Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pemanfaatan SIG dalam pemetaan tingkat kerawanan terjadinya bencana longsor di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Model yang digunakan mengacu pada pendugaan Puslittanak 2004, parameter-parameter yang digunakan untuk menentukan tingkat kerawanan adalah penutupan lahan (landcover), jenis tanah, kemiringan lahan, curah hujan dan formasi geologi (batuan induk). Pada proses pemetaan setiap parameter memiliki klasifikasi skor yang dikalikan dengan bobot masing-masing parameter, kemudian hasil perkalian skor dan bobot tersebut dijumlahkan berdasarkan kesesuaian lokasi geografisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah Kecamatan Sibolangit memiliki potensi terjadinya tanah longsor dari tingkat rendah sampai dengan tinggi. Berdasarkan model pendugaan bencana tanah longsor tersebut di daerah penelitian dominan memiliki tingkat ancaman longsor dengan kelas kerawanan sedang meliputi 14 desa. Selain itu tingkat kerawanan longsor kelas kerawanan rendah meliputi 10 desa, tingkat kerawanan tinggi 3 desa dan tingkat kerawanan sangat tinggi 1 desa. Kata kunci : Pemetaan, Ancaman Longsor, SIG Abstract The purpose of this research is to describe the utilization of GIS in mapping of vulnerability of landslide disaster in
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melakukan simulasi model SWAT dalam menghitung besarnya laju erosi DAS, menguji kesesuaian model dalam memprediksi erosi, serta menentukan skenario penggunaan lahan yang paling optimal menurunkan laju erosi. Penelitian ini dilakukan di DAS Deli, Sumatera Utara. Pada penelitian ini analisis SWAT dilakukan dengan bantuan Sistem Informasi Geografi (SIG) melalui 4 proses yaitu delineasi, pembentukan Hydrological Response Unit (HRU), pengolahan data dan simulasi, serta proses visualisasi. Hasil penelitian menunjukkan besarnya erosi rata-rata DAS Deli adalah 410,72 ton/ha/tahun. Hasil ini menunjukkan DAS Deli termasuk kedalam Tingkat Bahaya Erosi (TBE) kategori Berat dengan kriteria sangat berat 37,04%, berat 17,07%, sedang 21,46%, ringan 17,38%, dan sangat ringan 7,04%. Uji validasi model menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara debit model dan observasi dimana persentase perbedaan nilainya sangat kecil yang artinya besarnya debit model hampir sangat mendekati besarnya debit observasi, serta model dikategorikan sangat baik dalam melakukan simulasi debit aliran harian pada Sungai Deli. Metode skenario adalah berdasarkan analisis TBE. Hasil skenario penggunaan lahan berhasil menurunkan laju erosi DAS Deli 34,78% menjadi 267,88 ton/ha/tahun. Abstract This study aims to conduct SWAT model simulation calculation of the rate of erosion of the watershed, testing the suitability of the model in predicting erosion, land use scenarios and determine the most optimal decrease the rate of erosion. This research was conducted in the watershed Deli, North Sumatra. In this study, SWAT analysis performed with the help of Geographical Information Systems (GIS) through 4 delineation process, namely, the establishment of Hydrological PENDAHULUANErosi merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang sangat serius pada suatu ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Erosi adalah peristiwa terlepasnya partikel-partikel tanah dari permukaan yang mengakibatkan ikut hilangnya material, nutrisi organik tanah, penurunan produktivitas panen dan penurunan kualitas air. Fenomena tersebut dapat disebabkan oleh kerusakan ekosistem di sepanjang DAS terutama berkurangnya luas hutan. Penurunan luas vegetasi merupakan masalah serius pada ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Tutupan lahan berupa vegetasi berfungsi sebagai pertahanan DAS terhadap proses erosi (Mechram, 2011).Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan kegiatan memperbaiki, memelihara, dan melindungi keadaan DAS, agar dapat menghasilkan barang dan jasa khususnya, baik kuantitas, kualitas, maupun kontinuitas air. Keberhasilan pengelolaan DAS diindikasikan dengan fluktuasi debit, beban sedimen sungai, serta kelestarian sumber-sumber air. Indikator lain yang juga cukup penting adalah erosi tanah (Nursidah, 2012).Menurut Miardini, dkk (2016), salah satu tujuan dari pengelolaan DAS adalah untuk mengendalikan banjir dan mengatur hasil air baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun dari segi kontinuitas. Dalam memahami dan melaksanakan pengelolaan D...
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Pekanbaru Kota, (2) Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan penggunaan lahan di kecamatan Pekanbaru Kota. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pekanbaru Kota pada tahun 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Pekanbaru Kota atau total sampling. Penentuan sampel penggunaan lahan ditentukan menggunakan teknik Purposive random sampling.Teknik analisis data yang digunakan yaitu Sistem Informasi Geografi (Overlay) dan Deskriptif Kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Perubahan penggunaan lahan dalam jangka waktu 7 tahun (2007 dan 2014) tidak terlalu signifikan perubahan luas penggunaan yang terjadi di Kecamatan Pekanbaru Kota tahun 2007 dan tahun 2014 adalah 79,37 ha dari seluruh luas wilayah Kecamatan Pekanbaru kota. Penggunaan lahan yang mengalami perubahan paling banyak adalah lahan Pekarangan yaitu 32,5 ha. Selanjutnya disusul penambahan penggunaan lahan pertokoan sebanyak 8,41 ha, perkantoran 3,9 ha, dan hotel 0,24 ha.(2) Faktor-faktor yang menyebabkan penggunaan lahan yaitu faktor eksternal yang disebabkan adanya pertumbuhan ekonomi kota yang meningkat dan faktor daya dukung pemerintah dalam merancang perkotaan. Arah perubahan lahan saat ini mengarah kepada pembangunan perdagangan dan perhotelan, ini sesuai dengan rencana tata ruang kota pekanbaru yang memfokuskan bagi kecamatan Pekanbaru Kota menjadi wilayah perdagangan/pusat bisnis.Kata kunci: Perubahan Penggunaan Lahan, Qucikbird
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: kemampuan membaca peta, penguasaan konsep interaksi keruangan, dan besar hubungan antara kemampuan membaca peta dengan penguasaan konsep interaksi keruangan pada siswa SMA Negeri kota Medan. Penelitian ini adalah penelitian korelasional. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Mei 2012. Jumlah responden sebanyak 243 orang siswa yang diambil secara acak sederhana Data dikumpulkan dengan menggunakan tes kemampuan membaca peta dan penguasaan konsep interaksi keruangan kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif, regresi dan korelasi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membaca peta pada siswa SMA Negeri kota Medan masing rendah (39,51%) dan demikian juga dengan penguasaan konsep interaksi keruangan (55,97%) dan terdapat hubungan positif dan berarti antara kemampuan membaca peta dengan penguasaan konsep interaksi keruangan sebesar (r = 0,402) dengan persamaan regresi linear Ŷ = 3,04 + 0,28 X. koefisien determinasi (r2) diperoleh sebesar 0,1616, artinya bahwa sebesar 16,16% variasi penguasaan konsep interaksi keruangan dapat dijelaskan oleh kemampuan membaca peta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Besarnya nilai debit puncak di Sub DAS Babura (2) Parameter yang berpengaruh pada debit puncak Sub DAS Babura. Penelitian ini dilaksanakan di Sub Daerah Aliran Sungai Babura. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Babura. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu penentuan sampel disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yakni dengan mengambil titik penggunaan lahan menurut metode cook. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah interpretasi, kerja lapangan, studi dokumenter. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan Bahwa (1) Debit puncak di Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Babura dengan berbagai periode ulang 1, 2, 5, 10 adalah sebesar 49. 16 m3/detik, 95.32 m3/detik, 126. 35 m3/detik, 148. 50 m3/detik. (2) Parameter yang berpengaruh pada debit puncak Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Babura adalah kemiringan lereng. Kemiringan lereng yang ada di Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Babura bervariasi. Kemiringan lereng dengan konfigurasi relief perbukitan menjadi daerah yang paling luas di Daerah Aliran Sungai Babura yakni 3164, 356 Ha (61, 09%) dari luas keseluruhan Sub DAS Babura. Selain hal tersebut parameter yang juga mempengaruhi pada debit puncak sub DAS Babura yakni penggunaan lahan. Penggunaan lahan sebagian besar terdiri dari kebun campuran yaitu 2707, 484 Ha (52. 27 %) dari luas keseluruhan DAS Babura, dan banyak penduduk membangun permukiman di sekitar Daerah Aliran Sungai Babura tersebut.Kata kunci: Banjir, DAS, Penginderaan Jauh, SIG
This study aims to determine: (1) spatialtemporal variations in land surface temperature in Medan City, (2) spatial-temporal variations in vegetation index values (NDVI) in Medan City, (3) the relationship between LST and NDVI in Medan City. The design of this research is correlational and population research conducted with a spatial and temporal approach to analyse data spatially in different years of image recording. The variables in this study are land surface temperature and vegetation density. Data collection is done by image interpretation, observation, and documentation methods-data analysis techniques in image interpretation in the form of image transformation LST, NDVI, and spatial statistics. The results showed that the lowest land surface temperature of Medan City in 2011 was 20.72 o C and the highest was 31.82 o C with an average temperature of 26.05 o C.The lowest temperature found in Medan Labuhan, and the highest temperature found in Medan Denai. For 2018 shows the lowest temperature is 19.32 o C in Medan Belawan Sub-district, while the highest temperature is 34.43 o C in Medan Denai Sub-district. The average temperature for 2018 is 28.1 o C. Accuracy test shows there is a strong relationship between LST and temperature measurement. NDVI transformation results show that in 2011 the vegetation density of Medan City was dominated by medium density classes and in 2018 dominated by lowdensity class. This result shows a decrease in the level of vegetation density in Medan City.
Pembelajaran case method dan team-based merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) yang diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 3/M/2021. Pembalajaran case method dan team-based adalah pembelajaran yang dibebankan kepada mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking) mahasiswa, memecahkan masalah, mencari solusi, dan menumbuhkan kemampuan berkomunikasi. Pembelajaran ini juga bermanfaat untuk dosen sebagai tenaga pengajar untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian penerapan case method dan team-based project dalam pembelajaran berdasarkan kebijakan Jurusan. Penelitian ini menggunakan merupakan penelitian pendekatan deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi angkatan 2020-2022 berjumlah 454 dan sampe penelitian sebenyak 215 mahasiswa. Pengumpulan data menggunakan kuisioner (angket) yang disebarkan kepada mahasiswa melalui google form. Hasil penelitian yaitu implementasi case method dan team-based di Jurusan Pendidikan Geografi masih belum berjalan secara maksimal, hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu kurangnya pemahaman mahasiswa dalam tujuan penerapan penugasan case method dan team-based, langkah-langkah penugasan case method dan team-based yang dilampirkan dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS) masih belum jelas, dan kurangnya partisipasi mahasiswa dalam penugasan case method dan team-based. Kebijakan Jurusan dalam penerapan case mmethod dan team-based project masih belum efektif dikarenakan mahasiswa masih belum mengetahui tujuan dan manfaat dalam penerapan case method dan team-based project.
Mangroves are one of the plants that live in coastal areas and have functions and benefits for the surrounding ecosystem. This study aims to examine the accuracy of Landsat 8 OLI's imagery in mapping spatial distribution, analyzing changes in the area, and factors that affect changes in the mangrove forest area in East Aceh District. This study consists of geometric corrections, radians, reflectance, atmosphere, and using the maximum likelihood classification. The results of this study include (1) the level of accuracy of Landsat imagery in mapping the distribution of mangroves in East Aceh Regency was 70.3%, (2) mangroves in East Aceh District experienced a reduction in area of 45099.58 Ha over 22 years, (3) changes are caused by high temperatures of mangrove waters and human activities in utilizing mangroves
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.