Today, developments in science and technology have a significant impact on all aspects of the constellation of life, not to mention the complexity of the universe as a space for human life. Nature as a space of human life, has been considered as an object, so that the human being dominated and exploited radically. This condition is exacerbated by the lack of understanding human nature as multidimensional beings, one of which is to have a relationship in the nature of space and time, so it impact on human consciousness which have a continuing obligation to keep the harmony, the harmony of nature neglected. In connection with these conditions, the need for a strategic effort to build a new paradigm in order to raise awareness about the importance of nature through educational process based ekopedagogik in growing ecological awareness and character.Keyword: Ecopedagogy, ecological consciousness, character Abstrak: Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan dampak signifikan pada seluruh aspek konstelasi kehidupan, tak terkecuali kompleksitas pada alam sebagai ruang bagi kehidupan manusia. Alam sebagai ruang kehidupan manusia, telah dianggap sebagai objek, sehingga didominasi dan dieksploitasi manusia secara radikal. Kondisi ini diperparah dengan rendahnya pemahaman manusia akan hakikatnya sebagai makhluk multidimensional yang salah satunya ialah memiliki relasi dalam ruang dan waktu dengan alam, sehingga hal ini berimbas pada kesadaran manusia yang memiliki kewajiban untuk senantiasa menjaga keselarasan, keharmonisan alam yang terabaikan. Berkaitan dengan kondisi tersebut, perlu adanya sebuah upaya strategis untuk membangun paradigma baru guna menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya menjaga alam melalui proses pendidikan berbasis ekopedagogik dalam menumbuhkan kesadaran ekologis dan karakter. Kata Kunci: Ekopedagogik, Kesadaran ekologis, Karakter
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk memahami mengenai profil pelajar pancasila sebagai orientasi baru pendidikan dalam meningkatkan karakter siswa Indonesia. Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data dan sumber data yang relevan. Subjek dari penulisan penelitian ini adalah karakter yang dimiliki siswa Indonesia. Adapun hasil penelitian ini menunjukan bahwa kurikulum merdeka menjadi kurikulum yang paling optimal dalam mengembangkan karakter peserta didiknya melalui pengembangan profil pelajar pancasila. Dimana pada pengembangan profil pelajar pancasila ini melakukan kegiatan pembelajaran dengan berbasis proyek. Sehingga, diharapkan kedepannya peserta didik menjadi masyarakat yang mempunyai nilai karakter yang sesuai dengan nilai-nilai karakter yang tertanam di tiap butir sila-sila pada pancasila.
ABSTRAKGlobalisasi selalu diikuti dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini telah memberi dampak signifikan dalam berbagai aspek konstelasi kehidupan, tak terkecuali dalam membangun paradigma masyarakat yang menjadikan kondisi ini sebagai sebuah sistem nilai kehidupan. Keadaan ini berpotensi untuk melahirkan marginalisasi budaya yang pada akhirnya akan mereduksi nilai budaya otentik dan hilangnya identitas bangsa. Selain dari itu keadaan ini telah membawa dampak buruk pada rendahnya karakter bangsa Indonesia, yang tidak mampu menjadikan nilai budaya sebagai perisai dalam menjalani kehidupan di tengah perubahan dan dinamika budaya yang berkembang. Pendidikan sebagai sektor esensial dalam kehidupan manusia yang merupakan syarat mutlak dalam membangun sebuah peradaban tinggi, hendaknya mampu menjalankan perannya dalam pengembangan mutu manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan pendekatan budaya atau dalam latar kehidupan sosial budaya yang dinamis dan berpijak pada kearifan nilai budaya bangsa Indonesia, sehingga pendidikan dapat menjalankan fungsinya untuk mempertahankan dan menjaga sistem nilai budaya yang bertujuan untuk mengembangkan karakter insan-insan pendidikan Indonesia. Pendidikan berbasis kearifan Etnik merupakan pendidikan yang berorientasi pada upaya untuk menjaga kelestarian budaya dari reduksi akibat globalisasi serta menumbuhkan sikap positif dan konstruktif demi terciptanya integrasi sosial yang harmonis dalam kehidupan masyarakat. Selain dari itu, tujuan utama pendidikan kearifan Etnik adalah untuk membekali insaninsan pendidikan yang memiliki kemampuan adaptif, dan futuristik yang mengedepankan aspek intelektual, aspek moral dan sosial kultural, serta sebagai upaya dalam mewujudkan harapan masa depan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat dan memiliki identitas kepribadian. Kata kunci: Globalisasi, Kearifan Etnik, Karakter A. PENDAHULUANAbad 21 adalah sebuah tantangan yang merupakan keniscayaan dan mempengaruhi alur perubahan dunia, sehingga ideologi rentan tereduksi oleh transformasi kehidupan dalam multidimensional. Perubahan-perubahan tersebut mempengaruhi cara pandang manusia dalam melihat realitas kehidupan. Perubahan-perubahan yang secara terkait tersebut, secara dinamis dan progresif tidak dapat dihentikan, sehingga masyarakat akan semakin tenggelam dalam proses perkembangan globalisasi abad 21 yang semakin deras. Hal ini mengandung makna bahwa terdapat kecenderungan masyarakat yang akan mengadopsi budaya global sebagai sebuah sistem nilai yang akan dijadikan pijakan dalam berkehidupan, sehingga akan menimbulkan beberapa dampak 1 Mahasiswa Program Studi Pedagogik SPs UPI Bandung
The problem in this study is the low ability and thinking skills of 21st century Indonesian education, especially the critical thinking skills and problem solving. This is caused by several factors, one of the main factors is, learning that has not been oriented to the development of 21st century thinking skills and still only focuses on achieving partial-textual knowledge and not on integrative-contextual understanding of the knowledge learned. In line with this, efforts are needed to improve the thinking skills of Indonesian education people. These efforts must be initiated by engineering an appropriate and targeted education model, one of which is the Pedagogic Multiliteration. This research was conducted using a mixture of exploratory type research methods. The subjects of this study are elementary school students in all regions of Indonesia who will be chosen purposively. Research Data will be collected using multi-instrument Research data will be processed using qualitative data processing techniques and quantitative data processing techniques with statistical tests. The results of this study prove that the implementation of multiliteration pedagogical models has been shown to be better in improving student's critical thinking skills and problem solving when compared to the ongoing model that is usually used in schools. This indicates that the multiliteration pedagogical model is better able to improve student's critical thinking skills and problem solving at the elementary school level effectively in various fields of study taught compared to the ongoing model that is usually used in elementary schools.Abstrak: Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan dan keterampilan berpikir insan-insan pendidikan Indonesia abad ke-21, khususnya ketermapilan berpikir berpikir kritis dan problem solving. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktor utama ialah, pembelajaran yang belum diorientasikan pada pengembangan keterampilan berpikir abad ke-21 dan masih hanya berfokus pada pencapaian pengetahuan secara parsial-tekstual dan bukan pada pemahaman secara integratif-kontekstual terhadap pengetahuan yang dipelajari. Sejalan dengan hal tersebut, diperlukan upaya meningkatkan keterampilan berpikir insan-insan pendidikan Indonesia. Upaya tersebut harus diawali dengan merekayasa model pendidikan yang tepat guna dan tepat sasaran, salah satunya ialah Pedagogik Multiliterasi. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian campuran tipe eksploratori. Subjek penelitian ini adalah siswa sekolah dasar di seluruh wilayah Indonesia yang akan dipilih secara purposif. Data Penelitian akan dikumpulkan dengan menggunakan multiinstrumen Data hasil penelitian akan diolah dengan menggunakan teknik pengolahan data kualitatif dan teknik pengolahan data kuantitatif dengan uji statistika. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa implementasi model pedagogik multiliterasi telah terbukti lebih baik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan problem solving siswa jika dibandingkan dengan mode...
This study investigates the effects of multiliteration learning models on the ecological literacy abilities of elementary school students and discovers how students describe their experiences in such learning. This research uses explanatory sequential design which is part of the mix method. The use of explanatory sequential design allows the collection of quantitative and qualitative data that serve as corroborating evidence to answer two research questions: how are students’ ecological literacy skills between students who learn to use multiliteration learning models and students who learn to use traditional models? How can the experience gained by students learning with multiliteration models be useful to improve their ecological literacy skills? Quantitative results indicate that the use of multiliteration learning models has a significant effect on increasing the ecological literacy abilities of elementary school students. Then the qualitative findings from this study are students are of the view that the learning experience experienced can strengthen and enhance their knowledge making it easier for them to solve problems faced, students find it easy to find information because learning allows them to access information from various sources both print and electronic media, and learning experiences using multiliteration models help students realize that humans must protect nature / the environment well.
Masalah dalam penelitian ini didasarkan pada temuan adanya realitas kondisi kehidupan manusia yang telah terjebak dalam paradigma pembangunan yang keliru (maldevelopment), sehingga memandang alam sebagai objek, mekanistis, terpecah-pecah, dan terpisah dari manusia sehingga mudah didominasi dan dieksploitasi. Atas dasar pemikiran tersebut, diperlukan solusi nyata sebagai upaya membangun sikap kritis dan kepedulian dalam memahami berbagai fenomena kehidupan yang merugikan lingkungan hidup. Oleh sebab itu, pendidikan ekologis sangat dibutuhkan demi mengasah sensibilitas ekologis serta menumbuhkan kesadaran akan keberadaan lingkungan hidup sebagai bagian dari ekosistem yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Upaya untuk mewujudkan kondisi tersebut diawali dari merekayasa model pendidikan yang tepat, salah satunya adalah model multiliterasi berbasis ecopedagogy approach.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang dampak keluarga broken home terhadap perubahan kepribadian anak. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui kajian pustaka. Hasil penelitian yang ditemukan antara lain menjelaskan bahwa pada dasarnya keluarga memiliki peranan yang besar dalam membina dan mengembangkan potensi anak. Akan tetapi, ketika keluarga tidak menjalankan fungsi sebagaimana mestinya terutama pada keluarga broken home, hal tersebut akan berdampak pada anak. Terdapat beberapa dampak yang akan dialami oleh anak ketika berada pada situasi broken home antara lain adalah, (1) rentan terhadap gangguan psikis; (2) membenci orang tua; (3) mudah terpapar pengaruh buruk lingkungan; (4) memandang hidup tidak lagi berarti; (5) tidak mudah bergaul; dan (6) mengalami permasalahan moral.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.