Sandai District is one of the subdistricts in Ketapang Regency which is mostly steep marbled. Forests in the subdistrict act as conservation and water catchment. Population increases and increased land needs result in reduced forest area. The purpose of this study is to get information about changes in land closures in Sandai District in 2013, 2017, and 2021. The study used remote sensing techniques with unsupervised classification methods, visual interpretation of Landsat 8 OLI and TIRS imagery and airy surveys. An accuracy test worth 93.4% showing a map of the results of the land closure classification can be used. There are 10 land closures in Sandai Subdistrict, namely primary dry land forest, secondary dry land forest, water body, open land, plantations, mining in the form of the highest addition occurred in the closure of plantation land with a percentage of 49.09% or 6287.30 hectare. In contrast to the period 2017-2021, the highest land closure changes in percentage and area, namely occurred in the mining land closure class, with a percentage of 606.79% or an area of 1275.47 hectare and reductions occurred in secondary dry land forests which decreased by 24.34% or an area of 15,324,97 Keywords: land cover change, landsat imagery, Sandai DistrictAbstrakKecamatan Sandai merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Ketapang yang sebagian besar wilayahnya berlereng curam. Hutan di kecamatan tersebut berperan sebagai daerah konservasi dan resapan air. Pertambahan penduduk dan peningkatan kebutuhan lahan mengakibatkan luas hutan semakin berkurang. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang perubahan luasan penutupan lahan di Kecamatan Sandai tahun 2013, 2017 dan 2021. Penelitian ini menggunakan teknik penginderaan jauh dengan metode klasifikasi interpretasi visual Citra Landsat 8 OLI dan TIRS. Uji akurasi bernilai 93,4% menunjukan peta hasil klasifikasi penutupan lahan dapat digunakan. Terdapat 10 penutupan lahan di Kecamatan Sandai yaitu hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, tubuh air, tanah terbuka, perkebunan, pertambangan, permukiman transmigrasi, permukiman, semak belukar dan pertanian lahan kering campur. Perubahan penutupan lahan periode tahun 2013-2017 paling tinggi terjadi pada hutan lahan kering primer dengan pengurangan seluas 81,33% (8520,01 ha). Penambahan tertinggi terjadi pada penutupan lahan perkebunan dengan persentase sebesar 49,09% (6287,30 ha). Periode tahun 2017-2021, perubahan penutupan lahan tertinggi terjadi pada penutupan lahan pertambangan, dengan persentase sebesar 606,79% atau seluas 1275,17 ha dan pengurangan terjadi pada hutan lahan kering sekunder yang berkurang sebesar 24,34% atau seluas 15.324,97 ha.Kata kunci: perubahan penutupan lahan, citra landsat, Kecamatan Sandai
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya tekanan penduduk di Desa Jerukwudel, Kecamatan Rongkop dan Desa Songbanyu, Kecamatan Girisubo. Kedua desa tersebut termasuk wilayah karst Gunungsewu. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan arahan kebijakan bagi perencana pengelolaan sumberdaya lahan, khususnya di wilayah karst agar lahan dapat dimanfaatkan tanpa terjadi kerusakan lingkungan. Data yang digunakan bersumber dari monografi desa yaitu data luas wilayah, luas lahan pertanian secara keseluruhan, luas lahan sawah irigasi teknis (panen >2 kali per tahun), luas lahan lahan sawah irigasi setengah teknis (panen 1 kali per tahun), luas sawah tadah hujan, luas lahan kering, luas lahan nonpertanian, jumlah penduduk, dan jumlah penduduk petani. Data pendapatan petani diperoleh dari wawancara 30 petani untuk masing-masing desa. Hasil perhitungan menunjukkan nilai tekanan penduduk di kedua desa tersebut lebih dari 1. Hasil ini memperlihatkan telah terjadi tekanan penduduk yang melebihi batas kemampuan lahan di Desa Songbanyu dan Jerukwudel pada tahun 2008. Luas lahan pertanian (tegalan dan ladang) di Desa Songbanyu rendah, sedangkan pertumbuhan penduduk tahun 2007-2008 lebih tinggi jika dibandingkan dengan Desa Jerukwudel. Akibatnya, nilai tekanan penduduk di Desa Songbanyu lebih besar yaitu 3,51, sedangkan Desa Jerukwudel 3,08. Berdasarkan perhitungan, daya dukung lingkungan di kedua desa tersebut bernilai kurang dari 1. Hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi penurunan daya dukung lahan yang dapat menyebabkan degradasi lahan.
Macrobenthos is one of the organisms that play an essential role in the decomposition process of mangrove plant litter. Other organisms then use the result of the decomposition process in mangrove forests. Still, the existence of these organisms is susceptible to environmental changes, so it is often interpreted as one of the indicators of habitat quality. This research aims to determine the sustainability and diversity of macrobenthos as an indicator of habitat quality in mangrove forests. Data collection is carried out by the plot cluster method. Sample deflating points using purposive sampling. Cluster plots are placed on three observation stations with different conditions, namely natural mangrove forests (station 1), former pond areas (station 2), and areas adjacent to agricultural land (station 3). Each station has three plots measuring 10 x 10 meters to record tree level mangrove vegetation. Each plot has five subplots measuring 1 x 1 meter to take macrobenthos samples. The total number of plots is nine plots for mangrove vegetation and 45 subplots for macrobenthos. The results showed that macrobenthos ability ranged from 10 individuals / m2 to 15 individuals / m2, with the diversity index ranging from 1.49 to 1.73. This condition illustrates that mangrove habitat is included in the medium classification in other words, based on the state of the structure of the biota Bentos community in the mangrove forest in Siantan District, Mempawah regency is fairly a stable category.
Desa Sungai Kupah yang berada di Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan barat terpilih sebagai penerima Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2022 dengan potensi unggulan berupa hutan mangrove. Desa wisata harus memenuhi tujuh unsur Sapta Pesona yaitu Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan, Keindahan, Keramahan, dan Kenangan. Penobatan sebagai desa wisata merupakan awal bagi pemerintah desa dan pengelola wisata bersama masyarakat untuk menggali potensi untuk pengembangan ekowisata di Desa Sungai Kupah. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan untuk memetakan secara spasial potensi wisata yang terdapat di Desa Sungai Kupah sebagai dasar perumusan rencana pengelolaan wisata. Metode yang digunakan yaitu metode survei dengan pemetaan berbasis drone untuk menghasilkan peta detil, observasi lapangan untuk pengumpulan data potensi wisata, dan grup diskusi untuk menghasilkan rumusan rencana pengelolaan. Berdasarkan hasil pemetaan, potensi di Desa Sungai Kupah yang dapat dijadikan obyek wisata terutama yang berkaitan dengan ekosistem mangrove yaitu proses pembibitan mangrove, pembuatan kerajinan anyaman daun nipah, kreasi olahan pangan dari mangrove, pembuatan pavling block berbahan sampah plastik, susur sungai dan pengamatan satwa, camping ground dan penanaman mangrove digital. Rencana pengelolaan meliputi pemeliharaan unsur keindahan dan kebersihan dengan perbaikan sarana prasarana di lokasi wisata, inovasi kantin wisata, dan pembuatan produk souvenir menggunakan bahan lokal untuk pemenuhan unsur kenangan. Kesimpulannya, secara spasial persebaran obyek wisata cukup menyebar dengan potensi beragam yang sesuai untuk pengembangan paket wisata. Pengembangan desa wisata yang prioritas yaitu perbaikan track mangrove dan pembinaan kelompok industri kreatif.
Kecamatan Mempawah Hilir memiliki potensi hutan mangrove seluas 371,33 Ha. Sebagian hutan mangrove menjadi obyek wisata di Desa Pasir dan sebagian lagi menjadi sasaran rehabilitasi di Kelurahan Tanjung. Penebangan dan pembukaan hutan yang berlebihan serta alih fungsi mangrove menjadi areal penggunaan lain memicu hilangnya hutan mangrove. Kerusakan hutan mangrove perlu mendapatkan perhatian serius baik dari pemerintah maupun masyarakat setempat. Kelestarian hutan mangrove yang tidak terjaga dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan wilayah pesisir yang menimbulkan kerugian bagi lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat. Salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi mangrove dengan melibatkan masyarakat sebagai pelaku pembangunan. Sebelumnya penelitian belum pernah dilakukan di Kecamatan Mempawah Hilir dan memiliki kontribusi memberikan contoh bagi wilayah lain dalam memulihkan lahan hutan mangrove yang rusak melalui bentuk partisipasi masyarakat. Oleh sebab itu, wawancara terstruktur dengan kuesioner dan wawancara mendalam menjadi sumber data. Selain itu, analisis yang berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat diolah secara kuantitatif dengan regresi linear berganda. Tingkat partisipasi masyarakat dalam rehabilitasi hutan mangrove cukup baik dengan kelas tinggi yaitu 23,1 % pada tingkat tinggi, 55,8 % tingkat sedang, dan 21,1 % rendah. Tingginya partisipasi masyarakat terlihat dalam proses perencanaan kegiatan rehabilitasi dengan memberikan sumbangan ide pemikiran dan keaktifan dalam kegiatan penanaman mangrove. Faktor yang berbanding lurus dengan tingkat partisipasi masyarakat yaitu lama tinggal, pendidikan, keaktifan organisasi, dan persepsi masyarakat terhadap hutan mangrove. Faktor umur, jarak rumah dengan hutan mangrove, dan pendapatan berbanding terbalik dengan tingkat pastisipasi masyarakat dalam rehabilitasi mangrove.
Mangrove forest ecosystems that are maintained can be a source of economic income for local communities, including mangrove forests in Mempawah Regency, West Kalimantan. Mangrove plants have considerable potential as natural dyes. One part of the plant is the leaf. The development of natural dyes from leaves is an alternative to produce environmentally friendly products, namely ecoprint. Ecoprint is a natural coloring technique by utilizing plant parts including leaves without using chemicals. Ecoprint knowledge and skills for the surrounding community, especially junior and senior high school students, are important so that creativity is honed and becomes entrepreneurial capital. The purpose of this activity is to evaluate the knowledge, skills, and interests of junior and senior high school students in Mempawah Regency regarding ecoprints from mangrove leaves. Activities are carried out with two methods, namely the lecture method in the form of presentations and the training method. Junior and senior high school students' knowledge was also evaluated by means of questionnaires distributed before and after the activity. All participants can make ecoprints pounding technique using mangrove plants with different color density results. Participants' knowledge about ecoprint, leaf materials, and the advantages of ecoprint increased after the training activities. Ecoprint training activities can be activities that support arts and crafts and science subjects.
Abstrak: Meningkatnya limbah kertas menyebabkan berbagai permasalahan lingkungan sehingga membutuhkan solusi untuk menanggulangi hal tersebut. Desa Sungai Kupah merupakan desa tujuan wisata yang juga menghadapi permasalahan limbah kertas yang berasal dari berbagai kegiatan masyarakat. Pendampingan pembuatan kertas daur ulang bertujuan untuk memberikan keterampilan baru untuk masayarakat sehingga dapat memanfaatkan limbah kertas serta menghasilkan produk ramah lingkungan yang memiliki ciri khas, bernilai ekonomi, sehingga berpotensi untuk dikembangkan dan diolah menjadi souvenir desa wisata yang ramah lingkungan. Kegiatan pendampingan dilakukan dengan memberikan pemaparan mengenai urgensi penanganan dan potensi pemanfataan limbah kertas, praktek pembuatan kertas daur ulang, serta evaluasi pengetahuan kepada 31 orang peserta. Orientasi awal menunjukkan bahwa 80,25% peserta belum mengetahui mengenai keterampilan pembuatan kertas daur ulang. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta yang dilihat dari nilai rata-rata pre-test sebesar 63,23 sedangkan nilai rata-rata post-test sebesar 89,68. Survey kepuasan mitra juga menunjukkan nilai lebih dari 90% yang menunjukkan tingat penerimaan materi Sangat Baik. Peningkatan keterampilan peserta ditunjukkan dengan berhasilnya masing-masing peserta membuat kertas daur ulang. Seluruh peserta juga berpendapat bahwa keterampilan ini berpotensi untuk dikembangkan menkadi souvenir khas Desa Wisata Sungai Kupah dan tertarik untuk diberikan pendampingan lebih lanjut untuk pembuatan souvenir dari kertas daur ulang.Abstract: The increase in paper waste causes various environmental problems that require a solution. Sungai Kupah Village is a tourist destination that also faces the problem of paper waste from various community activities. Assistance in the manufacture of recycled paper aims to provide new skills for the community so that they can utilize waste paper and produce environmentally friendly products that have characteristics that have economic value so that they have the potential to be developed and processed into eco-friendly tourist village souvenirs. The activities were carried out by explaining the urgency of handling and potential utilization of paper waste, the practice of making recycled paper, and evaluating knowledge to 31 participants. The orientation showed that 80.25% of the participants needed to learn about making recycled paper. The evaluation results showed increased participants' knowledge, as seen from the average pre-test score of 63.23 and the post-test average score of 89.68. The satisfaction survey also shows a value of more than 90%, which indicates the level of acceptance is excellent. The improvement of participants' skills was shown by the success of each participant in making recycled paper. All participants also thought that this skill had the potential to be developed into souvenirs of Sungai Kupah Tourism Village and were interested in being given further assistance in making souvenirs from recycled paper.
Abstrak: Kegiatan pelatihan pembuatan souvenir dilaksanakan di Desa Sungai Kupah pada Hari Kamis tanggal 21 Juli 2022. Kegiatan diikuti oleh 30 peserta dari Kelompok Sadar Wisata dan PKK. Pelaksanaan kegiatan PKM ini dilatarbelakangi oleh belum adanya souvenir wisata di desa tersebut. Tahun 2021 Desa Sungai Kupah mendapatkan penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia sehingga harus memiliki unsur Sapta Pesona. Unsur yang belum terpenuhi yaitu unsur kenangan (adanya souvenir) sebagai kenang-kenangan dari kunjungan wisata. Selain potensi wisata, terdapat usaha mebel yang menghasilkan limbah kayu bertumpuk dan dapat dijadikan bahan pembuatan souvenir wisata. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk membekali keterampilan membuat souvenir dari limbah kayu yang bisa dijadikan souvenir wisata sebagai ide bisnis. Metode pelaksanaan PKM yaitu observasi, sosialisasi, praktek pembuatan, dan evaluasi. Dihasilkan 30 pajangan dan 60 gantungan kunci kayu dari pelatihan. Pengetahuan peserta tentang wisata, desa wisata, sapta pesona, souvenir kayu, teknik sablon sederhana, dan jenis kayu yang digunakan meningkat 58,3 % setelah mengikuti pelatihan jika dibandingkan dengan sebelum pelatihan. Persepsi peserta tentang hasil produk souvenir sangat baik dan dinilai menguntungkan secara ekonomi berdasarkan analisis modal dan harga jual sehingga peserta berminat untuk mengembangkannya.Abstract: The souvenir making training was held in Sungai Kupah Village on Thursday 21 July 2022, was attended by 30 participants. The implementation of the activity was motivated by the absence of tourist souvenirs in the village. In 2021 Sungai Kupah Village won the Indonesian Tourism Village Award. The element that has not been fulfilled is the element of the existence of souvenirs as a memento from a tourist visit. In addition to tourism potential, there is a furniture business that produces stacked wood waste and can be used as material for making tourist souvenirs. This community service activity aims to equip the skills to make souvenirs from wood waste which can be used as tourist souvenirs as a business idea. The implementation method is observation, outreach, production practice, and evaluation. 30 displays and 60 wooden key chains were produced from the training. Participants' knowledge about tourism, tourist villages, Sapta Pesona, wooden souvenirs, simple screen printing techniques, and the type of wood used increased by 58.3% after attending the training compared to before the training.Participants' perceptions of the results of souvenir products are very good and are considered economically profitable based on the analysis of capital and selling prices so that participants are interested in developing them.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.