Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui distribusi ukuran butir sedimen yang terangkut oleh besarnya kecepatan arus di perairan Sungai Pawan Kabupaten Ketapang. Pengambilan sampel dan pengukuran kecepatan arus dilakukan secara langsung (insitu). Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Lokasi penelitian terbagi menjadi 5 stasiun dengan 3 titik pengamatan di setiap stasiun yang dilakukan selama 3 hari. Analisis ukuran butir sedimen dilakukan berdasarkan ukuran diameter butir dan jenis. Hasil analisis ukuran diameter butir sedimen dari 15 titik sampel memberikan gambaran karakteristik sedimen. Sedimen didominasi oleh ukuran butir berkisar antara 0.24 – 1.96 mm, berupa pasir kasar (coarse sand) dan pasir sedang (medium sand). Sedangkan kecepatan arus di Sungai Pawan berkisar antara 0.15 – 0.59 m/s. Ukuran butir sedimen yang bertekstur kasar akan ditemukan pada daerah yang memiliki kecepatan arus yang relatif tinggi. Begitupun sebaliknya, ukuran butir sedimen yang bertekstur halus akan ditemukan pada daerah dengan kecepatan arus yang relatif rendah. Sehingga terlihat bahwa kecepatan arus mempengaruhi sebaran sedimen di suatu perairan Sungai Pawan.
Telah dilakukan penelitian pendugaan sebaran bauksit di Desa Sungai Batu Kabupaten Sanggau dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas. Pengambilan data menggunakan konfigurasi elektroda Schlumberger. Berdasarkan nilai resistivitasnya, model memperlihatkan potensi kandungan bauksit terletak pada koordinat x:450.488,738-450.600,219 dan y:13.192,958-13.398,410, x:450.561,862-450.642,555 dan y:13.205,977-13.426,689, x:450.511,095-450.711,491 dan y:13.268,652-13.391,399, x:450.489,110-450.631,580 dan y:13.181,137-13.368,025. Selain mineral bauksit ada beberapa kandungan mineral lain yang bisa di interpretasikan antara lain adanya kandungan magnetit, batulempung, batu kerikil basah, aluvium dan sedimen pasir serta kandungan air tanah. Hal ini dipengaruhi oleh lokasi penyelidikan tepat berada di pinggiran sungai kapuas.
Penelitian tentang siklus suhu permukaan laut (SPL) dominan terbesar pertama dan kedua di Perairan Indonesia telah dilakukan menggunakan metode Power Spectral Density (PSD) berdasarkan data time series SPL selama 40 tahun (1979-2018). Dari analisis yang dilakukan siklus dominan terbesar pertama adalah siklus 12.15 bulan (annual) dan siklus 6 bulan (semiannual). Siklus 12.15 bulan (annual) cenderung berada di perairan Utara dan perairan Selatan Indonesia sedangkan siklus 6 bulan (semiannual) cenderung berada di kawasan ekuator kecuali perairan Ekuatorial Samudra Hindia. Kemudian, siklus dominan terbesar kedua memiliki beragam periode seperti siklus setengah tahun (semiannual), tahunan (annual) dan siklus antar tahunan (interannual). Siklus setengah tahun (semiannual) berada di perairan Utara dan perairan Selatan Indonesia, siklus tahunan (annual) berada di kawasan ekuator, dan siklus antar tahunan (interannual) berada di perairan Barat Sumatera, Selat Makassar, Teluk Tomini, Laut Halmahera, dan di perairan Papua.Kata Kunci : Suhu permukaan laut, Perairan Indonesia, Power Spectral Density (PSD), dan Fast Fourier Transform (FFT).
Debit aliran adalah volume air yang masuk ke badan sungai dalam setiap detik. Debit aliran sangat dipengaruhi oleh kecepatan arus dan kedalaman. Debit aliran di suatu perairan dapat digunakan untuk monitoring dan evaluasi sumber air bersih di suatu perairan. Semakin tinggi nilai debit aliran maka kualitas perairan akan semakin baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kecepatan arus dan kedalaman rata-rata terhadap debit aliran. Nilai kecepatan arus dihitung dengan metode kecepatan arus tiga titik dengan pengambilan data pada kedalaman 0.8 D, 0.5 D, dan 0.2 D. Lebar sungai dihitung dengan mengurangkan koordinat akhir dengan koordinat awal lintasan kemudian di konversi ke dalam satuan meter (m). Kedalaman dihitung secara langsung dengan alat ukur sonar. Nilai kecepatan arus, lebar sungai dan kedalaman digunakan untuk menghitung luas penampang lintasan dan debit aliran dengan metode velocity area mid section. Diperoleh hubungan antara kecepatan arus dan kedalaman terhadap debit aliran berdasarkan pola turun naik grafik yang sama pada nilai kecepatan arus, kedalaman dan debit aliran. Korelasi antara nilai kedalaman dan debit aliran diperoleh dengan nilai koefisien korelasi logaritmik sebesar 0.9329 dengan persamaan logaritmik kontinu y=10426ln(x)-15477. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa debit aliran di Sungai Pawan sangat dipengaruhi oleh besar nilai kecepatan arus dan kedalaman rata-rata pada sungai tersebut.
Penelitian tentang pemodelan 3 Dimensi berbasis data anomali magnetik untuk mengetahui struktur bawah permukaan telah dilakukan di Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Lampung Barat. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dengan cara mendigitasi peta anomali magnet total. Pemisahan anomali regional, analisis turunan mendatar pertama (First Horizontal Derivative), dan pemodelan inversi 3D telah dilakukan untuk mencapai tujuan dari penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian memiliki potensi panas bumi yang cukup besar di sekitar Kota Agung dan Gunung Sermaun dengan Sebaran nilai anomali magnetik dari -362,7 nT hingga 602,4 nT. Hasil analisis turunan mendatar pertama menunjukkan adanya beberapa patahan yang diduga sebagai jalur bagi fluida panas untuk mengalir ke permukaan. Hasil pemodelan inversi 3D menunjukkan struktur lapisan bawah permukaan Kota Agung bahwa reservoir panas bumi terdapat pada kedalaman 3000 meter, berupa batu pasir, batu lempung, batu lanau, dan batuan yang mengandung mineral non magnetik dengan rentang nilai -0,005 SI hingga -0,002 SI.
Studi tentang distribusi sedimen dasar telah dilakukan di Perairan Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan persentase fraksi sedimen dasar. Pengambilan sampel sedimen dilakukan menggunakan sediment grab pada 6 stasiun dengan masing-masing terdapat 3 titik sampling. Ukuran butir sedimen dianalisis menggunakan metode ayakan (granulometri). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran sedimen dasar didominasi oleh lanau dengan nilai rata-rata persentase 53%, lempung 32,22%, dan pasir 14,78%. Tipe sedimen yang ada di lokasi tersebut secara keseluruhan didominasi oleh lempung liat berdebu (silty clay loam) dan liat berdebu (silty clay). Secara keseluruhan kecepatan arus yang ada di lokasi penelitian tergolong katagori arus lambat. Kecepatan arus ini mempengaruhi proses pengangkutan, pengendapan, dan sebaran sedimen.
The performance of a micro-hydro system needs always to be improved so that the electrical power produced can be more optimal. This article aims to study numerically the effect of penstock dimensions on the potential of electrical energy in a micro-hydro system using a computational fluid dynamics (CFD) approach. The study of the effect of dimensions on the performance of a hydropower system is still quite rare. In this paper, the impact of dimensions on the micro-hydro system has been analysed by constructing thirty simulations of water flow in the penstock consisting of five variations of penstock slope ( and ) for six penstock diameter variations ( m, m, m, m, m, and m). The simulation was built using the open-source CFD software OpenFOAM which applies the finite volume method to solve the Navier-Stokes equation as a flow model. The simulated water velocity profile is then validated against the velocity profile of the analytical solution (power-law) for turbulent flow in the pipe. Energy loss analysis on the penstock has been carried out to determine the cause of the energy loss in the penstock characterised by loss coefficient . An enormous value will impact the decrease in the electric power potential of a micro-hydro system. The total length of the penstock induces the variation of the which affects the changes in the electrical power of the micro-hydro system. The shorter will increase the electric power potential of a micro-hydro system. With a high flow velocity of water in the penstock ( m/s), the electric power increases linearly with increasing the diameter value of the penstock. The analysis results show that the penstock dimensions can affect the changes in the electric power of the micro-hydro system. In addition, the work presented in this article has shown that the CFD approach can be used as a low-cost initial step in building an actual micro-hydro system
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.