Early marriage in Indramayu Regency in the past two years had increased to three times. The purpose of this research was to identify the age of marriage and the factors which caused early marriage by looking at the variables of family structure, education and economic status of the household. This research used matched case control study design. The data were collected using questionnaires and interview guidelines. The samples were taken using simple random sampling technique. The subject consisted of 94 people. The data were analysed using McNemar test and conditional logistic regression. The variables which had significant relationship with early marriage were father’s education, education of the respondents, and economic status of the household. Meanwhile, family structure and mother’s education had no significant relationship with early marriage. It can be concluded that women with low father’s education and came from poor families had greater chance of getting married early.
AbstrakBalita merupakan kelompok usia yang memerlukan asupan gizi yang cukup baik karena pada masa ini terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Kekurangan gizi pada masa ini akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan. Beberapa faktor yang terkait dengan status gizi balita yaitu kondisi sosial ekonomi, pendidikan ibu, jumlah anak dan pengetahuan ibu. Adapun prevalensi gizi kurang di wilayah kerja Puseksmas Nelayan lebih tinggi dari rata-rata prevalensi gizi kurang di Kota Cirebon yaitu sebesar 10,9%. Tujuan penelitian yaitu menganalisis faktor yang mempengaruhi status gizi balita usia 12-24 tahun. Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah balita usia 12-24 bulan. Sampel berjumlah 93 orang diambil dengan teknik proportional random sampling. Instrumen penelitian berupa lembar kuesioner. Analisis data dilakukan dengan analisis univariabel, bivariabel dan multivariabel. Hasil analisis dengan chi square didapatkan variabel yang hubungan dengan status gizi balita yaitu pengetahuan ibu (p=0,003; OR=3,68) pendapatan keluarga (p=0,003; OR=3,702). Faktor yang paling berpengaruh terhadap status gizi balita yaitu keaktifan posyandu. Pengetahuan ibu yang kurang tentang gizi balita, pendapatan keluarga yang rendah dan keaktifan posyandu yang tidak aktif merupakan faktor yang mempengaruhi status gizi balita usia 12-24 bulan. Ibu agar tetap aktif mebawa balita ke posyandu dan meningkatkan pengetahuan tentang gizi balita. Kata kunci: pengetahuan, pendapatan keluarga, keaktifan posyandu, status gizi, balita AbstractToddlers are the age group that needs a good enough nutritional intake because there is a process of growth and development very rapidly. Malnutrition will lead to failure of physical growth and development of intelligence. Several factors related to the nutritional status of toddlers are socio-economic conditions, maternal education, number of children and mother's knowledge. The prevalence of less nutrition in the working area of Nelayan Public Health Centers is higher than the average prevalence of malnutrition in Cirebon City. The purpose of this research to analyze factors that influence the nutritional status of toddlers. This research uses analytic design with cross sectional approach. The population is children aged 12-24 months. A sample of 93 people was taken with proportional random sampling technique. The research instrument is a questionnaire. Data were analized by univariable, bivariable and multivariable. The result showed that the correlation between nutrition status of toddler was maternal knowledge (p = 0,003; OR = 3,68), family income (p = 0,003; OR = 3,702). The most influential factor on the nutritional status of toddlers is the activeness of posyandu. Mother to remain active to bring toddlers to posyandu and improve knowledge about child nutrition. Keywords: knowledge, family income, activeness of posyandu, nutritional status, toddler
The prevalence of obesity in children has increased from year to year. Patterns and eating behaviors, lack of physical activity and heredity are considered factors causing overweight.The purpose of this study to analyze the social epidemiology of overweight incidence at Sukagumiwang Public Health Center. This research was conducted in 2017 with research subjects being parents of toddlers. The sampling technique is total sampling. This research uses concurrent embedded design. Interviews conducted on parents who have a fat toddler. The questionnaires were distributed to the case and control group of 36 people.The results of research states that socioeconomic status and social capital are not related to the incidence of obesity.Toddlers with obesity have diverse backgrounds.Negative social support and stigma received by toddlers with obesity resulted in psychological impact and less toddler interactions.Toddlers with obesity feel different from other toddlers. Diet by consuming sweetened condensed milk and packaged sweet drinks every day triggers overweight.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) masih menjadi permasalahan di negara berkembang. Berdasarkan laporan riset kesehatan dasar tahun 2013 menunjukan bahwa proporsi BBLR di Indonesia yaitu 10.2 %. Paparan asap rokok dapat menjadi faktor resiko terjadinya BBLR. Berdasarkan Riskesdas (2013) sebesar 85% rumah tangga Indonesia terpapar asap rokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar karbon monoksida (CO) hamil perokok pasif dengan kejadian BBLR. Jenis penelitian menggunakan desain kasus kontrol. Populasi penelitian adalah ibu hamil yang melahirkan pada periode waktu Januari 2017 sampai dengan Maret 2018 di wilayah Puskesmas Manggari Kabupaten Kuningan. Adapun besar sampel dalam penelitian yaitu total sampling sebanyak 27 orang dengan ratio 1:1. Sehingga jumlah sampel sebanyak 54 orang. Selain itu penelitian ini didukung dengan data kualitatif menggunakan kombinasi (mix method) model concurrent-embedded. Instrumen penelitian berupa kuesioner dan alat pengukur karbon monoksida (CO) yaitu Micro + ™ Smokerlyzer. Analisis data dilakukan melalui analisis univariat, bivariat (uji chi-squre) dan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukan 54,2 % ibu yang memiliki kadar CO kategori berbahaya mengalami kejadian BBLR. Sebanyak 46.7 % ibu yang memiliki kadar CO kategori normal mengalami kejadian BBLN. Perbedaan proporsi berdasarkan kategori kadar CO pada ibu antara kelompok kasus (BBLR) dan kontrol (BBLN) tidak berbeda secara signifikan (p;0,584; OR:1,4; 95%CI:0,460-3,964).
BACKGROUND: West Java is ranked 4th as the province with the highest number of COVID-19 cases in Indonesia up to December 1, 2020. The COVID-19 pandemic has a major impact on human health, lifestyle changes, and economic life. AIM:The purpose of this study was to analyze the impact of the COVID-19 pandemic on lifestyle changes among the community of West Java. METHODS:The study was conducted in September 2020 using a cross-sectional study design. A total of 2502 people aged ≥12 years living in West Java were involved in this study as a sample, willing to fill out a questionnaire in the form of a Google form that was distributed online through social media (WhatsApp, Facebook, and Instagram). RESULTS:The results showed that the COVID-19 pandemic had an effect on lifestyle changes in the people of West Java. During the COVID-19 pandemic, the people of West Java became more frequent to wash their hands, do regular exercise, sunbathe in the morning, consume more vegetables and fruits, and consume vitamins or supplements to increase endurance (p < 0.05). CONCLUSION:Based on the result, the community should continue to improve the COVID-19 prevention practices in breaking the chain of transmission.
Berat bayi lahir rendah (BBLR) masih menjadi permasalahan di negara berkembang. Berdasarkan laporan riset kesehatan dasar tahun 2013 menunjukan bahwa proporsi BBLR di Indonesia yaitu 10.2 %. Adapun prevalensi kejadian BBLR di Jawa Barat pada tahun 2010 sampai 2013 tidak mengalami penurunan yang signifikan. Berdasarkan hasil laporan pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Kuningan mengalami kenaikan angka kejadian BBLR yaitu dari sebanyak 1101 kasus BBLR pada tahun 2014 hingga 1185 kasus pada tahun 2015 dari total kelahiran hidup. Kabupaten Kuningan merupakan Kabupaten yang menempati urutan keenam tertinggi kasus BBLR di wilayah Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui hubungan karakteristik ibu hamil dengan kejadian BBLR. Penelitian dilakukan di Kabupaten Kuningan. Jenis penelitian menggunakan desain kasus kontrol. Populasi penelitian adalah ibu hamil yang melahirkan pada periode waktu Januari 2017 sampai dengan Maret 2018 di wilayah Puskesmas Manggari Kabupaten Kuningan. Adapun besar sampel dalam penelitian yaitu total sampling sebanyak 27 orang dengan ratio 1:1. Sehingga jumlah sampel sebanyak 54 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Analisis data dilakukan melalui analisis univariat dan bivariat (uji chi-squre). Hasil penelitian menunjukan ibu dengan latar belakang umur berisiko memiliki proporsi kejadian BBLR sebanyak 57,1%. Latar belakang pendidikan ibu pada kelompok kasus merupakan lulusan sekolah menengah dan lebih tinggi (66,7%), adapun pada kelompok kontrol lebih dari setengahnya berlatar belakang pendidikan sekolah menengah ke bawah (52,1 %). Perbedaan proporsi karakteritik ibu berdasarkan umur, pekerjaan dan pendidikan pada ibu antara kelompok kasus (BBLR) dan kontrol (Non BBLR), tidak berbeda secara signifikan.
Upaya pencegahan kasus perdagangan orang dapat melalui kegiatan penyuluhan dengan pengetahuan dan diskusi. Penyuluhan dilakukan pada anggota PKK Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kecamatan Ciasem menghadapi tantangan kasus perdagangan orang karena adanya laporan orang hilang akibat tawaran kerja di luar kota dan aktivitas diduga perdagangan orang di tempat hiburan malam yang masih belum dapat dibuktikan. Penyuluhan dilakukan pada anggota PKK karena kasus perdagangan orang banyak terjadi pada perempuan, sehingga peran ibu penting dalam memberikan pemahaman ancaman perdagangan orang dalam rumah tangga. Tujuan penyuluhan pada anggota 1) Mitra memahami modus, penyebab, dan dampak perdagangan manusia (human trafficking); 2) Mitra memahami peraturan human trafficking; dan 3) Mitra dapat meningkatkan kepedulian pada sesama manusia dan kewaspadaan untuk mencegah tindakan human trafficking. Penyuluhan materi disertai dengan kegiatan menonton film dengan judul “Whistleblower” agar peserta memahami modus, penyebab, dan dampak perdagangan orang dari kisah nyata di lingkungan sekitar. Hasil evaluasi penyuluhan menunjukkan peserta mampu memahami pengertian perdagangan orang, identifikasi, dan dampak dari materi yang telah diberikan oleh Tim Pengabdian pada Masyarakat.
BACKGROUND: Recently, cases of COVID-19 have increased significantly since the implementation of the new normal policy in Indonesia. AIM: The purpose of this research was to analyze factors related to the preventive practices in combating COVID-19 following the new normal era in Indonesia. METHOD: This research was an analytic observational study with a cross- sectional design developed in September 2020. The population was the entire population of Indonesia ranged between 12 years old and above. By using accidental sampling technique for samples collection, voluntary respondents were willingly asked to fill in prepared questionnaire through Google forms that were distributed online via multiple social media platforms (WhatsApp, Facebook and Instagram). The total collected samples were 3,157 voluntary respondents. Moreover, independent variables that were analyzed including age, gender, education level, knowledge and attitude of respondents. On the other hand, dependent variable was the preventive practices of COVID-19 in the new normal era. Data analysis consisted of univariate, bivariate (chi square test) and multivariate analysis (multiple logistic regression). RESULT: This research proved that the variables of age, gender, education level, knowledge and attitude had significant relationship with the practices of preventing COVID-19 among Indonesian (p < 0.05). CONCLUSION: Age, gender, education level, knowledge and attitude had significant relationship with the practices of preventing COVID-19 among Indonesian
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.