Male Aedes aegypti mosquito has been considered to not have any important role in transmitting dengue virus (DENV). The purpose of this study is to prove that male Ae. aegypti mosquito does have an important role in transmitting DENV 3 through venereal transmission with their potency of its polygamy behavior. The data collection was done using colonization method and intrathoracal injection. The presence of DENV 3 on male and female mosquitoes was proven by RT-PCR method (profile of DNA band specifically on 511 bp) and serotyping PCR (290 bp). The data were analyzed using univariate analysis followed by bivariate analysis with parametric test ANOVA. The result of the study demonstrated that male Ae. aegypti mosquitoes do have an important role in transmitting DENV 3 through venereal transmission with the potency of their polygamy behavior. There was no significant difference between the polygamy behaviors of Ae. aegypti male mosquito infected by DENV and the non-infectious Ae. aegypti male mosquito.
<em>World Health Organization </em>(WHO) melaporkan bahwa terjadi peningkatan jumlah kasus DBD khususnya di negara tropis seperti Indonesia. Di Bandar Lampung terjadi instabilitas pada <em>Incidence Rate </em>(IR) dari tahun 2010-2015 dan Tanjung Senang merupakan wilayah dengan angka kasus tertinggi yaitu 138 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian Demam Berdarah<em> Dengue</em> (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Way Kandis Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan desain penelitian <em>case control</em>. Sampel pada penelitian ini sebanyak 100 sampel dari 50 kasus DBD dan 50 kontrol. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu <em>total sampling </em>pada kelompok kasus dan <em>random sampling </em>pada kelompok kontrol. Analisa data yang digunakan adalah <em>chi-square test. </em>Hasil analisis statistik menggunakan uji <em>Chi-square </em>menunjukan variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD adalah pengetahuan (<em>p-value=</em>0,02; OR=0,40; 95% CI:0,35 – 1,72) dan jumlah kontainer (<em>p-value=</em>0,01; OR=3,02; 95% CI:1,26-7,20). Variabel yang tidak berhubungan antara lain pendidikan, pekerjaan, perilaku, ketersediaan tutup kontainer, keberadaan kawat kassa dan jarak antar rumah karena <em>p value</em> > 0,05. Simpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan dan jumlah container merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian DBD di Kelurahan Way Kandis.
Demam Berdarah <em>Dengue</em> (DBD) merupakan penyakit tular vektor pada manusia yang disebabkan oleh virus <em>dengue</em> (DENV) dan disebarkan oleh nyamuk <em>Aedes aegypti</em> sebagai vektor utama<em>. </em>Kasus DBD di kota Bandar Lampung cenderung meningkat serta berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) setiap tahunnya. Perubahan iklim dapat berpengaruh terhadap pola penyebaran dan meningkatkan resiko penularan DBD. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui korelasi antara faktor suhu dan kelembaban dengan kasus DBD di kota Bandar Lampung tahun 2016-2018. Jenis penelitian menggunakan data sekunder dengan metode rancangan korelasi. Data sekunder berupa kasus DBD didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung serta data suhu dan kelembaban didapatkan dari Stasiun Meteorologi Klas IV Maritim Tanjung Karang. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi kasus DBD, suhu dan kelembababan, dan untuk mengetahui hubungan antara variabel suhu dan kelembaban dengan DBD dilakukan uji korelasi <em>Pearson</em>. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara suhu dan kasus DBD dan tidak ada korelasi antara kelembaban dengan kasus DBD. Program pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD dapat ditingkatkan melalui kerjasama Dinas Kesehatan Kota dan BMKG kota Bandar Lampung, agar masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit DBD ketika memasuki bulan tertentu (pada kondisi suhu rendah dan kelembaban tinggi) sesuai dengan informasi BMKG.
TRANSOVARIAL TRANSMISSION OF DENV IN AEDES AEGYPTI Background: Transovarial transmission of dengue virus in Aedes aegypti mosquitoes is a vertical transmission of dengue virus infection in female Ae. aegypti mosquitoes to the offspring. The phenomenon of transovarial dengue virus transmission in Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) vectors has been proven by laboratory and nature, which indicates the transovarial transmission of dengue virus has an important role in maintaining the dengue epidemic. DHF vector control especially Ae. aegypti mosquitoes is an effective method of stopping transmission and expansion of dengue cases.Purpose: This scientific article aims to understand the spread of dengue virus transovarially in dengue mosquito vectors, and its relation to the prediction of outbreak dengue cases as information on DHF vector surveillance so that it can make the appropriate control program.Methods: Collecting several scientific articles to obtain information on the studies that have been done and summarizing the results of the study.Results: Several result of study are proving that transovarial transmission of dengue virus in Aedes spp. mosquitoes can predict dengue outbreaks case by monitoring the stadium immature Aedes sp., but it need further comprehension statistically about occurrence of dengue outbreaks and the increasing of dengue virus infections in immature stadium of mosquitoes.Discussion: Transovarial transmission rates from Ae. aegypti mosquito sample obtained from nature may be lower than in the laboratory, because laboratory condition can be controlled in accordande with the development of viruses in mosquito bodies. The dengue virus is proven to be able to spread between stages from eggs, larvae, pupae to imago and Ae. aegypti mosquitoes can act as reservoirs for dengue virus until the 7th progeni.Conclusion: Dispersion dengue virus through transovarial in Ae. aegypti mosquito playing important role in viruses maintained in nature during absence of viremic vertebrata host or when the climate condition are not favorable for that viruses. Continuous monitoring of Ae. aegypti mosquitoes population vector related the early detection of virus circulation may contribute to the prediction models for dengue outbreaks, so that DHF control can be more effective.Pendahuluan: Penularan virus dengue secara transovarial pada nyamuk Aedes aegypti adalah transmisi secara vertikal dari nyamuk Ae. aegypti betina yang infektif virus dengue kepada keturunannya. Fenomena penularan transovarial virus dengue pada vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) telah banyak dibuktikan skala laboratorium dan secara natural di alam, yang mengindikasikan penularan transovarial virus dengue memiliki peranan penting dalam mempertahankan epidemik DBD. Pengendalian vektor DBD khususnya nyamuk Ae. aegypti merupakan salah satu metode efektif dalam menghentikan penularan dan perluasan kasus DBD.Tujuan: Studi ini untuk memahami penyebaran virus dengue secara transovarial pada vektor nyamuk DBD, serta kaitannya terhadap prediksi kasus luar biasa (KLB) DBD sebagai informasi surveilans vektor DBD sehingga dapat membuat program pengendalian yang tepat.Metode: Dengan mengumpulkan beberapa artikel ilmiah untuk mendapatkan informasi studi yang telah dilakukan sebelumnya dan membuat ringkasan dari hasil studi tersebut.Hasil: Beberapa studi membuktikan penelitian transovarial virus dengue pada nyamuk Aedes spp. dapat memprediksi kasus KLB DBD dengan cara memonitoring stadium immature Aedes sp., namun perlu dilakukan studi statistik lebih lanjut untuk membuktikan hubungan terjadinya KLB DBD dan meningkatnya infeksi virus dengue pada stadium immature nyamuk.Pembahasan: Angka infeksi penularan transovarial virus dengue dari sampel nyamuk Ae. aegypti yang didapatkan langsung dari alam lebih rendah dari skala laboratorium, dikarenakan kondisi laboratorium dapat dikendalikan sesuai dengan perkembangan virus ditubuh nyamuk. Virus dengue terbukti dapat menyebar antar stadium dari telur, larva, pupa, sampai imago dan nyamuk Ae. aegypti dapat menjadi reservoir virus dengue sampai progeni ke 7.Kesimpulan: Penyebaran virus dengue secara transovarial pada nyamuk Ae. aegypti berperan penting dalam mempertahankan keberadaan virus di alam khususnya dimana tidak ada hospes vertebrata yang viremik atau ketika keadaan (kondisi iklim) yang tidak menguntungkan virus tersebut di alam. Pemantauan berkelanjutan pada vektor demam berdarah nyamuk Ae. aegypti terkait deteksi dini sirkulasi virus dengue dapat berkontribusi pada pengembangan model prediksi KLB DBD, sehingga pengendalian DBD dapat lebih efektif.
Tingkat pengetahuan dan sikap kader malaria berperan besar dalam penyampaian informasi kepada masyarakat, sehingga masyarakat berpartisipasi dalam pengendalian penyakit malaria. Tujuan penelitian adalah mengetahui karakteristikpengetahuan dan sikap kader malaria dalam pengendalian penyakit malaria di Desa Sukajaya Lempasing Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh kader malaria yang berada desa Sukajaya Lempasing, denganpengambilan sampel dengan cara total sampling. Jumlah sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi berjumlah 35 responden. Data dianalisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan dan sikap kader malaria dalam pengendalian penyakit malaria. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan dan sikap sebagian besar kader malaria di Desa Sukajaya Lempasing Kabupaten Pesawaran berada pada kategori baik dengan persentase 57.1% dan 94.3%. Namun tidak diimbangi dengan kesadaran dan tindakan dalam pengendalian penyakit malaria, sehingga angka kejadian malaria masih tinggi. Tingkat pengetahuan dan sikap yang baik dari kader malaria harus didukung dengan kesadaran, praktek, dan tindakan serta partisipasi dari masyarakat.Perlunya pemilihan kader malaria yang berasal dari tokoh masyarakat sehingga dapat menggerakan masyarat untuk berpartisipasi sepenuhnya agar target program eleminasi malaria di Desa Sukaya Lempasing Kabupaten Pesawaran dapat tercapai.
ABSTRAK Selama periode tiga dekade terakhir, telah terjadi perubahan beban penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular hal ini merupakan fenomena yang dialami oleh sebagian besar negara berkembang. Upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia sangat penting diantaranya dengan meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit dengan mengutamakan pendekatan faktor risiko. Tujuan diadakan kegiatan penyuluhan dalam rangka memperkenalkan, mengedukasi dan mensosialisasikan pemanfaatan genogram kepada kader Posyandu lansia sebagai kunci keberhasilan program promotif dan preventif PTM di masyarakat. Kegiatan diikuti sebanyak 30 kaderisasi posyandu lansia di wilayah kerja puskesmas se Kabupaten Pringsewu pada tanggal 23 Maret 2022. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan secara offline (tatap muka). Kader posyandu lansia diberikan pendidikan kesehatan (penyuluhan) mengenai pengertian, gejala, cara pencegahan penyakit tidak menular dan mengenal genogram. Kesimpulan kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan kader posyandu lansia tentang deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular dengan memanfaatkan genogram sebagai upaya mengetahui riwayat penyakit pada keluarga. Kata kunci: Genogram, Penyakit Tidak Menular, Penyuluhan ABSTRACT During the last three decades, there has been a change in the burden of disease from communicable to non-communicable diseases, this is a phenomenon experienced by most developing countries. Efforts to maintain health for the elderly are very important, including increasing disease prevention and control by prioritizing a risk factor approach. The purpose of holding outreach activities is to introduce, educate and socialize the use of genograms to elderly Posyandu cadres as the key to the success of PTM promotive and preventive programs in the community. The activity was attended by 30 cadres of elderly posyandu in the working area of Puskesmas throughout Pringsewu Regency on March 23, 2022. This counseling activity was carried out offline (face to face). Elderly posyandu cadres are given health education (counseling) regarding the meaning, symptoms, ways of preventing non-communicable diseases and knowing the genogram. The conclusion of this activity is to increase the knowledge of elderly posyandu cadres about early detection of risk factors for non-communicable diseases by using a genogram as an effort to find out the history of the disease in the family. Keywords: Genogram, Non-Communicable Diseases, Counseling
Latar Belakang: Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus serotipe 1-4 (DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4). Masuknya virus ke dalam tubuh manusia sampai menimbulkan gejala memiliki jangka waktu 3-5 hari. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan kondisi lingkungan rumah dengan keberadaan jentik nyamuk Ae. aegypti di wilayah kerja puskesmas Way Kandis Bandar Lampung. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 100 sampel. Teknik sampling yang digunakan adalah Total sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah chi-square test. Hasil: Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi-square menunjukan variabel yang berhubungan dengan keberadaan jentik Ae.aegypti adalah genangan air (P value = 0,039; OR= 2,729). Variabel yang tidak berhubungan antara lain keberadaan tanaman hias, keberadaan jarak antar rumah, kebiasaan menggantung pakaian, keberadaan kawat kasa. Kesimpulan: Genangan air merupakan kondisi lingkungan rumah yang memiliki hubungan dengan keberadaan jentik Ae. aegypti di kelurahan Way Kandis sedangkan keberadaan tanaman hias, keberadaan jarak antar rumah, kebiasaan menggantung pakaian, keberadaan kawat kasa tidak memiliki hubungan dengan keberadaan jentik Ae. aegypti di kelurahan Way Kandis.
Kecacingan merupakan penyakit yang disebabkan oleh kelompok parasit cacing nematoda yang menginfeksi pada manusia melalui kontak dengan telur parasit atau larva yang berkembang di tanah yang hangat dan lembab di negara tropis dan subtropis. Umumnya, infeksi pada kecacingan dapat dijumpai bersamaan pada satu individu, terutama pada anak yang berada di negara berkembang.(Bethony et al.,2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status sosial ekonomi keluarga dengan kejadian kecacingan pada anak sekolah dasar di Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun 2020. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh anak kelas 1 yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak 63 anak. Analisa data menggunakan uji chi – square. Hasil penelitian didapatkan terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan kejadian kecacingan p value 0.037 p value <0.05, terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian kecacingan p value 0.000 p<0.05, terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan kejadian kecacingan p value 0.007 p<0.05. Terdapat hubungan yang bermakna antara status sosial ekonomi keluarga dengan kejadian kecacingan pada anak Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun 2020.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.