Pandemi COVID-19 yang dideklarasikan oleh World Health Organization (WHO) sejak akhir Januari tahun 2020 merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi oleh seluruh dunia termasuk masyarakat Kota Kendari. Jumlah kasus COVID-19 di Kota Kendari sebanyak 17 kasus terkonfirmasi positif, 4 pasien dinyatakan sembuh, dan 2 pasien meninggal (data diakses 23 April 2020). Salah satu tempat umum yang berisiko untuk menjadi tempat penularan COVID-19 ialah swalayan dimana banyak masyarakat datang untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari namun penerapan protokol kesehatan di swalayan masih belum maksimal sehingga berpotensi menjadi tempat penularan COVID-19. Tujuan pengabdian ini ialah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan perilaku masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 guna memutus rantai penularan COVID-19. Metode yang digunakan dalam pengabdian ialah promosi kesehatan melalui daring dan luring, promosi kesehatan secara daring dilakukan dengan pembuatan video penyuluhan kesehatan yang kemudian disebar di berbagai sosial media dan metode promosi kesehatan secara luring dilakukan dengan penyebaran pamflet, poster disertai dengan pembagian masker, hand sanitizer, dan sabun cuci tangan di beberapa swalayan di Kota Kendari. Hasil pengabdian ini adalah pengunjung swalayan-swalayan khususnya dan masyarakat di Kota Kendari umumnya memiliki pengetahuan dan peningkatan kesadaran dalam menerapkan perilaku-perilaku pencegahan COVID-19.
Background: Dengue hemorrhagic fever occurs through the bite of Aedes mosquitoes, primarily Aedes aegypti, carrying dengue viruses. In recent decades, the risk increased dramatically, not only in the tropics but also in subtropical regions.Objective: This study aimed to determine the best model for forecasting dengue hemorrhagic fever prevalence in Sulawesi Tenggara, Indonesia.Method: This was a retrospective analytical study using secondary data from the Sulawesi Tenggara Provincial Health Office from 2014 to 2019. ARIMA model was used for data analysis.Results: ARIMA (0.1.1)(0.1.1)4 was selected as the best-suited model. Based on the forecast, there would be an increase in dengue hemorrhagic fever prevalence over the next two years, with a mean absolute percentage error value of 4.41%.Conclusion: Forecasting results indicated that the peaks of dengue hemorrhagic fever cases would be in March, July, and November, and the increase will occur in the same months each year. Also, forecasting results were very good. Public health practitioners can use this model to prevent and eradicate dengue hemorrhagic fever. The ARIMA model would also be useful for nursing practice in caring for patients with dengue fever in the future.
Rematik merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium urat (MSU)pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraseluler merupakan pemicu utamaterjadinya peradangan atau inflamasi kejadian rematik. Penyakit rematik ini merupakan salah satu penyakityang sering ditemukan dan tersebar di seluruh dunia. Data Puskesmas Wuna menunjukkan jumlah kasuspenyakit rematiki tergolong cukup tinggi. Pada tahun 2016 yaitu 364 kasus (30,46%), tahun 2017 yaitu 382kasus (31,97%), dan pada tahun 2018 sebanyak 449 kasus (37,57%). Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian penyakit rematik di wilayah kerja PuskesmasWuna Kecamatan Barangka Kabupaten Muna Barat Tahun 2019. Metode penelitian yang digunakan adalahmetode penelitian kuantitatif dengan rancangan case control study. Populasi adalah semua pasien rematiktercatat pada rekam medik di Puskesmas Wuna selama Bulan Mei hingga Oktober tahun 2019 sebanyak 204 pasien dengan jumlah sampel sebanyak 116 responden terdiri dari 58 sebagai sampel kasus dan 58 sebagai sampel kontrol yang diperoleh menggunakan teknik proportional random sampling. Data dianalisis secaraunivariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antaraaktivitas fisik (p=0,000 dan nilai OR=5.884) dengan kejadian penyakit rematik. Tidak terdapat hubungan antaraasupan purin (p=0.155 dan OR=1.989.) dan IMT (p= 0.565 dan OR=0.820) dengan kejadian penyakit rematik.Kata Kunci : Penyakit Rematik, Asupan Purin, Aktivitas Fisik, IMT.
Infection is the entry and proliferation of infectious agents in the tissues of the human body which results in cell damage or pathological tissue. The respiratory tract is an organ starting from the nose to the alveoli and its adnexal organs such as the sinuses, middle ear cavity, and pleura. The research used was descriptive observational research with an ecological time trend study. To the analysis, data was the Pearson correlation. This study aims to see the correlation between Climate Variability and the Incidence Rate of Acute Respiratory Infection in the Kendari City Region in 2014-2018. The data used are Climate Variability (Humidity, Minimum Temperature, Average Temperature, Maximum Temperature, and Rainfall), Population data, and ARI Case in Kendari City 2014-2018. The results of this study indicate that Humidity (%) r=-0.306 Medium correlation and negative pattern, Minimum Temperature (oC) r=0.494, Average Temperature (oC) r=0.232 no correlation, Maximum Temperature (oC) r=0.700 Correlation of strong and positive pattern correlation, and Rainfall (mm) r=-0.612 Relationship of strong correlation and negative pattern.
Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi utama pada balita di Indonesia. Pravelensi gizi kurang dan gizi buruk mulai meningkat pada usia 6-11 bulan dan mencapai puncaknya pada usia 12-23 bulan dan 24-35 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor yang berhubungan dengan status gizi pada anak balita di wilayah kerja puskesmas Mata Kota Kendari Tahun 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional Study. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kerja Puskesmas Mata. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2019. Responden penelitian adalah ibu yang mempunyai anak balita. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Simpel Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan food recall 24 jam. Analisis data menggunakan uji chi squere. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan asupan makanan dengan status gizi balita (p value = 0.025), begitupula terhadap pendapat keluarga (p value = 0.036) menunjukkan bahwa ada hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi pada anak balita. Berbeda hasil penelitian dengan pendidikan orang tua (p value = 0.302) menunjukkan tidak memiliki hubungan dengan status gizi pada anak balita, pengetahuan ibu (p value = 0.378) menunjukkan tidak memiliki hubungan dengan status gizi pada anak balita, dan riwayat penyakit infeksi (p value= 0.298) juga menunjukkan tidak memiliki hubungan dengan status gizi pada anak balita. Kata kunci : Status Gizi, Anak Balita Malnutrition is one of the main nutritional problems for toddlers in Indonesia. The prevalence of malnutrition and malnutrition begins to increase at the age of 6-11 months and reaches its peak at the age of 12-23 months and 24-35 months. This study aims to determine factors related to the nutritional status of children under five in the working area of health center Mata Kota Kendari in 2019. The method used in this study is quantitative using a Cross Sectional Study approach. The research was carried out in working area of the health center Mata Kota Kendari. The study was conducted in May 2019. The research respondents were mothers who had children under five. The sampling technique was carried out by simple random sampling. Data was collected through questionnaires and 24-hour food recall. Data analysis using chi square test. The results showed that there was a relationship between food intake and nutritional status of children under five (p value = 0.025), as well as family opinion (p value = 0.036) indicating that there was a relationship between family income and nutritional status of children under five. In contrast, the results of the study with parental education (p value = 0.302) showed no relationship with nutritional status in children under five, mother's knowledge (p value = 0.378) showed no relationship with nutritional status in children under five, and a history of infectious diseases (p value). = 0.298) also showed no relationship with nutritional status in children under five. Keywords : Nutrition Status, Toddlers
Background: Sanitation is an effort to prevent disease by removing or regulating environmental factors related to the chain of disease transfer. Vector is an Arthropod that can cause and transmit an Infectious agent from an Infection source to vulnerable landlords.Objective: To find out the relationship between housing sanitation and the presence of vectors in densely populated neighborhoods in the Kendari sub-district of Kendari city in 2019.Methods: This was a descriptive quantitative study with a cross-sectional approach. The study was conducted between 3 April 2019 and 3 May 2019. Data were collected using Field Learning Experience Report, and analyzed using Chi-Square test.Results: Findings indicated that there was a statistically significant relationship between housing sanitation and the existence of vectors (p=.05).Conclusion: There was a significant relationship between the physical conditions of the house, the environment with the presence of vectors in the densely populated environment of the population of Kendari District. It is suggested for the community to improve the condition of the house to meet health requirements. The Department of Health of Kendari should continuously conduct environment and housing sanitation programs.
AbstrakRumah Sakit sebagai lembaga pelayan publik tidak hanya melakukan fungsi bisnis tetapi juga melakukan fungsisosial bagi masyarakat. Dalam konteks lembaga usaha pelayan publik modern, rumah sakit terus dituntut untukmemaksimalkan pelayanan kesehatan sehingga tercipta pelayanan yang bermutu dan memuaskan pelanggan.Tujuan Penelitian adalah menganalisis efektifitas koordinasi Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit BadanLayanan Umum Daerah (RS-BLUD) Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, menyusun model permasalahan dansolusi masalah efektifitas sistem koordinasi pelayanan kesehatan. Jenis Penelitian kualitatif, denganmenggunakan pendektan studi kasus. Informan penelitian adalah pasien dan petugas RS. Pengumpulan datadengan menggunakan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukanumumnya sistem koordinasi pelayanan kesehatan di RS BLUD Bahteramas belum seluruhnya efektif. Dalampelaksanaannya masih mengalami permasalahan diantaranya kurangnya informasi pada pasien hal koordinasipetugas dalam pelayanan, koordinasi petugas kurang cepat, koordinasi petugas kurang tepat, koordinasipetugas kurang sesuai harapan, dan kurang koordinasi antar petugas. Pelaksanaan sistem koordinasi pelayanankesehatan di RS BLUD belum sepenuhnya efektif.Kata Kunci: Rumah Sakit, JKN, Sistem Koordinasi, Efektivitas
- Masalah kondisi lingkungan tempat pembuangan kotoran manusia tidak terlepas dari aspekkepemilikan terhadap sarana yang digunakan. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) padatahun 2016 diperkirakan sebesar 1,1 milyar orang atau 17% penduduk dunia masih Buang Air Besar (BAB) diarea terbuka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Perilaku Penggunaan Jamban Keluarga PadaMasyarakat Suku Bajo di Wilayah Pesisir Desa Bahari Kecamatan Towea Kabupaten Muna Tahun 2019.Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional- analitik yang menggunakan rancangan “crosssectionalstudy”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ru-mah tangga yang berada di Desa Bahari KecamatanTowea Kabupaten Muna Kelurahan dengan jumlah 446 Ke-pala Keluarga. Sampel berjumlah 82 Kepala Keluargayang diambil dengan menggunakan tehnik SimpleRand-om Sampling (SRS). Analisis data dilakukan secaraunivariat dan bivariat menggunakan uji chisquare. Hasil Penelitian menunjukkan Ada hubungan yang bermaknaantara pengetahuan dengan penggunaan jamban (nilai p- value = 0,034), Tidak ada hubungan yang bermaknaantara sikap dengan penggunaan jamban (nilai p val-ue =0,086), Ada hubungan yang bermakna antarapendapatan dengan penggunaan jamban(nilai p value =-0,000), Ada hubungan yang bermakna antara peranpetugas kesehatan dengan penggunaan jamban (nilai p value =0,002), Ada hubungan yang bermakna antarakepemilikan jamban dengan penggunaan jamban (nilai p value =0,033). Kesimpulan pada penelitian ini menunjukan ada hubungan antara variabel Pengetahuan-, Sikap, Pendapatan, Peran Petugas Kesehatan danKepemilikan Jamban.Kata kunci : Pengetahuan,Sikap, Pendapatan, Peran Petugas Kesehatan, Kepemilikan Jamban
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.