<p class="Abstract">Data on 2015 [9] show that less than 50 percent of provincial and local level bridges in Central Java are in good condition. In the other hand, it has been reported that local bridges in the city of Surakarta have been deteriorated and damaged. The maintenance and rehabilitation action often done based solely on incidental reports without systematic planning. Analytical Hierarchy Process, Fuzzy Analytical Hierarchy Process, and Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) were used to compare the priority scale of bridge management in Kecamatan (District) Banjarsari, Surakarta. Bridge Management System 1993 (BMS 1993) standard was used to quantify bridge damage condition by means of direct visual observation. Scores used in this 3 different analysis were determined by comparing aforementioned 2 criteria and 9 sub criteria. Accordingly, criteria and subcriteria defined in this paper were based on the standard. The criteria employed were bridge damage condition and average daily traffic (ADT). Bridge condition criteria were then divided further into sub criteria; i.e. river stream, safety support building, foundation, pier, girder system, parapet, floor system, expansion joint, and other property. From 11 bridges considered in this study, Maris Bridge has the highest pirority determined in 3 different methods. AHP and TOPSIS methods show Ringin Semar Bridge the lowest priority to maintain. On the other hand, Fuzzy AHP determines Balapan Bridge as the lowest order. <em>Keyword: Bridge Management, BMS 1993, AHP, FAHP, TOPSIS.</em></p>
<p>Untuk mencapai keberhasilan pada sebuah proyek, diperlukan adanya manajemen yang baik yaitu dengan adanya fungsi pengendalian yang dapat mempengaruhi hasil akhir suatu proyek serta dapat meminimalisasi penyimpangan yang terjadi selama proyek berlangsung. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hasil EVA dengan menggunakan Microsoft Project 2007, mengetahui skenario percepatan yang mengalami keterlambatan, dan mengetahui besarnya perkiraan biaya akhir proyek dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Analisis data menggunakan metode analitis dan deskriptif. EVA adalah metode pengendalian biaya dan waktu proyek yang mampu menunjukkan indeks kinerja biaya dan jadwal pada setiap pelaporan, sehingga proyek dapat dilihat kemajuan per pelaporan. Analisis data menunjukkan bahwa perhitungan konsep nilai hasil untuk bulan Februari-Maret menunjukkan SPI < 1 yang artinya penyelenggaraan proyek terlambat, sementara untuk bulan April nilai SPI =1 yang artinya penyelenggaraan proyek tepat waktu. Nilai CPI > 1 untuk bulan Februari-Maret artinya pengeluaran proyek lebih kecil dari anggaran dan CPI = 1 untuk bulan April artinya sesuai rencana anggaran biaya. Hasil ETC 3 bulan berturut turut (Februari-April) yaitu Rp. 1.085.123.685, Rp. 357.971.843, Rp. -54.262.692. Hasil EAC 3 bulan berturut turut (Februari-April) yaitu Rp. 21.946.845.982, Rp. 21.980.555.782, Rp. 21.981.362.911. Hasil sisa anggaran berturut-turut selama 3 bulan menunjukkan angka positif berarti anggaran proyek lebih kecil dari rencana anggaran biayanya.</p>
Perkembangan konstruksi di Indonesia berkembang cukup pesat, pembangunan infrastruktur meningkat 6 tahun terakhir termasuk didalamnya adalah konstruski jembatan. Jembatan merupakan konstruksi yang digunakan untuk melewati rintangan seperti sungai, danau, jalan raya, jalan kereta api atau lembah. Konstruksi jembatan ini banyak ditemui pada pembangunan jalan tol dimana konstruski ini sangat vital untuk menghubungkan dua sisi yang dipisah oleh rintangan. Selain itu jembatan juga banyak kita pada jalan non tol. Di Indonesia teknologi BIM mulai berkembang, beberapa kajian sudah dilakukan baik oleh pemerintah atau swasta untuk memberikan pembelajaran dan pengembangan BIM. Aplikasi BIM sudah mulai dilakukan untuk bangunan gedung baik untuk tahap perencanaan, konstruksi dan operasi dan maintenance. Dalam penelitian ini akan mengkaji penerapan konsep BIM yang sudah dilaksanakan khususnya untuk perencanaan konstruksi jembatan. Analisis dalam penelitian ini menggunakan indeks kedewasaan penerapan BIM untuk mengetahui seberapa jauh peneran BIM dalam proyek jembatan. Selain itu juga dilakukan identifikasi terhadap permasalahan atau hambatan dalam penerapan teknologi BIM. Hasil kajian menunjukkan bahwa penerapan teknologi BIM pada kontraktor masih terbatas pada penggunaan CAD 2D dan 3D dalam desain yang dikerjakannya. Beberapa kendala dihadapi oleh tenaga ahli terkait dengan software, hardware, jaringan komputer dan kesulitan dalam perencanaan dengan BIM. Penerapan teknologi BIM pada perusahaan kontraktor adalah pada level 1 dengan skor 1.16. Pada level ini penerapan teknologi BIM masih didominasi oleh pengelolaan desain berbasis file.
<p class="Keywords">Peningkatan jumlah penduduk Indonesia menjadi masalah krusial. Proyeksi Bappenas (2018), jumlah pertumbuhan penduduk Indonesia pada tahun 2018 mencapai 265 juta jiwa. Hal ini berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan tempat hunian di Indonesia, akibatnya lahan yang tersedia semakin berkurang, sehingga saat ini banyak dikembangkan hunian kolektif dengan pemanfaatan partisi. Namun, partisi yang dijual di pasaran saat ini masih memiliki banyak kekurangan, yaitu tidak dapat meredam suara, tidak tahan air, mudah berjamur, dan mudah terbakar. Perlu adanya partisi yang kedap suara, tahan air, bebas jamur, dan tahan api sehingga dilakukan penelitian mealui pemanfaatan cangkang <em>Pila ampullacea</em> (CPA) dan blotong tebu serta <em>coating</em> TiO<sub>2</sub> dan Al<sub>2</sub>O<sub>3</sub>. CPA dan blotong tebu memiliki potensi besar sebagai bahan pengganti material dalam pembuatan partisi karena jumlahnya yang melimpah serta ramah lingkungan. Pengujian <em>Smart</em> partisi diawali dari pembuatan formula partisi, uji fisik, dan uji kimia. Pembuatan formula <em>Smart</em>-Partisi digunakan perbandingan 5%, 10%, dan 15 % CPA dan blotong tebu. Kemudian dilakukan penambahan <em>coating</em> TiO<sub>2</sub> dan Al<sub>2</sub>O<sub>3</sub>. Hasil fisik <em>Smart</em>-partisi berupa papan penyekat tiga lapis dengan blotong tebu sebagai peredam suara pada bagian tengah partisi. Melalui hasil uji yang telah dilakukan, formula terbaik <em>Smart</em>-Partisi adalah 10%. Uji ini dilakukan juga dengan membandingkan beberapa partisi (<em>kalsiboard</em> dan <em>gypsum</em>).</p>
<p>Pembangunan apartemen merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan meningkatnya kebutuhan hunian terutama di beberapa kota yang memiliki masalah keterbatasan lahan. Dalam pembangunan apartemen dibutuhkan analisa manajemen risiko material untuk mengetahui risiko yang berdampak terhadap waktu dan biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan risiko-risiko material yang dominan terjadi dan upaya penanganan dari risiko yang paling dominan. Analisis penentuan bobot risiko menggunakan metode <em>Zero-One</em> sedangkan penentuan risiko dominan menggunakan perhitungan <em>risk index</em>. Hasil riset ini menunjukan bahwa dari 13 variabel risiko yang dipilih risiko yang paling dominan terhadap dampak waktu adalah sistem pengendalian biaya dan waktu yang lemah menyebabkann keterlambatan material dan penambahan biaya dengan rata-rata <em>risk index</em> sebesar 5.597. Sedangkan risiko yang paling dominan terhadap dampak biaya adalah pemanfaatan material yang kurang efisien sehingga merugikan kontraktor dengan rata-rata <em>risk index</em> sebesar 6.686</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.