Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak air daun sirsak terhadap bobot badan dan kadar kolesterol darah. Penelitian ini menggunakanrancangan acak lengkap dengan 5 kelompok perlakuan masing-masing sebanyak 3 ulangan. Hewan coba berupa tikus galur Wistar sebanyak 15 ekor dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok yang diberikan ekstrak air daun sirsak dengan dosis 200 mg/kgBB, 400mg/kgBB, kontrol positif, kontrol negatif, dan kontrol normal. Rerata bobot badan dan kadar kolesterol kemudian dianalisis menggunakan Sapphiro Wilk test, ANOVA dan Kruskall Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua kelompok yang diberikan ekstrak daun sirsak memiliki efek menghambat peningkatan bobot badan jika dibandingkan dengan kontrol normal, sedangkan untuk kadar kolesterol darah didapatkan bahwa seluruh kelompok perlakuan menunjukkan kadar kolesterol darah yang sama dengan kelompok yang diberikan simvastatin. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa ekstrak air daun sirsak memiliki efek mengendalikan bobot badan dan kolesterol darah. Efek terhadap kolesterol darah serupa dengan simvastatin, karena ekstrak air daun sirsak mengandung fl avonoid yang mempunyai efek menghambat enzim HMG CoA reduktase, serupa dengan mekanisme kerja simvastatin dalam menurunkan kadar kolesterol darah.
Skabies merupakan suatu penyakit infeksi kulit yang menular. Penyakit ini dapat ditegakkan dengan menemukan dua dari empat tanda kardinal, yaitu gatal pada tempat predileksi terutama di malam hari, mengenai sekelompok orang, terdapat lesi terowongan pada kulit dan ditemukan tungau pada kerokan kulit. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik tanda kardinal penyakit skabies. Penelitian dilakukan di salah satu pesantren di Bandung dari bulan Maret sampai Oktober 2019. Subjek penelitian ini adalah penderita skabies sebanyak 43 orang. Penelitian ini bersifat deskriptif dan data dianalisis dengan analisis univariat. Pemeriksaan terowongan dilakukan dengan burrow ink test dan kerokan lesi dilakukan dengan teknik adhesive tape. Hasil penelitian menggambarkan bahwa papul merupakan morfologi lesi yang paling banyak ditemukan (86%), lokasi lesi terbanyak ditemukan di sela-sela jari (65%), hasil pemeriksaan positif pada burrow ink test sebanyak 14% dan keseluruhan adhesive tape test menunjukkan hasil negatif. Terowongan dan tungau sulit ditemukan pada penderita skabies disebabkan oleh kerusakan kulit karena garukan dan jumlah tungau yang sedikit.CHARACTERISTICS OF CARDINAL SIGNS OF SCABIES IN SANTRI AT ISLAMIC BOARDING SCHOOLSScabies is a contagious skin infection. This disease can be diagnosed by finding two of the four kardinal signs, namely itching at the site of predilection, especially at night, concerning a group of people, the presence of tunnel lesions in the skin and the discovery of mites in skin scrapings. This study aims to determine the characteristics of kardinal signs in scabies. The study was conducted at one pesantren in Bandung from March to October 2019. Subjects in this study were 43 person with scabies. Tunnel checks are performed with a burrow ink test and lesion scrapings are carried out using an adhesive tape technique. The data of this descriptive research are analyzed by univariate analysis. The results showed that papules were the most common lesion morphology (86%), most lesion locations were found between fingers (65.1%), positive examination results on the burrow ink test were 14% and all adhesive tape test showed results negative. Tunnels and mites are difficult to find in people with scabies due to skin damage due to scratching and a small amount of mites.
Al-Quran sound as auditory stimulation may influence the development of systems related to memory. This study aimed to investigate the effect of Al-Quran acoustic stimulation to novel object recognition (NOR) memory and amount of hippocampal formation cells at postnatal day (PND) 21 Wistar rats. This study was conducted in September 2016 to January 2017. Adult Wistar rats divided into intervention and control groups were bred at Faculty of Medicine Universitas Islam Bandung. Rat pups in the intervention group were exposed to Quranic sound from postcoital day 0 to the PND 20. Rats of PND 20 was involved in the NOR test by documenting the value of the duration of exploration of the familiar and novel object. The rats’ brains were extracted and processed at Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran for cell counting of hippocampal formation stained with hematoxylin-eosin. The results displayed a higher value of D1 (exploration time difference) and a total number of hippocampal formation cells in the Al-Quran groups. These results can be related to the role of the Quranic voice in suggesting higher learning aspects, activating neurogenesis or cell survival transcription factors. However, there was no difference in discrimination index (DI) value between groups which could be indicating inadequate habituation period, interval, testing age, or stress factors. Numerous limitations from this field of research suggest that the biological role of sound stimulation is still in its early stages of development. In conclusion, exposure to perinatal Al-Quran sound may serve as stimulation which enhances learning, memory, neurogenesis or cell survival of hippocampal formation. SUARA AL-QURAN PERINATAL PADA MEMORI NOVEL OBJECT RECOGNITION DAN JUMLAH SEL HIPOKAMPUSSuara Al-Quran sebagai stimulasi pendengaran diperkirakan dapat memengaruhi perkembangan sistem tubuh terkait memori. Penelitian ini bertujuan mengamati pengaruh stimulasi suara Al-Quran terhadap memori novel object recognition (NOR) dan jumlah sel formasi hipokampus pada tikus Wistar 21 hari setelah lahir (postnatal day/PND). Penelitian ini dilaksanakan pada September 2016 sampai Januari 2017. Tikus Wistar dewasa yang dibagi dalam kelompok perlakuan dan kontrol dibiakkan di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Anak tikus Wistar dipaparkan dengan suara Al-Quran sejak hari postcoital 0 sampai anak tikus lahir dan berumur 20 hari setelah lahir (PND 20). Tikus PND 20 dilibatkan dalam tes NOR dengan dokumentasi nilai durasi eksplorasi objek lama dan baru. Otak tikus diproses di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran untuk penghitungan jumlah sel formasi hipokampus dengan pewarnaan hematoxylin-eosin. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai D1 (perbedaan durasi eksplorasi objek lama–baru) dan jumlah sel formasi hipokampus lebih tinggi pada kelompok perlakuan dengan Al-Quran. Hasil tersebut dapat terkait dengan peran suara Al-Quran dalam aktivasi faktor pertumbuhan atau transkripsi. Namun, tidak terdapat perbedaan bermakna pada nilai indeks diskriminasi antarkelompok yang dapat terkait dengan faktor stres atau kurangnya periode habituasi atau periode uji. Berbagai keterbatasan penelitian ini serta riset di bidang stimulasi embriologi mengindikasikan bahwa peran biologis suara Al-Quran masih harus diteliti lebih lanjut. Simpulan, paparan suara Al-Quran perinatal dapat berlaku sebagai stimulasi yang meningkatkan pembelajaran, memori, neurogenesis atau ketahanan sel formasi hipokampus.
Abstract. The prevalence of insomnia and migraines is known to be high among university students. However, research that focuses on the relationship between the degree of insomnia and the incidence of migraine in medical students is still limited. To answer this question, this study focuses on the relationship between the degree of insomnia and the incidence of migraine among medical students. This study aims to describe the degree of insomnia and the description of the incidence of migraine as well as the relationship between the two variables in grade 3 students at the Faculty of Medicine, Islamic University of Bandung in 2022. The method used in this study was cross-sectional which was conducted on 75 research subjects by filling out the Insomnia Severity Index questionnaire. (ISI) and the Migraine Screen Questionnaire (MS-Q). The sampling technique used purposive sampling and statistical analysis using the Chi Square test. The results showed that the majority of research subjects experienced insomnia and migraines. These results indicate that there is a relationship between the degree of insomnia and the incidence of migraine in the study subjects. Abstrak. Prevalensi insomnia dan migrain diketahui tinggi pada kalangan mahasiswa. Namun penelitian yang berfokus pada hubungan derajat insomnia dan kejadian migrain pada mahasiswa kedokteran masih terbatas. Untuk menjawab persoalan tersebut, penelitian ini berfokus pada kaitan antara derajat insomnia dan kejadian migrain di kalangan mahasiswa kedokteran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran derajat insomnia dan gambaran kejadian migrain serta hubungan antara kedua variabel pada mahasiswa tingkat 3 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung tahun 2022. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional yang dilakukan pada 75 subjek penelitian melalui pengisian kuesioner Insomnia Severity Index (ISI) dan kuesioner Migraine Screen Questionnaire (MS-Q). Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan analisis statistik menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas subjek penelitian mengalami insomnia dan migrain. Hasil tersebut menunjukkan terdapatnya hubungan antara derajat insomnia dan kejadian migrain pada subjek penelitian.
Studies in neuroscience can be performed in vitro and in vivo. In vivo studies will show significant results, but it is difficult to do and time-consuming. Primary hippocampal cell culture widely has used in neurobiological studies such as identifying the cellular mechanism of proteins, neuronal activity, and characteristics. The results of studies conducted on this cell culture will be very useful in discovering pathogenesis of a disease, the effect of a substance on the neuron, and neural basis of memory and learning. However, currently in Indonesia, primary hippocampal cell culture is still rare and difficult to do. The purpose of this study was to demonstrate that primary hippocampal cell culture can be done and developed in Indonesia and to review the application of it in medical researches. The study was an experimental study by obtaining neurons from animal’s hippocampus was conducted in 2015–2018 at Department of Cell Biology, Graduate School of Medicine Osaka University and Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran. The experimental animal was mice embryo gathered 17.5-days postcoitus. Enzymatic and mechanical methods collected primary hippocampal cells. The cells counted and cultured, which later were observed to see neuron differentiation. The average number of culture cells from 3 embryonic’s hippocampus were 2.39×106. Neuron differentiation observed on the first day and more visible and numerous on the third day after plating. In conclusion, primary hippocampal cell culture using hippocampus from one hemisphere of embryonic mice brain showed a sufficient number of cells to carry out research and showed neuron differentiation. KULTUR SEL PRIMER HIPOKAMPUS DAN PENGGUNAANNYA DALAM RISET KEDOKTERANPenelitian dalam neurobiologi dapat dilakukan secara in vitro dan in vivo. Penelitian secara in vivo sangat berdampak hasilnya, namun sulit dan memakan waktu yang lama. Kultur sel primer hipokampus banyak digunakan dalam penelitian neurobiologi seperti melihat mekanisme protein seluler, serta aktivitas dan karakteristik neuron. Hasil penelitian yang dilakukan pada kultur sel ini akan sangat bermanfaat dalam menemukan proses suatu penyakit, efek suatu zat terhadap sel saraf, dan kemampuan belajar serta memori. Akan tetapi, saat ini di Indonesia kultur sel primer hipokampus masih jarang dan sulit dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah menunjukkan bahwa kultur sel hipokampus primer dapat dilakukan dan dikembangkan di Indonesia, serta meninjau penerapannya dalam riset kedokteran. Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan mengoleksi neuron dari hipokampus hewan coba yang dilakukan pada tahun 2015–2018 di Department of Cell Biology, Graduate School of Medicine Osaka University dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Hewan coba berupa embrio mencit hari ke-17,5 pascakoitus. Sel primer hipokampus dikoleksi untuk dihitung dan dikultur menggunakan metode enzimatik dan mekanik. Observasi neuron pada kultur dilanjutkan dengan mengamati diferensiasi neuron. Rerata jumlah sel kultur dari 3 hipokampus adalah 2,39×106. Diferensiasi neuron sudah tampak pada hari pertama dan makin jelas serta tampak pada hari ketiga pascapenanaman. Simpulan, kultur sel primer hipokampus menggunakan hipokampus dari salah satu sisi hemisfer otak menunjukkan jumlah sel yang cukup untuk melakukan suatu penelitian dan menunjukkan diferensiasi dari neuron.
Abstract. Stroke is the second leading cause of death worldwide. According to the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, stroke is reported to be one of the top 10 non-communicable diseases causing the most deaths in Indonesia, with mortality reaching 50% in the first 30 days increase. A routine test for people with intracerebral hemorrhage is a CT scan. This examination can describe the location of lesions as well as the amount of bleeding that can affect patient mortality. The aim of this study was to analyze the relationship between lesion location and bleeding volume with mortality in patients with hemorrhagic stroke. This study used an analytical observational research technique with a cross-sectional approach. The study sample consisted of 53 patients diagnosed with stroke in 2021 at Salaman Hospital, Bandung. The results of the analysis using the chi-square test showed the relationship between mortality in hemorrhagic stroke patients and lesion location and bleeding volume, with p = 0.006 (p < 0.05) and p = 0.004 (p < 0.05). Conclusions from the results of this study show that there is a significant association between lesion location and bleeding volume and mortality in hemorrhagic stroke patients at Salaman General Hospital. This can occur because intracranial pressure increases with greater hemorrhage, causing spatial pressure effects, midline shift, herniation, and ischemia, which damage brain anatomy and causing death. Keywords: Location of lesion, Hemorrhagic stroke, Bleeding volume Abstrak. Stroke merupakan penyebab kedua kematian tertinggi di dunia. Menurut data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dinyatakan bahwa stroke intraserebral termasuk ke dalam sepuluh penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian terbanyak di Indonesia dengan mortalitas dalam 30 hari pertama mencapai angka 50%. Pemeriksaan yang rutin dilakukan untuk pasien dengan stroke perdarahan intraserebral adalah pemeriksaan CT-scan, pemeriksaan tersebut dapat menggambarkan letak terjadinya lesi juga besarnya volume perdarahan yang dapat memengaruhi mortalitas pasien. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan letak lesi dan volume pendarahan pada mortalitas pasien stroke perdarahan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini yaitu 53 pasien yang terdiagnosis stroke pada tahun 2021 di RSAU Salamun Bandung. Hasil analisis menggunakan uji Chi-Square menunjukkan hubungan letak lesi dan volume perdarahan dengan mortalitas pada pasien stroke perdarahan didapatkan nilai p=0,006 (p<0,05) dan p=0,004 (p<0,05). Simpulan dari hasil penelitian ini adanya hubungan signifikan antara letak lesi dan volume perdarahan dengan mortalitas pada pasien stroke perdarahan di RSAU Salamun. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar volume perdarahan, tekanan intrakranial akan semakin meningkat dan menyebabkan terjadinya efek desak ruang, midline shift, herniasi, dan iskemia yang berujung pada kerusakan struktur anatomis otak sehingga menyebabkan kematian Kata Kunci: Letak lesi, Stroke perdarahan, Volume perdarahan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.