Kota Depok memiliki status wilayah sebagai status RW Siaga yang telah ditingkatkan menjadi RW Siaga Aktif, hal ini agar masyarakat terutama kader kesehatan yang terlibat didalamnya lebih aktif pada pencegahan dan penanganan penyakit di masyarakat. Upaya pemerintah dalam menekan angka kematian salah satunya membentuk kader kesehatan di setiap wilayah atau RT. Kader kesehatan memiliki peran membantu petugas kesehatan dalam penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan sehari-hari. Oleh sebab itu, pelatihan pemberian pertolongan bantuan hidup dasar berbasis masyarakat perlu dikembangkan. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan Kelurahan Limo Kota Depok tentang pemberian bantuan hidup dasar pada kondisi kegawatdaruratan sehingga pertolongan pertama dapat diberikan sebelum pasien dibawa ke rumah sakit. Metode pelaksanaan kegiatan adalah melatih kader kesehatan tentang pemberian bantuan hidup dasar, dan penyusunan modul bantuan hidup dasar yang nantinya dapat menjadi panduan bagi kader kesehatan. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan dengan hasil pengetahuan bantuan hidup dasar menjadi 53%, dan 80% kader kesehatan mampu melakukan keterampilan bantuan hidup dasar.
Guru PAUD di era digitalisasi ini dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi wawasan maupun penggunaan teknologi digitalnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat kompetensi digital guru PAUD. Pendekatan dan metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara pada 10 orang guru PAUD di Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tingkat kompetensi digital guru PAUD pada area pembuatan konten dan pengetahuan, evaluasi dan problem solving serta teknis pengoperasian masih rendah. Sedangkan pada area kolaborasi dan etika serta tanggung jawab sudah lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya tuntutan kebutuhan mereka untuk berinteraksi dengan relasi dan menjadi bagian dari komunitas online. Dibutuhkan pelatihan dengan materi wawasan dan penggunaan teknologi digital terutama di dalam mengakses, mengelola informasi, dan menjadikannya sebuah konten dalam pembelajaran di PAUD
Abstrak Out-of-Hospital Cardiac Arrest (OHCA) merupakan keadaan hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba yang terjadi di luar rumah sakit dan membutuhkan pertolongan cepat. Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan pertolongan pertama kepada korban OHCA yang dapat meningkatkan angka keberlangsungan hidup pasien henti jantung. Setiap lapisan masyarakat khususnya mahasiswa kesehatan harus memiliki pengetahuan dan keterampilan BHD. Pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa jurusan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan bantuan hidup dasar terhadap pengetahuan dan keterampilan pada Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (HMKM) di UPN “Veteran” Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain Quasi Experiment Design (Eksperimental Semu) dengan Pre-Post Without Control Group. Teknik Consecutive sampling digunakan untuk merekrut 23 mahasiswa sebagai responden penelitian. Hasil analisis menggunakan Paired t-test menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara pelatihan BHD dengan pengetahuan (p=0,000) dan keterampilan (p=0,000). Hal tersebut menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara pelatihan BHD dengan pengetahuan dan keterampilan HMKM UPN “Veteran” Jakarta. Kata Kunci : BHD; Keterampilan; Pelatihan; Pengetahuan ABSTRACT Out of Hospital Cardiac Arrest (OHCA) is a state of a sudden loss of heart function that occurs outside the hospital and requires rapid relief. Basic Life Support (BLS) is the first aid that can increase the survival rate of patients with cardiac arrest of OHCA victims. Every level of society, especially healthcare students, is mandatory to have BLS knowledge and skills. Training can improve healthcare students' knowledge and skills. The purpose of this study was to determine the effect of basic life support training on the knowledge and skills of the members of the Public Health Student Association at UPN "Veteran" Jakarta. This study used a Quasi Experiment with Pre-Post Without Control Group design. The consecutive sampling method was used to recruit 23 students as respondents. The results of a Paired t-test showed that there was a significant effect of BLS training on the knowledge (p = 0,000) and skills (p = 0,000). This study showed that there is a significant effect of BLS training on the knowledge and skills of the members of the Public Health Student Association at UPN "Veteran" Jakarta. Keywords: BLS; Knowledge; Skill; Training
Minimnya buku ajar English for Specific Purpose yang berkenaan dengan bidang radiologi yang sesuai untuk mahasiswa program studi radiologi di Indonesia menjadi tantangan bagi para dosen pengajar Bahasa Inggris di program studi radiologi Politeknik Al Islam Bandung. Untuk mengantisipasi keterbatasan bahan ajar ESP di bidang radiologi tersebut maka dilakukan penelitian terhadap buku teks radiologi yang berbahasa Inggris dengan menggunakan linguistik korpus sebagai alat untuk mendapatkan kosa kata di bidang radiologi serta gramatika dan fitur kelas kata yang digunakan dalam buku tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode gabungan antara kuantitatif yang diaplikasikan di awal penelitian serta metode kualitatif yang digunakan pada proses analisis untuk mendapatkan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 12.395 kata berbeda yang digunakan dengan total jumlah kata secara keseluruhan termasuk kata yang diulang-ulang adalah sebanyak 428.117 kata. Kata-kata tersebut diklasifikasikan ke dalam kelas kata nomina, verba, ajektiva, adverbia, singkatan, dan lain-lain. Secara garis besar, dari hasil tersebut diantaranya ditemukan adanya penggunaan kalimat aktif dan pasif, tenses yang meliputi present, present continuous tense, past tense, present perfect, auxiliary verbs, countable dan uncountable noun, dan comparative degree. Selanjutnya, hasil analisis ini akan digunakan untuk menyusun bahan ajar ESP bidang radiologi.
The operator was drilling their first high-pressure high-temperature (HPHT) exploration well with narrow pressure window in a swamp area of East Kalimantan. The gas field was discovered in 1977 and production started in 1990. Since then, more than 1500 wells have been drilled in this area yielding a total gas production of 9.7 Tcf. Currently T field enters established mature field status which has quite marginal reserves. Therefore, further exploration is seen as one of the solutions to locate additional reserves to enhance overall gas production. The well was drilled directionally with no offset well nearby. While drilling the 6-in open hole section, an unexpected high-pressure zone was penetrated. The zone condition was made worse by lost circulation and a high gas reading. Two cement plugs were placed using a managed pressure cementing with pump and pull method. The first plug was set by applying surface back pressure (SBP) to maintain equivalent bottom hole pressure (BHP) between lowermost pore pressure (PP) and fracture gradient (FG) at the previous shoe. After pumping 1 m3 of cement into the annulus, pump and pull operations commenced. While performing post job circulation on the first plug, it was observed that the returned fluid density at surface was less than original mud weight, indicating the possibility of contaminant invasion from formation. After waiting for the cement to reach 500 psi compressive strength, pressure buildup was observed when annulus was shut-in, indicating an inadequate pressure seal across the cement plug Applying lessons learned from setting the first plug, new design considerations were implemented such as increasing cement volume in the annulus to 4 m3 prior to the pump and pull operation to minimize cement overlapping risk and applying SBP at BHP near FG. A contingency plan was in place to determine the appropriate SBP value to be applied whenever the pumping rate was changed. A second plug job was performed safely and flawlessly by achieving the top of cement as desired. A successful inflow test was performed with indication of no contaminant invasion nor pressure bypass around the cement plug. The rig was able to continue its next operation to sidetrack the well. This paper presents the design considerations, methodology applied, and lessons learned two managed pressure cement plugs using pump and pull method in a well bore with a narrow pore-frac window where the new techniques were implemented to enhance success of the plug job despite the complexity and risk inherent with an underbalanced operation.
This study examines the role of financial capital in mediating the relationship between accounting capability and Micro-, Small- and Medium-Sized Enterprises' (MSME) financial performance. Using Yamane formula, the samples are 407 MSMEs in Central Java Province. Data was collected from questionnaires that distributed to and filled by owners of the sample MSME. WarpPLS was used to analyased the research data. This study found that accounting capability and financial capital have a positive influence on financial performance. Financial capital mediates the relationship between accounting capability and financial performance. Thus, this study confirms the importance of accounting capability to increase financial capital and financial performace of MSME.
ABSTRAKKejadian henti jantung dapat terjadi dimana saja baik di rumah sakit maupun di luar rumah sakit atau Out-of-Hospital Cardiac Arrest (OHCA). Usaha untuk meningkatkan survival rate kejadian henti jantung adalah pemberian Cardiopulmonary resuscitation (CPR)/ resusitasi jantung paru (RJP) yang berkualitas. Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mau menjadi bystander CPR bukan hanya terkait pengetahuan dan teknik melakukan CPR namun juga dipengaruhi oleh faktor sosial, kerelaan melakukan, kesiapan psikologis dan faktor lainnya seperti aspek etik dan hukum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh persepsi perlindungan hukum dan aspek etik terhadap keinginan perawat dalam memberikan tindakan CPR pada kejadian Out-of-Hospital Cardiac Arrest. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan metode kuisioner yang dikembangkan oleh peneliti dan menggunakan total sampling yang melibatkan seluruh perawat IGD RSUD Budhi Asih sebanyak 30 orang. Analisis menggunakan uji Fisher’s Exact dan Cochran-Mantel Haenszel. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden (56,7%) memiliki persepsi yang negatif terhadap perlindungan hukum terhadap bystander CPR pada OHCA. Meskipun demikian, perawat cenderung memiliki persepsi yang positif ketika menjawab pertanyaan terkait isu etik CPR pada korban anak-anak, wanita maupun lansia. Sebanyak 43,33% (13 perawat) memiliki keinginan positif untuk melakukan CPR pada OHCA sementara 56,67% (17 perawat) lainnya memiliki keinginan negatif sebagai bystander CPR. Hasil uji Cochran-Mantel Haenszel menunjukkan persepsi terhadap perlindungan hukum mempengaruhi keinginan perawat dalam memberikan CPR pada OHCA dan akan diperbesar kemungkinan memberikan CPR apabila perawat tersebut berusia ≥ 30 tahun (p 0,014; OR 14,133; 95% CI 2,081-95,947) dan memiliki masa kerja ≥ 5 tahun (p 0,008; OR 25,667; 95% CI 2,253-292,462). Promosi mengenai aspek legal dan etik, serta landasan hukum perlindungan terhadap bystander CPR menjadi penting untuk dapat meningkatkan keinginan perawat dan jumlah bystander CPR. ABSTRACTCardiac arrest can occur anywhere in the hospital or outside the hospital, which is called Out-of-Hospital Cardiac Arrest (OHCA). An effort to increase the survival rate of cardiac arrest is the provision of quality Cardiopulmonary resuscitation (CPR). Factors that influence a person's willingness to become a bystander CPR are not only related to the knowledge and techniques of conducting CPR but are also influenced by social factors, willingness, psychological readiness, and other factors such as ethical and legal aspects. The purpose of this study is to determine the effect of perceptions of legal protection and ethical issues on the nurses' willingness to provide CPR in the OHCA incident. This study used a cross-sectional design using a questionnaire developed by researchers, conducted at Emergency Department Budhi Asih Regional Hospital in East Jakarta, and used a total sampling method involving 30 ED nurses. Fisher's Exact and Cochran-Mantel Haenszel tests were used to analyze the data. The study findings show that the majority of respondents (56.7%) have a negative perception of the legal protection of bystander CPR in OHCA. However, nurses have a positive perception when answering questions related to the ethical issue of CPR in victims of children, women, and the elderly. 43.33% (13 nurses) have a positive willingness to perform CPR on OHCA, while 56.67% (17 nurses) have a negative willingness as a bystander CPR. The results of the Cochran-Mantel Haenszel test show that perceptions of legal protection may influence nurses' willingness to provide CPPR to OHCA patient, and it will increase the likelihood of giving CPR if the nurse age is ≥ 30 years old (p 0.014; OR 14,133; 95% CI 2,081-95,947) and has been working for ≥ 5 years (p 0.008; OR 25,667; 95% CI 2,253-292,462). Promotion of the legal aspects, ethical issues, and protection to bystander CPR are essential to increase the willingness of nurses and the number of bystander CPR.
Abstract. Dust is a solid particle measuring 1-100 μm in the air due to the process of crushing, breaking, and dismantling organic and inorganic materials such as coal. The coal mining process produces fine dust measuring 2.5 μm which can cause lung function disorders and cause respiratory diseases. The purpose of this scoping review is to determine the effect of dust on lung function in coal miners based on the research of the last ten years. This research method was carried out by scoping reviews of articles published by the database Pubmed, SpringerLink, Science direct, and Pro-Quest, published from 2011 to 2021. From 3,687 articles were filtered based on the inclusion criteria into 161 articles, then continued with filtration using the exclusion criteria were obtained 150 articles, and there were six articles duplications so that the articles that met the eligibility criteria based on PICOS were five articles. The analysis results of all articles showed that coal miners experienced a decrease in lung function characterized by decreased spirometry results. The conclusion of this study stated that dust affected lung function in coal miners characterized by impaired lung function either obstructive, restrictive, or mixed with the risk factors are age, smoking, years of service, personal dust exposure, and mine size. Abstrak. Debu merupakan partikel padat berukuran 1-100 μm yang berada di udara karena proses penghancuran, pemecahan dan pembongkaran bahan organik maupun nonorganik contohnya batubara. Proses penambangan batubara menghasilkan debu halus berukuran 2,5 μm yang dapat menyebabkan gangguan fungsi paru dan menimbulkan penyakit pernapasan. Scoping review ini bertujuan untuk mengetahui efek debu terhadap fungsi paru pada penambang batubara berdasarkan penelitian 10 tahun terakhir. Metode penelitian ini dilakukan dengan cara scoping review artikel yang dipublikasikan oleh database Pubmed, Springerlink, Science direct dan Pro-Quest, diterbitkan pada tahun 2011 sampai 2021. Dari 3.687 artikel dilakukan filtrasi berdasarkan kriteria inklusi terdapat 161 artikel, kemudian dilanjutkan dengan filtrasi menggunakan kriteria ekslusi didapat sebanyak 150 artikel dan terdapat duplikasi sebanyak 6 artikel sehingga artikel yang memenuhi kriteria kelayakan berdasarkan PICOS yaitu 5 artikel. Hasil analisis semua artikel menunjukan penambang batubara mengalami penurunan fungsi paru ditandai dengan hasil spirometri yang menurun. Kesimpulan penelitian ini menunjukan debu memiliki efek terhadap fungsi paru pada penambang batubara ditandai dengan adanya gangguan fungsi paru baik obstruktif, restriktif ataupun campuran dengan faktor resikonya adalah usia, merokok, masa kerja, paparan debu personal, dan ukuran tambang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.