Desa Bakau is located in Sambas Regency, West Kalimantan which has the potential for mangrove forests with an area of ± 305 Ha. Ecologically, mangrove forests have various roles, one of them is as a habitat for various types of aquatic biota, including gastropods. Several gastropods have important economic value for the community as food and medicine. The local community catches and consumes the mangrove gastropods. As a food ingredient, gastropods have a high nutritional content and essential macro minerals. Gastropods can be used as an alternative source of animal protein at an affordable price. This study aimed to determine the nutritional value of the gastropod Cassidula from the mangrove area of Desa Bakau, Sambas Regency, West Kalimantan. Quantitatively, nutrient content such as protein, carbohydrates, fat, moisture, and ash content were determined according to the AOAC (2005) standard method, whereas macro minerals content (Na, K, Mg, Ca, and P) was carried out according to the AOAC method (2016) using Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). The result showed that Cassidula had a protein content (57.02%) with the highest value compared to other types of nutrients. In addition, Cassidula also contained an essential macro mineral, such as calcium (37.0006 mg/kg) with the highest value followed by sodium (21.7364 mg/kg), respectively. The results showed that Cassidula can be used as an alternative food ingredient for human.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi komunitas terumbu karang di Pulau Panjang, Kepulauan Seribu. Pengambilan data primer dilaksanakan pada bulan November 2016 dan data sekunder didapat dari penelitian lain di lokasi yang sama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Transek Foto Bawah Air atau Underwater Photo Transect (UPT). Data lapangan berupa foto kemudian dianalisis dengan menggunakan perangkat CPCe atau Coral Point Count with excel extension untuk mengetahui kondisi terumbu karang di lokasi penelitian. Berdasarkan hasil pengamatan, kondisi komunitas terumbu karang di lokasi penelitian termasuk dalam kondisi cukup baik namun kategori kerusakannya adalah rusak sedang.
Secara administrasi, Pulau Kabung terletak di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Pulau Kabung memiliki potensi sumberdaya laut, termasuk terumbu karang. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui kondisi terumbu karang di bagian Selatan Pulau Kabung, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode Line Intercept Transect (LIT) dari 3 stasiun dengan kedalaman yang berbeda yaitu pada kedalaman 3 m dan kedalaman 6 m. Hasil persentase tutupan karang yang diperoleh pada kedalaman 3 m sebesar 41,3 % dan pada kedalaman 6 me sebesar 41,13 % yang hasil tersebut mendekati kategori baik namun masih masuk dalam kategori sedang. Nilai indeks keanekaragaman diperoleh sebesar 2,53 masuk dalam kategori sedang, indeks keseragaman sebesar 0,85 yang masuk dalam kategori tinggi dan indeks dominansi sebesar 0,17 yang masuk dalam kategori rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan keanekaragaman ikan karang di perairan Selatan Pulau Kabung. Metode yang digunakan dalam pengamatan ikan karang yaitu metode Underwater Visual Census (UVC. Jenis ikan karang yang teridentifikasi pada empat stasiun penelitian sebanyak 32 spesies, dengan komposisi kelompok ikan major sebesar 44%, ikan target 37%, dan kelompok ikan indikator sebesar 19%. Kelimpahan ikan karang di Pulau Kabung berkisar 0,524-1,076 ind/m2. Kelimpahan ikan karang di Pulau Kabung dikategorikan melimpah. Indeks keanekaragaman (H’) ikan karang di stasiun penelitian dikategorikan sedang, indeks keseragaman (E) di Pulau Kabung dalam kategori labil, dan indeks dominansi (D) di stasiun penelitian dalam kategori rendah. Kondisi perairan Pulau Kabung yaitu, suhu, salinitas, oksigen terlarut (DO), kecerahan, dan kecepatan arus termasuk kategori yang masih mendukung untuk kehidupan ikan karang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas terumbu karang dan mengetahui kondisi parameter lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan terumbu karang di Teluk Melanau Timur, Pulau Lemukutan. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif dengan teknik pengambilan data menggunakan metode line intercept transect (LIT) dari 3 stasiun dan dua kedalaman berbeda (2-3 m dan 5-6 m). Hasil penelitian diperoleh tutupan terumbu karang pada kedalaman 2-3 m berkisar antara 17,76% sampai 38,06% dan pada kedalaman 5-6 m berkisar antara 11,14% sampai 48,28%. Nilai indeks keanekaragaman berkisar antara 0,80 sampai 1,74, indeks keseragaman berkisar antara 0,57 sampai 0,82, indeks dominansi berkisar antara 0,21 sampai 0,57.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan kedalaman, analisis dinamika fisis perairan berdasarkan tipe morfologi muara sungai dan bentuk topografi perairan. Peta batimetri dibuat berdasarkan data kedalaman hasil pengukuran yang telah terkoreksi, nilai kedalaman dihitung dari muka surutan terendah, dan diinterpolasi menggunakan metode natural neighbour. Data pasang surut selama 30 hari digunakan untuk penentuan muka surutan terendah dan koreksi dalam pembuatan peta kedalaman. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kedalaman berkisar 4,2 m sampai dengan 0,5 m, dengan nilai rata-rata kedalaman sebesar 1,5 m. Kelerengan di Muara Mempawah memiliki nilai yang bervariasi dari nilai 0-55 % . Dari peta kedalaman dan kelerengan menunjukan bahwa bentuk morfologi yang diperoleh memiliki karakteristik tipe morfologi dominansi gelombang yang memiliki ciri-ciri pesisir yang landai, penampang searah sungai cenderung curam ke arah laut dan memiliki satu alur keluar pada bagian muara.
Hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai tipe ekosistem hutan yang tumbuh di daerah batas pasang-surut air seperti di pantai dan sekitar muara sungai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui struktur komposisi vegetasi mangrove dan pola zonasi mangrove di Desa Sungai Kupah Kecamatan Sungai Kakap. Penelitian ini 3 stasiun yang ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Setiap stasiun dibagi menjadi 3 plot pengamatan yang diukur tegak lurus dari garis pantai kearah darat menggunakan kombinasi metode transek dan metode kuadran dengan kriteria pohon, pancang, semai dengan jarak setiap antar plot lainnya menyesuaikan kondisi mangrove di lapangan. Hasil penelitian mendapatkan 5 jenis mangrove yaitu Avicenia marina, Avicenia lanata, Rhizopora apiculata, Soneratia alba, Nypa frutican. Jenis mangrove yang mendominasi tingkat pohon mangrove jenis A. marina, tingkat pancang N. fruticans dan tingkat semai adalah mangrove jenis A. marina. Kisaran Indeks Nilai Penting tingkat pohon pada lokasi penelitian 62.67 % - 300 %, INP tingkat pancang berkisar antara 19.55 % – 68.57% . Indeks keanekaragaman tergolong sedang, kecuali pada Stasiun 3 tingkat semai tergolong rendah. Hasil pengukuran parameter lingkungan masih sangat mendukung untuk pertumbuhan mangrove di Desa Sungai Kupah Kecamatan Sungai Kakap.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.