Potensi lokal merupakan segala sesuatu sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang ada di suatu desa yang bisa dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan. Potensi lokal sanagat berperan penting dalam menopang kehidupan ekonomi masyarakat khususnya di Desa Tanjung Gunung. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang upaya-upaya optimalisasi potensi lokal untuk meningkatkan ekonomi masyarakat serta untuk mendeskripsikan faktor yang mendorong dan menghambat upaya optimalisasi potensi lokal untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Tanjung Gunung, Kabupaten Bangka Tengah. Penelitian ini menggunakan Teori tentang tahapan pemberdayaan dari M. Ayub Padangaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif Deskriptif. Hasil dari penelitian ini ditemukan beberapa upaya yang dilakukan dalam optimalisasi potensi lokal di Desa Tanjung Gunung yaitu dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat (tahap penyadaran), memberikan pelatihan kepada masyarakat (tahap pengkapasitasan) dan masyarakat sendiri yang sudah memiliki kemampuan membuat panganan lokal yang dalam hal ini disebut sebagai tahap pendayaan oleh Ayub. Faktor yang mendorong adalah adanya motivasi dari pihak yang memberikan pelatihan khususnya tim pelaksana kegiatan atau TPK pemberdayaan masyarakat Desa Tanjung Gunung, adanya kesadaran dari individu masyarakat dalam mengolah potensi lokal yang dimiliki dan ekonomi. Sedangkan faktor penghambatnya adalah ketersediaan bahan baku, cuaca serta teknologi yang masih tradisional.
Chinese ethnic in Bangka Island has been there since the colonialism and has become part of tin mining history on the island. It is no wonder that the acculturation has stated for a long time ago especially in the grass root society. This study found out how is Chinese assimilation in this area using the qualitative approach. Based on the data from interviews and observations on the field, the writer found out that Chinese assimilation on the island formed a unity identity without losing their own identity. Tong Ngin Fan Ngin Tjit Tjong which means Chinese and Native, has become the grass roots’ principle and social bond among them. Since the reformation in 1998, this broadens the relation from social into electoral politics. However, the spirit of acculturation in the grass roots must be kept that it doesn’t appear to the surface. The celebration of Chinese identity recognition must be done naturally so as not to cause antipathy. The tolerance that has been practiced so far at the grassroots must be strengthened so that when conflicts of elite interests occur, relations at the grassroots level are not affected.
Salah satu bentuk tindak kekerasan yang sering dialami oleh anak dan kelompok remaja khususnya perempuan adalah tindak kekerasan seksual atau pelecehan seksual. Berbagai bentuk dan modus pelaku tindakan kekerasan secara seksual ini mayoritas dilakukan oleh kelompok orang dewasa dan bahkan anggota keluarga terdekat. Para pelaku pendidik yang notabene menjadi panutan para anak didiknya justru melakukan tindakan yang diluar etika, nilai dan norma. Menghadapi permasalahan ini, maka sekiranya dibutuhkan wawasan dan sebuah strategi guna mencegah terjadinya tindak kekerasan seksual yang menimpa kalangan usia anak dan remaja khususnya perempuan. Upaya yang dapat dilakukan adalah mengedukasi pendidikan seksual pada beberapa pihak terkait dan pada anak dan remaja perempuan agar mampu mengenali jenis atau bentuk dari kekerasan seksual. Bentuk edukasi yang dilakukan menggunakan metide atau teknik sosialisasi dan penyuluhan. Sosialisasi dilakukan dengan membagikan atau kampanya dengan menyebarkan pamflet dan stiker kepada kelompok-kelompok remaja dan warga masyarakat umum. Instansi sekolah tingkat SLTP dan SLTA menjadi bagian sasarannya. Metode penyuluhan dilaksanakan dengan mitra SMAN 1 Merawang. Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari latar belakang kesehatan dan psikologi. Harapannya dengan adanya wawasan tentang ragam jenis dan bentuk tindakan kekerasan, para orang tua, masyarakat bahkan anak dan remaja perempuan dapat membentengi diri dari ancaman tindak kekerasan yang ada disekitarnya.
Perebutan akses dan konflik pemanfaatan atas ruang laut di Kepulauan Bangka Belitung merupakan konsekuensi logis atas sifat laut yang open access, dimana hampir 80% wilayah provinsi ini adalah lautan dan pesisir. Berangkat dari kondisi tersebut, penelitian ini dilakukan untuk menjawab bagaimana konflik kepentingan memperebutkan ruang laut antara berbagai aktor, yakni masyarakat, swasta, dan pemerintah berlangsung. Dengan meminjam pendekatan sosio-spasial dari Levebvre, penulis ingin menunjukkan bahwa pemerintah sebagai regulator akan sangat sulit mengabaikan nilai guna atas suatu ruang laut. Oleh karena itu, pemerintah perlu menjadi regulator sekaligus fasilitator dalam menjembatani beragam kepentingan aktor dalam akses dan pemanfaatan ruang laut. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, penelitian ini menunjukkan bahwa dalam penyusunan Perda Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) berjalan secara dinamis bahkan menjadi arena kontestasi konflik kepentingan. Di satu sisi, kesejahteraan nelayan dan potensi kekayaan alam di laut (timah) perlu dioptimalkan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun, pada sisi yang berseberangan, aspek ekologi atas dampak dari aktifitas penambangan timah di laut juga wajib diperhatikan. Perda RZWP3K adalah sarana yang mengakomodir konflik kepentingan yang terjadi.
Kekuasaan ada di mana-mana, demikian diungkapkan oleh Foucault. Kekuasaan yang dimiliki oleh mayoritas yang tidak jarang membawa adanya konflik dengan pihak minoritas. Sama halnya dengan agama, agama seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi kepercayaan memberi jalan menuju perdamaian, tetapi di sisi lain agama dianggap sebagai sumber perpecahan dalam masyarakat. Agama agama mayoritas dianggap sebagai yang kuat atau memiliki kekuatan dalam masyarakat bahkan lebih dominan daripada negara dengan agama lain yang minoritas. Konflik agama sering terjadi di berbagai negara dan bahkan Indonesia pada kenyataannya sebagai negara multikultural dalam agama. Konflik tidak hanya antara agama yang berbeda, bahkan beberapa konflik internal / co-agamawan karena perbedaan dalam penafsiran tulisan suci yang akhirnya mengarah pada anarki. Masalah agama akan sulit diatasi jika kedua belah pihak menggunakan mata mereka untuk mencari kebenaran. Sebagai negara multikultural, semestinya semua pihak dapat saling menghargai dan menghormati satu sama lain serta memahami dan memahami Hak Asasi Manusia yang dimiliki oleh masing-masing indivvidu. Kebebasan beragama adalah salah satu hak yang harus dilindungi. Dalam kasus-kasus minoritas di negara ini, seandainya pemerintah negara dalam hal ini mampu melindungi warganya dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam pelukan dan meyakini suatu agama.
<p><em>Gay is known as a sexual attraction that is included in the group of Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender (LGBT). It is the practice of same-sex sexual attraction that has been existed for a long time, from various times to this day, whether in big cities or various areas with a rare touch of modernity. This research intends to find out the dynamics of the existence of a gay identity, in which gay identity is usually stigmatized and becomes a marginalized group in society. This research was conducted in Toboali, the Regency of South Bangka. Toboali area is known for many groups of gay that interact and do their activities as the society in general. To analyze this research, it utilizes the theory of Identity by Manuel Castells. The research method used a descriptive qualitative research design. The technique of this research used snowball and also purposive sampling. The snowball technique is utilized to obtain the data from the gay informant, by gaining the data and the informant from the acquired key informant. The technique of purposive sampling is used for the community as a comprehensive data comparison. The result of the finding in the field shows that there are factors forming a gay identity of individual as follow social experience in childhood, lifestyle needs, family disharmony, and also the peers group. The result of the research also points out that the existence of gay identity in Toboali South Bangka in the stage of resistance identity.</em></p><p><strong><em>Keywords</em></strong><strong><em>: D</em></strong><strong><em>ynamics, Gay, Identity</em></strong><strong><em>, Public Area.</em></strong><strong><em></em></strong></p><p><strong><em> </em></strong></p><h2>Abstrak</h2><p>Gay diketahui sebagai satu ketertarikan seksual yang tergabung ke dalam kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). Yaitu praktik ketertarikan seksual sesama jenis yang sudah sejak dulu ada dari berbagai zaman hingga saat ini, baik di kota-kota besar maupun di berbagai daerah yang jarang tersentuh modernitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika eksistensi identitas gay, yang mana identitas gay ini biasanya terstigmatisasi, dan menjadi kelompok termarjinalkan di dalam masyarakat. Penelitian ini dilakukan di Toboali Kabupaten Bangka Selatan. Dimana di daerah Toboali Bangka Selatan diketahui banyak kelompok gay yang berinteraksi dan melakukan aktivitas seperti masyarakat pada umumnya. Untuk menganalisis penelitian ini digunakan teori identitas dari Manuel Castells. Metode penelitian yang digunakan yakni menggunakan desain penelitian kualitatif fenomenologi. Sedangkan teknik yang digunakan dengan teknik snowball dan juga purposive sampling. Teknik snowball digunakan untuk memperoleh data dari informan gay, dengan cara memperoleh data dan informan dari informan kunci yang telah didapatkan. Teknik purposive sampling digunakan untuk kalangan masyarakat sebagai perbandingan data yang komperhensif. Pembahasan dari penelitian ini meliputi, faktor-faktor yang mempengaruhi, pergaulan sosial gay di Toboali Bangka Selatan dan stigma sosial. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa eksistensi identitas gay di Toboali Bangka Selatan pada tahap resistance identity.</p><p><strong>Kata Kunci:</strong><strong> </strong>Dinamika, Gay, Identitas, Ruang Publik.</p>
Businesses creativity is needed in maintaining Indonesia's economy, especially in the field of industrial design, so that the resulting industrial design businesses in Indonesia can be protected. One measure that can boost the economy of a region is how much the intellectual property to protected and developed as a defense of wealth and the economy of a region or nation. The purpose this research is to analyze the legal protection and the potential for industrial design in the creative economy in Pangkalpinang. This research, using qualitative research with descriptive research strategy (descriptive research). Object in this research regarding legal protection and the potential for industrial design in the creative economy. From this research can be generated that design in the creative economy in Pangkalpinang not many. The resulting designs are still not adequately protected. Industrial designs in Pangkalpinang still have the potential to be featured as one proponent of the community's economy, especially in Pangkalpinang.
Remaja dan kenakalan renmaja khususnya narkoba senantiasa menjadi persoalan yang menarik perhatian dan utuh perhatian serius dari berbagai pihak. Generasi muda merupakan generasi penerus dan pelurus bangsa di kemudian hari. Mewujudkan generasi yang aktif, kreatif dan inovatis sudah tentu menjadi tugas bersama oleh berbagai kalangan. Program ini mencoba untuk mengupayakan penanggulangan dan pencegahan kenakalan remaja dan narkoba pada kelompok remaja di Desa Penagan Kecamatan Mendo Barat. Perspektif yang digunakan untuk melaksanakan program ini adalah perspektif pembangunan yang berpusat pada manusia/masyarakat yakni pemberdayaan masyarakat. Konsep pemberdayaan masyarakat yang selama ini digadang-gadang sebagai upaya melakukan perubahan sosial yang efektif akan digunakan dalam pelaksanakan program ini. Metode pemberdayaan yang digunakan mengacu pada strategi pemberdayaan yang mencakup tiga hal. Pertama yaitu perencanaan, kedua aksi sosial dan yang ketiga peningkatan kesadaran dan pendidikan. Ketiga strategi ini akan dilaksanakan melalui beberapa tahapan dalam proses pemberdayaan. Pertama, menghadirkan kembali pengalaman yang memberdayakan dan tidak memberdayakan. Kedua,mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan penindakberdayaan. Ketiga, mengidentifikasikan suatu masalah atau poyek. Keempat, mengidentifikasi basis daya yang bermakna untuk melakukan perubahan dan kelima, mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikannya. Strategi pemberdayaan tersebut akan direalisasikan ke dalam empat kegiatan yang berbasiskan kultur masyarakat. Keempat kegiatan yang dimaksud adalah pesantren kilat, nganggung bersama, perkemahan sehari semalam, dan pekan olahraga dan seni. Keempat kegiatan ini akan menyasar para remaja yang ada di lokasi program. Hasil akhir dari program ini menyasar pada terbentuknya Kelompok Remaja/Pemuda Aktif Penagan. Kelompok ini diharapkan dapat meneruskan upaya memberdayakan masyarakat setempat dalam upaya menanggulangi dan mencegah kenakalan remaja dengan menciptakan remaja yang aktif, kreatif dan inovatif.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.