Anak balita usia 12-59 bulan merupakan kelompok usia yang paling sering mengalami kekurangan gizi. Di Indonesia, masalah ini menjadi fokus kesehatan masyarakat, mengingat dampak jangka panjangnya pada perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi, pola asuh, dan penyakit infeksi dengan status gizi pada balita usia 12-59 bulan. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Ria, Kota Jayapura dengan menggunakan desain cross-sectional. Sampel penelitian adalah ibu yang memiliki balita usia 12 – 59 bulan yang berjumlah 91 orang yang ditetapkan menggunakan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang mengukur pengetahuan gizi, observasi pola asuh, dan catatan medis untuk penyakit infeksi. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 54,9% balita usia 12 – 59 bulan masuk dalam kategori status gizi kurang. Pengetahuan gizi (p= 0,000), pola asuh (p= 0,000) dan penyakit infeksi (p= 0,000) memiliki hubungan yang signifikan dengan status gizi di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Ria. Temuan ini mengindikasikan bahwa perbaikan status gizi dapat dilakukan melalui peningkatan pengetahuan ibu tentang gizi dan pola asuh yang baik, serta pencegahan penyakit infeksi pada balita. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk melakukan studi longitudinal untuk mengkaji dampak jangka panjang dari faktor-faktor ini terhadap status gizi anak. Temuan ini dapat berkontribusi dalam pengembangan kebijakan dan program yang ditargetkan untuk mengatasi masalah gizi kurang pada anak-anak di Indonesia.
Abstract
Children aged 12-59 months are the age group most frequently experiencing nutritional deficiencies. In Indonesia, this issue has become a public health focus, considering its long-term impact on child development. This study aims to determine the relationship between nutritional knowledge, parenting patterns, and infectious diseases with the nutritional status of children aged 12-59 months. The research was conducted in the working area of Puskesmas Tanjung Ria, Jayapura City, using a cross-sectional design. The research sample consisted of 91 mothers with children aged 12 – 59 months, selected using simple random sampling technique. Data were collected through questionnaires measuring nutritional knowledge, observation of parenting patterns, and medical records for infectious diseases. Data analysis used the chi-square test. The results showed that 54.9% of children aged 12 – 59 months had poor nutritional status. Nutritional knowledge (p= 0.000), parenting patterns (p= 0.000), and infectious diseases (p= 0.000) were significantly related to the nutritional status in the working area of Puskesmas Tanjung Ria. These findings indicate that improvements in nutritional status can be achieved by increasing mothers' knowledge about nutrition and good parenting and preventing infectious diseases in toddlers. For future research, it is suggested that a longitudinal study be conducted to examine the long-term impact of these factors on children's nutritional status. These findings can contribute to developing targeted policies and programs to address the issue of poor nutrition in children in Indonesia.