Diabetes melitus merupakan penyakit yang memerlukan terapi jangka panjang dan dapat menimbulkan komplikasi di berbagai organ. Pengetahuan merupakan faktor penting untuk terbentuknya perilaku kesehatan yang baik termasuk dalam kepatuhan minum obat. Tujuan: Mendapatkan gambaran tentang korelasi antara pengetahuan dan kepatuhan minum obat pasien DM tipe 2 di Puskesmas Mandau Kabupaten Bengkalis. Metode: Studi observasional dengan desain crosssectional dilakukan pada pasien diabetes melitus (DM) Tipe 2 di Puskesmas Mandau. Responden penelitian adalah 40 orang pasien yang terpilih dan bersedia berpartisipasi. Tingkat pengetahuan dan kepatuhan minum obat diukur menggunakan Diabetes Knowledge Questionnaire (DKQ-24) dan Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) yang sudah tervalidasi. Uji Spearman dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan pasien dan kepatuhan minumobat. Hasil: Pengetahuan pasien DM Tipe 2 75% berada pada tingkat sedang dan 50% berada pada tingkat kepatuhan yang tergolong tinggi. Uji spearman menunjukkan nilai p = 0,022 dengan nilai r = 0,360. Simpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan pasien DM Tipe 2 dengan kepatuhan minum obat dengan tingkat korelasi lemah.
Pemberdayaan masyarakat merupakan lini terdepan dalam promosi kesehatan dan wajib dilaksanakan oleh seluruh puskesmas. KepMenKes no 128/MenKes/SK/2/2004, Dinas Kesehatan bertanggung jawab menyelenggarakan kesehatan masyarakat, salah satu fungsi peran puskesmas merupakan pusat pemberdayaan masyarakat dengan strategi kemitraan dengan kelompok masyarakat. Penelitian ini bertujuan menggambarkan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan di Kota Pekanbaru.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei.Sampel penelitian adalah sepuluh puskesmas di Kota Pekanbaru, pengambilan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner, catatan program dan data sekunder dari profil Puskesmas.Hasilnya dari delapan Organisasi Masyarakat, untuk Posyandu seluruh Puskesmas sudah dilaksanakan. Gambaran aspek pemberdayaan masyarakat di Kota Pekanbaru yang terdiri dari (3 aspek) : keaktifan tokoh masyarakat, ketersediaan organisasi kemasyarakatan dan UKBM, pemanfaatan sarana dan material dari masyarakat sudah terlaksana secara optimal. Namun, pada 4 aspek, yaitu ketersediaan dana masyarakat, penggunaan pengetahuan masyarakat, teknologi dari masyarakat, dan pembuatan keputusan oleh masyarakat belum terlaksana seluruhnya. Masih banyak kegiatan organisasi dan UKBM yang tidak berjalan optimal kecuali posyandu aktif. UKBM polindes masih sangat sedikit dilakukan di wilayah kerja puskesmas di Kota Pekanbaru. Keterkaitan pelaksanaan fungsi pemberdayaan oleh puskesmas dengan sumber daya dan proses manajerial puskesmas sudah dalam kategori baik. Sedangkan pada ketersediaan jejaring dan organisasi termasuk kategori cukup
Introduction: Based on WHO reports, nine out of ten people who live in rural areas still defecate carelessly. The results of an initial survey conducted in November 2018 of 46 houses along the Kampar river in the village of Buluh China Riau Province, 42% of the community still open defecation, such as into the river. This study aims to get a picture of defecation behavior in elementary school age children who live along the river. Methods: This research was conducted in Buluh Cina Village, Siak Hulu District, Kampar Regency, Riau Province which is a village close to a river. This type of research is a descriptive survey. This research was conducted in March to October 2019. The research subjects were elementary school students Buluh Cina with a total of 85 people. The instrument in this study was a questionnaire to measure knowledge, attitudes and practices related to defecation habits. Data analysis using descriptive analysis. Result and Discussion: The results showed that the median score of students’ knowledge was 70 (maximum score is 100) and the average attitude score was 48. As many as 80% of students already have latrines at home, however, only 58.8% of students have defecated in their latrines, 57.6% of their latrines have clean water, soap and running water available. Conclusion: Based on the results of the study concluded that the behavior of elementary school children who live in watersheds is still not ideal and one of the causes is the unavailability of healthy latrine facilities at home
Masalah kesehatan yang dihadapi Indonesia kini adalah status kesehatan masyarakat yang rendah, antara lain ditandai dengan angka kematian ibu dan bayi yang tinggi serta masih banyak indikator pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) yang belum ideal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuifaktor-faktor yang berhubungan dengan permasalahan pelayanan KIA. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional, data faktor predisposisi dikumpulkan dari 550 orang responden yang tersebar di 4 kabupaten/kota dengan menggunakan kuesioner. Selanjutnya,data faktor determinan yang lain dikumpulkan dengan wawancara pada informan antara lain kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan kepala subdinas kesehatan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan faktor predisposisi yang berhubungan dengan pelayanan KIA yaitu sikap responden, pengaruh orang yang memutuskan pemilihan pelayanan kesehatan dalam keluarga, serta pengetahuan responden terkait pelayanan KIA. Diketahui juga bahwa masih banyak kepercayaan masyarakat terkait aspek KIA yang belumsesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Faktor pemungkin yang berhubungan dengan pelayanan KIA antara lain distribusi tenaga kesehatan masih belum merata, kualitas ketenagaan pemberi pelayanan KIA belum ideal, dan sarana pendukung pelayanan belum memadai. Faktor pendorong yang berhubungan dengan pelayanan KIA antara lain belum ada kebijakan daerah sebagai acuan, dana pendukung pelayanan belum memadai serta kuantitas kegiatan yang seharusnya dilakukan secara lintas sektoral masih banyak yang belum terealisasi dan belum optimal.Kata kunci: Kesehatan ibu dan anak, permasalahan pelayanan, pelayanan kesehatanAbstractThe current issue of health in Indonesia is the low status of public health, among others, characterized by high rates of maternal and infant mortality and many indicators of maternal and child health (MCH) services that have not been ideal yet. This study aims to determine the factors associated with problems of MCH services. This design used in this research is cross sectional. Predisposing factor data were collected from 550 respondents who were scattered in four districts using a questionnaire. Furthermore, another determinant factor data were collected by interviewing the informants, among others, chief of district health department, Head of Sub Office ofFamily Health. The results showed that the predisposing factors associated with MCH services is the attitude of the respondent, the influence of people who make decisions in family health care, respondents’ knowledge related to MCH services. Please also note that there are still many aspects of MCH related public trust that has not been in accordance with the values ofhealth. Enabling factors associated with MCH services including the distribution of health workers is still not equitable, quality of MCH service workforce has not been ideal and service support facilities have been inadequate. Reinforcing factors associated with MCH services, among others, the lack of regional policy as a benchmark, the fund has not been adequate support services, the quantity of activities that should be done across sectors is still much that has not been realized and is still not optimal.Key words: Mother and child health, service problem, health care
Permasalahan kesehatan gigi dan mulut adalah masalah yang paling sering terjadi pada remaja usia sekolah yang diakibatkan karena rendahnya tingkat pengetahuan. Salah satu upaya dalam meningkatkan pengetahuan adalah dengan melakukan penyuluhan menggunakan metode video animasi secara online yang menarik dan mudah difahami oleh para remaja usia sekolah. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan ini melibatkan partisipasi dari 30 orang siswi kelas IX MTs Muhammadiyah Penyasawan Kabupaten Kampar. Hasil kegiatan ini memperlihatkan respon yang positif dan antusiasme yang tinggi dari para siswi dalam mengikuti kegiatan. Hasil monitoring dan evaluasi kegiatan pengabdian yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan siswi terkait kesehatan gigi dan mulut sebesar 11,43% pasca kegiatan pengabdian dilaksanakan.
AbstrakStatus kesehatan masyarakat yang rendah di Indonesia ditandai oleh angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang tinggi sebagaimana terlihat pada indikator pelayanan KIA yang belum ideal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui situasi pelayanan KIA dan mengkaji faktor perilaku sebagai penyebab masalah KIA di Provinsi Riau. Riset ini menggunakan rancangan studi deskriptif dengan data kuantitatif dan kualitatif mengenai indikator keberhasilan pelayanan KIA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indikator-indikator kinerja pelayanan KIA ada yang tercapai, ada pula yang tidak. Sementara itu, perilaku masyarakat terhadap pengetahuan tentang kehamilan ibu tergolong baik, sikap netral, dan praktek baik. Seseorang yang berpengaruh besar terhadap pengambilan keputusan dalam upaya tindakan kesehatan sebagian besar menyatakan suami/istri. Jika dilihat dari aspek kecepattanggapan keluarga dalam merespon anggota keluarga yang mempunyai masalah KIA, sebagian besar tidak ada keterlambatan. Masih banyak kepercayaan masyarakat yang belum sesuai dengan nilai-nilai kesehatan, terutama terhadap aspek KIA.Kata kunci: Pelayanan kesehatan, kesehatan ibu dan anak, perilaku masyarakat Abstract Low health community status in Indonesia is indicated by high maternal and infant mortality rates as shown in the indicators of health care of maternal and child health not ideal. The aim of this study was to understand the situation of maternal and child health and to analyze behavioral factor determining maternal and child health problems in Riau Province. This research employed descriptive design with quantitative and qualitative data on achievement of performance indicators of maternal and child health. The results showed that some performance indicators of maternal and child health were achievable and some were not. Meanwhile, the community health behavior about maternal health knowledge was good, attitude was neutral, and practice was good. Similarly, the community health behavior about new- Perilaku Masyarakat dan Masalah Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Provinsi Riau Community Behavior and Health Care of Maternal and Child Health Problems in Province of RiauZahtamal, Tuti Restuastuti, Fifia Chandra born and child health level of knowledge was medium, attitude was positive, and practice was good. In solving maternal and child health problems, key person who mostly categorized as a decision maker for health action was husband or wife. With respect to the family emergency response to maternal and child health problems of a family member, most decisions to care the problems were not late. However, there were many communities' beliefs which do not match the health values, especially for maternal and child health aspects.
Latar belakang: Masalah sanitasi lingkungan antara lain ketersediaan air bersih, kondisi fisik rumah, keberadaan vektor dan binatang pembawa penyakit masih menjadi pemicu tingginya penyakit kulit di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan sanitasi lingkungan terhadap keluhan penyakit kulit di masyarakat.Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional. Variabel dependen adalah keluhan penyakit kulit, sedangkan variabel independen antara lain sumber air bersih dan air minum, jamban, saluran pembuangan air limbah (SPAL), kondisi rumah (tata ruang, sekat pada dapur, dinding rumah, ventilasi ruang keluarga dan kamar tidur, lubang udara pada dapur, dan kepadatan hunian kamar tidur), tanda keberadaan binatang dan vektor pembawa penyakit (tikus, kecoa, nyamuk, serangga). Pengumpulan data variabel independen dilakukan dengan wawancara dan observasi, sedangkan variabel dependen dilakukan melalui variabel dependen (keluhan penyakit kulit) dilakukan melalui pemeriksaan klinis dan hasil diagnosis oleh dokter spesialis kulit dan kelamin. Populasi penelitian adalah seluruh masyarakat di desa Ranah. Jumlah sampel menggunakan rumus estimasi proporsi didapatkan jumlah sampel 245 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data dianalisis dengan chi-square dan regresi logistik berganda.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan 36,73% (95% CI: 30,69% - 42,76%) responden mengalami keluhan penyakit kulit. Analisis bivariat didapatkan hanya ventilasi tidak memenuhi syarat yang berhubungan signifikan terhadap masalah kesehatan kulit (p value 0,001). Sementara sumber air bersih dan air minum, jamban,SPAL), jenis lantai rumah, kondisi rumah lainnya dan keberadaan binatang dan vektor pembawa penyakit tidak berhubungan signifikan terhadap keluhan penyakit kulit (p value>0,05). Analisis multivariat diperoleh hasil faktor risiko yang paling berhubungan adalah ventilasi ruang keluarga (p value 0,0001, adjusted OR 6,34), kemudian SPAL (pvalue 0,02 adjusted OR 2,51), dan keberadaan vektor pembawa penyakit (serangga) (p value 0,007 adjusted OR 2,44)Simpulan: Penelitian ini membuktikan faktor lingkungan yang berpengaruh terhahap keluhan penyakit kulit adalah ventilasi, sumber air minum, SPAL, dan keberadaan serangga. ABSTRACT Title: Relationship of Environmental sanitation with Complaints of Skin DiseaseBackground: Environmental sanitation problems include the availability of clean water, the physical condition of the house, the presence of vectors and disease-carrying animals that still trigger high levels of skin disease in the community. The purpose of this study was to determine the relationship between environmental sanitation and complaints of skin diseases in the community.Method: This study used a quantitative approach with a sectional corss study design. Data collection for the independent variables was carried out by interview and observation, while the dependent variable was carried out through clinical interviews. The environmental aspects studied were sources of clean and drinking water, latrines, sewerage (SPAL), house conditions (layout, kitchen partition, walls of permanent houses, house and bedroom ventilation, air holes in the kitchen, and room density), and signs of the presence of animals and disease-carrying vectors (rats, cockroaches, mosquitoes, insects, and flies). The number of samples was 245 people taken by purposive sampling. Data were analyzed by chi-square and multiple logistic regression.Result: The results of this study showed that 36.73% (95% CI: 30.69% - 42.76%) of respondents had complaints of skin disease. Bivariate analysis found that only ventilation had a significant effect on skin health problems (Pvalue 0.001). Meanwhile, clean and drinking water sources, latrines, sewerage), types of house floors, other house conditions and the presence of animals and disease-carrying vectors did not have a significant relationship with skin problems (p value> 0.05). Multivatiate analysis showed that the most influential risk factors were house ventilation (p value 0.0001, adjusted OR 6.34), then SPAL (p value 0.02 adjusted OR 2.51), and the presence of disease-carrying vectors (insects) (p. value 0.007 adjusted OR 2.44)Conclusion: Environmental factors that affect symptoms of skin disease in the community are air ventilation, SPAL, and the presence of insects. The sanitation factor was not significantly related.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.