggunakan Sapphiro Wilk test, ANOVA dan Kruskall Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua kelompok yang diberikan ekstrak daun sirsak memiliki efek menghambat peningkatan bobot badan jika dibandingkan dengan kontrol normal, sedangkan untuk kadar kolesterol darah didapatkan bahwa seluruh kelompok perlakuan menunjukkan kadar kolesterol darah yang sama dengan kelompok yang diberikan simvastatin. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa ekstrak air daun sirsak memiliki efek mengendalikan bobot badan dan kolesterol darah. Efek terhadap kolesterol darah serupa dengan simvastatin, karena ekstrak air daun sirsak mengandung fl avonoid yang mempunyai efek menghambat enzim HMG CoA reduktase, serupa dengan mekanisme kerja simvastatin dalam menurunkan kadar kolesterol darah.
Deficiency of vitamin D in the world is high. Vitamin D deficiency has numerous negative effects. The purpose of this study was to determine the proportion of vitamin D deficiency in male adolescents in Yogyakarta Indonesia. This research is a cross-sectional study. The height, weight, physical activity, lipid profile laboratory data and vitamin D levels of subjects were recorded in the study. Body mass index (BMI) is calculated as body weight divided by height. Moderate exercise in physical is determined as enough activity for 150 minutes in week for moderate exercise and 75 minutes in week for strenuous exercise. Dyslipidaemia is diagnosed as an abnormal lipid level of three criteria: Low-Density Lipoprotein (LDL) ≥140 mg/dl, High-Density Lipoprotein (HDL) <40 mg/dl, and triglyceride ≥150 mg/dl.Vitamin deficiency was determined using the enzymes linked immunoassay method by measuring the activity of 25hydroxy vitamin D using serum samples of subjects. A total of 60 male adolescents aged 19-25 years participated in the study. A total of 30 subjects (50%) had obesity with an average BMI of 29.65 kg/m2. A total of 38 subjects had increased dyslipidaemia, with the highest proportion having low HDL (15%). A total of 39 subjects (65%) had had sufficient physical activity. The proportion of vitamin D deficiency was experienced by 26 subjects (43.3%) while the proportion of vitamin D insufficiency was experienced by 31 subjects (51.7%). Statistical analysis showed there was no correlation between the occurrence of vitamin D deficiency and obesity, dyslipidaemia and physical activity (Χ 2 = 0.778, p = 0.6779; Χ 2 = 1.8, p = 0.4065; Χ 2 = 0.087, p = 0.575). Proportion of vitamin D deficiency and insufficiency was quite high among male adolescents but not related to physical activity. Interventions are needed to treat conditions of vitamin D deficiency and insufficiency.
Masalah dalam perilaku profesional dokter semakin disorot oleh masyarakat ditandai dengan peningkatan pengaduan masyarakat ke MKDKI mengenai perilaku dokter yang dinilai kurang sesuai diantaranya mengenai komunikasi antara pasien dengan dokter. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi dokter pendidik klinis terhadap perilaku profesional dokter muda di rumah sakit pendidikan FK Unisba. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan data menggunakan kuesioner kepada dokter pendidik klinis di RSUD Al-Ihsan dan RS Al-Islam Bandung. Dokter pendidik klinis menilai lima aspek perilaku profesional dokter muda, yaitu kompetensi dan keterampilan klinik sebagai dokter, kemahiran dalam berkomunikasi, sikap terhadap pasien, inisiatif dan komitmen terhadap tugas dan pekerjaan, dan sikap terhadap kolega, pembimbing klinis maupun tenaga kesehatan lainnya. Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan Juni-Juli 2018 didapatkan 50 responden yang memenuhi kriteria inklusi yaitu dokter pendidik klinis dari departemen yang sudah dimasuki oleh rotasi dokter muda dan dokter pendidik klinis dari departemen yang melakukan pemeriksaan langsung kepada pasien. Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan perilaku profesional dokter muda dalam aspek kemahiran dalam berkomunikasi, penerapan perilaku profesional terhadap pasien, perilaku dokter muda terhadap kolega, dokter pembimbing klinis maupun tenaga kesehatan lainnya termasuk dalam kategori baik, sedangkan pada aspek kompetensi keterampilan klinik sebagai dokter masih dalam kategori cukup, dan mengenai aspek inisiatif dan komitmen terhadap tugas dan pekerjaan memberikan hasil baik dan cukup. Hal ini dapat disebabkan kurangnya mahasiswa dalam menerapkan pembelajaran pada saat menjalankan kegiatan tutorial ataupun skill lab.
The study aim was analyzed the potential of semi polar compounds from lemon-local on old mice lipid profile with high fat dietary. Experimental study using DDY mice, males, 50−55 weeks. Five of 30 mice were sacrificed before treatment (group 6), group 1 (negative control), groups 2, 3, 4 and 5 were fed high fat dietary, group 3, 4 and 5 were treated doses 1, 2 and 3, respectively, orally. Parameters measured were body weight, HDL, TAG, total cholesterol. The results showed body weight of mice were above normal and dose 2 treatment cause weight loss (p=0.658). The highest cholesterol level was in positive control and the lowest was in the group given doses 2 (p=0.042). The highest triglycerides level was in the pretreatment group and the lowest was in the group given doses 2 (p=0.148). The highest HDL was in the positive group and the lowest was in the group given doses 2 (p=0.278). Semi polar compound from lemon-local at dose 2 could be regulated profile lipid on old mice with high fat dietary. This research needs to be improved, especially biomechanism of active substances.
Abstract. A wound is a break in body tissue from the epithelial layer of the skin to the inner layer, such as subcutaneous tissue, fat, muscle, and bone. Jatropha sap and snail slime are natural ingredients that can be used in the treatment of wounds. Jatropha sap contains tannins, alkaloids, and flavonoids which function as anti-inflammatory, while snail mucus contains achantin isolate which has anti-bacterial and anti-inflammatory effects. The purpose of this study was to compare the effect of jatropha (Jatropha Curcas L) and snail slime (Achantina fulica) on the duration of wound healing in Swiss Webster male mice. This study was a laboratory experimental study with a completely randomized design method on 24 male white mice strains. Swiss Webster. An incision was made on each mouse 1.5 cm long and 2 mm deep. The experimental animals were divided into 4 groups, namely the negative control group which was not given any treatment, the positive control group was given 10% povidone iodine, group I was given jatropha plant sap at a dose of 2 times per day with 2 drops of Pasteur pipette and group II snail mucus 2 times per day with 2 drops of Pasteur pipette. The wound observer was carried out for 14 consecutive days starting one day after the treatment. All mice in the positive control and negative control experienced healing (100%) and only a part of the mice (50%) in the group given karak plant sap and snail mucus who experienced healing. In the treatment of jatropha sap has no effect on wound healing time, as well as snail mucus there is no effect in the duration of healing wounds, but wounds heal faster using castor plant sap. Abstrak. Getah tanaman jarak pagar dan lendir bekicot merupakan salah satu bahan alam yang dapat digunakan dalam pengobatan luka. Getah tanaman jarak pagar mengandung tanin,alkaloid, serta flavonoid yang berfungsi sebagai antiinflamasi, sedangkan lendir bekicot mengandung isolat achantin yang memiliki efek anti bakteri dan anti inflamasi, sehingga membantu untuk mempercepat penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan efek getah tanaman jarak pagar (Jatropha Curcas L) dengan lendir bekicot (Achantina fulica) terhadap lama penyembuhan luka pada mencit jantan galur Swiss Webster. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan pendekatan acak lengkap terhadap 24 ekor mencit putih jantan galur Swiss Webster. Luka secara insisi dibuat pada masing-masing mencit sepanjang 1.5 cm dengan kedalaman 2 mm. Hewan coba dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif yang tidak diberikan perlakuan apapun, kelompok kontrol positif yang diberikan povidon iodin 10%, kelompok I diberi getah tanaman jarak dengan dosis 2x/hari sebanyak 2 tetes dan kelompok II lendir bekicot 2x/hari sebanyak 2 tetes. Pengamatam ukuran luka dilakukan selama 14 hari berturut-turut yang dimulai satu hari setelah pemberian perlakuan. Luka diamati selama 14 hari berturu-turut. Seluruh mencit pada kontrol positif dan kontrol negatif mengalami penyembuhan luka (100%) dan hanya sebagian mencit (50%) pada kelompok yang diberikan getah tanaman karak dan lendir bekicot yang mengalami penyembuhan. Pada perlakuan getah tanaman jarak tidak memiliki efek terhadap lama penyembuhan luka, begitu juga dengan lendir bekicotpun tidak terdapat efek dalam lama penyebuhan luka, namun luka lebih cepat mengalami penyembuhan dengan menggunakan getah tanaman jarak. Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara pemberian getah tanaman jarak terhadap penyembuhan luka (p=0,125). Karena nilai sig nya > 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan antara Kontrol negative, Kontrol positif, Kelompok 1 (Getah tanaman jarak), dan Kelompok 2 (Lendir bekicot). Pemberian getah tanaman jarak pagar dan lendir bekicot tidak memiliki efek terhadap lama penyembuhan luka pada mencit jantan galur Swiss Webster tetapi pemberian getah tanaman jarak pagar lebih baik dari pada lendir bekicot.
Kematian akibat infeksi Shigella, terutama Shigella dysenteriae dapat mencapai lebih dari 10% terutama pada anak dan lanjut usia pada kondisi tanpa pemberian terapi yang efektif. Siprofloksasin merupakan lini pertama untuk pengobatan infeksi Shigella, akan tetapi obat ini memiliki beberapa kekurangan di antaranya harga yang mahal dan resistensi. Daun mengkudu merupakan tanaman tradisional yang diduga memiliki efek antimikro dan diharapkan dapat menjadi alternatif terapi antibiotik bagi Shigella dysenteriae yang saat ini sudah banyak mengalami resistensi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek antimikro ekstrak air daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) terhadap bakteri Shigella dysenteriae. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium murni. Zona hambat ditentukan melalui metode difusi cakram. Objek penelitian yang digunakan adalah Shigella dysenteriae ATCC nomor 13313. Sampel uji berupa ekstrak air daun mengkudu konsentrasi 100%, kontrol positif (siprofloksasin) dan kontrol negatif (aquadest) dengan 9 kali pengulangan. Hasil uji antimikro dengan metode difusi cakram menunjukkan tidak terbentuk zona hambat pada ekstrak air daun mengkudu konsentrasi 100%. Hal tersebut menunjukkan ekstrak air daun mengkudu konsentrasi 100% tidak memiliki efek antimikro terhadap bakteri Shigella dysenteriae. Kadar flavonoid, tanin, dan alkaloid yang terdapat dalam ekstrak air daun mengkudu konsentrasi 100% pada penelitian ini kemungkinan belum cukup untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Antimicrobial Effect of Water Extract of Noni (Morinda citrifolia L.) Leaves against Shigella dysenteriae In VitroDeath due to infection with Shigella, especially Shigella dysenteriae, can reach more than 10%, especially in children and the elderly in conditions without effective therapy. Ciprofloxacin is the first line for the treatment of Shigella infection, however this drug has several disadvantages including high price and resistance. Noni leaf is a traditional plant that is thought to have antimicrobial effects and is expected to be an alternative antibiotic therapy for Shigella dysenteriae which is currently experiencing a lot of resistance. The purpose of this study was to determine the antimicrobial effect of the water extract of noni leaves (Morinda citrifolia L.) on Shigella dysenteriae bacteria. This research is a pure laboratory experimental study. The zone of inhibition is determined by the disc diffusion method. The research object used was Shigella dysenteriae ATCC number 13313. The test sample was a water extract of noni leaves with a concentration of 100%, positive control (ciprofloxacin) and negative control (aquadest) with 9 repetitions. The results of the antimicrobial test using the disc diffusion method showed no inhibition zone was formed in the water extract of noni leaves with a concentration of 100%. This shows that a water extract of noni leaves with a concentration of 100% did not have an antimicrobial effect against the Shigella dysenteriae bacteria. The levels of flavonoids, tannins, and alkaloids contained in the water extract of noni leaves with a concentration of 100% in this study may not be sufficient to produce the expected effect.
Epilepsi merupakan suatu kelainan otak kronis yang ditandai dengan kecenderungan terjadi bangkitan epileptik. Terapi epilepsi dilakukan dalam jangka waktu yang lama untuk mengurangi kejadian bangkitan, sehingga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya efek samping diantaranya depresi. Depresi pada pengobatan epilepsi berhubungan dengan jenis obat anti epilepsi dan lama pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama pengobatan dan jenis obat epilepsi dengan derajat depresi pada pasien epilepsi. Metode penelitian ini merupakan observasi analitik dengan rancangan potong lintang. Subjek penelitian adalah 74 pasien epilepsi di Poli Saraf RSUD Al-Ihsan periode Maret-Mei 2018 yang memenuhi kriteria inklusi yaitu pasien yang sudah meminum obat anti epilepsi generasi pertama monoterapi minimal 1 bulan. Sampel dipilih secara purposive sampling dan telah mengisi kuesioner Beck Depression Inventory II. Data penelitian dianalisis dengan uji statistik menggunakan uji Fischer Exact. Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah pasien epilepsi yang mengalami depresi derajat minimal paling banyak ditemukan dan tidak terdapat hubungan antara lama pengobatan dan jenis obat anti epilepsi dengan derajat depresi pada pasien epilepsi. Kejadian depresi pada pasien epilepsi selain dipengaruhi jenis obat dan lama pengobatan juga dipengaruhi oleh keadaan epilepsi (frekuensi kejang, dan jenis epilepsi), faktor iatrogenik (obat anti epilepsi) dan faktor psikososial.
Penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit kardiovaskular dengan salah satu faktor risiko dislipidemia. Dislipidemia ditandai dengan peningkatan kadar LDL dan penurunan HDL. Salah satu bahan tradisonal yang digunakan sebagai terapi dislipidemia adalah jahe gajah (Zingiber officinale). Senyawa flavonoid pada jahe gajah memiliki kandungan antioksidan dan menekan aktivitas enzim HMG-CoA reduktase sehingga memiliki efek terhadap profil lipid tubuh. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh fraksi air jahe gajah terhadap kadar HDL dan LDL pada mencit model dislipdemia. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Farmasi Institut Teknologi Bandung dan Laboratorium Hewan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung periode April–Juni 2018. Penelitian eksperimental ini menggunakan 15 ekor mencit jantan tua (45–49 minggu) yang terbagi menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol positif diberikan pakan standar dan pelarut fraksi, kelompok kontrol negatif diberikan pakan tinggi lemak dan pelarut fraksi, kelompok perlakuan 1 diberikan fraksi air jahe gajah 19,9 mg/20 gBB/hari, kelompok perlakuan 2 diberikan fraksi air jahe gajah 39,8 mg/20 gBB/hari, dan kelompok perlakuan 3 diberikan fraksi air jahe gajah 79,6 mg/20 gBB/hari. Perlakuan dilakukan selama 28 hari. Hasil rerata kadar HDL setelah perlakuan adalah: 54,33 mg/dL; 35,00 mg/dL; 79,00 mg/dL; 81,57 mg/dL; dan 79, 67 mg/dL, sedangkan rerata kadar LDL adalah 6,53 mg/dL; 11,67 mg/dL; 33,33 mg/dL; 35,00 mg/dL, dan 21,33 mg/dL. Analisis statistik dengan one-way ANOVA pada pengukuran HDL bermakna signifikan (p<0,05) dan pengukuran LDL tidak signifikan (p>0,05) kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol positif dan negatif. Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh fraksi air jahe gajah terhadap kadar HDL namun tidak terdapat pengaruh terhadap kadar LDL. THE EFFECT OF GINGER FRACTION ON HDL AND LDL LEVELS IN MICE WITH DYSLIPIDEMIA The main cause of death among non-communicable diseases every year is cardiovascular disease, with one of the risk factors is dyslipidemia. Dyslipidemia is characterized by increased levels of LDL and decreased HDL. Ginger (Zingiber officinale) is one of the traditional herbs used as a therapy in dyslipidemia. Flavonoid compounds in ginger contain antioxidants and suppress the activity of the enzyme HMG-CoA reductase that it has an effect on the body’s lipid profile. The purpose of this study was to determine the effect of ginger fraction on HDL and LDL levels in mice with dyslipidemia. This experimental study used 15 old male mice (45–49 weeks). Mice are divided into 5 groups. The positive control group was given standard diet and fraction solvents, the negatif control group was given high fat diet and fraction solvents, the group 1 was given the ginger fraction 19.9 mg/20gBB/day, the group 2 was given ginger fraction 39.8 mg/20 gBB/day, and the group 3 was given a fraction of ginger 79.6 mg/20 gBB/day. The treatment was carried out for 28 days. The average of HDL levels was: 54.33 mg/dL; 35.00 mg/dL; 79.00 mg/dL: 81.57 mg/dL; and 79, 67 mg/dL. While the average of LDL was 6.53 mg/dL; 11.67 mg/dL; 33.33 mg/dL; 35.00 mg/dL, and 21.33mg/dL. Statistical analysis with one-way ANOVA on HDL measurements was significant (p <0.05) and non-significant LDL measurements (p> 0.05) between treatment group and control groups. The conducted study showed an effect of the ginger water fraction on HDL levels and no effect on LDL levels.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.