2017
DOI: 10.22146/mgi.24232
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Integrasi Model SWAT dan SIG dalam Upaya Menekan Laju Erosi DAD Deli, Sumatera Utara

Abstract: Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melakukan simulasi model SWAT dalam menghitung besarnya laju erosi DAS, menguji kesesuaian model dalam memprediksi erosi, serta menentukan skenario penggunaan lahan yang paling optimal menurunkan laju erosi. Penelitian ini dilakukan di DAS Deli, Sumatera Utara. Pada penelitian ini analisis SWAT dilakukan dengan bantuan Sistem Informasi Geografi (SIG) melalui 4 proses yaitu delineasi, pembentukan Hydrological Response Unit (HRU), pengolahan data dan simulasi, serta proses … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
2

Citation Types

0
3
0
3

Year Published

2018
2018
2023
2023

Publication Types

Select...
5
1

Relationship

1
5

Authors

Journals

citations
Cited by 8 publications
(6 citation statements)
references
References 0 publications
0
3
0
3
Order By: Relevance
“…SWAT (Soil Water Assesment Tool) adalah model hidrologi yang dikembangkan oleh Dr. Jeff Arnold pada awal tahun 1990-an untuk pengembangan Agricultural Research Service (ARS) dari USDA (Neitsch et al, 2011;Arnold et al, 2012) dan digunakan untuk prediksi dampak dari manajemen lahan pertanian terhadap air, sedimentasi dan jumlah bahan kimia, pada suatu area DAS yang kompleks dengan mempertimbangkan variasi jenis tanahnya, tata guna lahan, serta kondisi manajemen suatu DAS. Beberapa penelitian di berbagai negara dengan menggunakan model SWAT telah dilakukan di Amerika Latin (Stehr et al, 2008), di Eropa (Epelde et al, 2015), di Afrika (Zettam et al, 2017), di Asia (Bieger et al, 2015), (Nguyen & Nguyen, 2014) dan di Indonesia (Rahmad & Nurman, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…SWAT (Soil Water Assesment Tool) adalah model hidrologi yang dikembangkan oleh Dr. Jeff Arnold pada awal tahun 1990-an untuk pengembangan Agricultural Research Service (ARS) dari USDA (Neitsch et al, 2011;Arnold et al, 2012) dan digunakan untuk prediksi dampak dari manajemen lahan pertanian terhadap air, sedimentasi dan jumlah bahan kimia, pada suatu area DAS yang kompleks dengan mempertimbangkan variasi jenis tanahnya, tata guna lahan, serta kondisi manajemen suatu DAS. Beberapa penelitian di berbagai negara dengan menggunakan model SWAT telah dilakukan di Amerika Latin (Stehr et al, 2008), di Eropa (Epelde et al, 2015), di Afrika (Zettam et al, 2017), di Asia (Bieger et al, 2015), (Nguyen & Nguyen, 2014) dan di Indonesia (Rahmad & Nurman, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Terjadinya bencana alam yang sering terjadi di beberapa daerah selama ini mengindikasikan telah terjadinya kerusakan lingkungan, terutama penurunan dari daya dukung daerah aliran sungai (DAS). Penurunan luas vegetasi merupakan masalah serius pada ekosistem DAS (Rahmad, Nurman, & Wirda, 2017). Kurangnya daya dukung DAS dapat dilihat dari semakin banyaknya lahan yang seharusnya dimanfaatkan sesuai dengan arahan penggunaan lahan tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…A micro catchment area is an area bounded by topographic separators that receive rain, accommodate, store and drain into rivers and so on to lakes or seas (Asdak, 2010). A micro catchment area is a management unit of a natural resource that serves as a producer of goods or services that are beneficial to life (Rahmad et al, 2017). Such as agricultural areas, plantations, fisheries, settlements, hydropower construction, utilization of timber forest products, and others (Gunawan et al, 2014).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…Several studies in various countries conducted by Zettam et al (2017) in Africa, Nguyen & Nguyen (2014) in Vietnam, Rahmad et al(2017), andChristanto et al (2018) in Indonesia showed that the SWAT method can simulate hydrological processes with Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE) values > 0.5. The model is expected to be one of the considerations in planning the management of micro catchment areas with erosion and sedimentation indicators in the Air Lanang Area Micro Catchment.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%