Kulit buah manggis (KBM) merupakan bagian terbesar dari buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang dikategorikan sebagai limbah. Studi fitokimia menunjukkan bahwa senyawa antioksidan dalam KBM, terutama xanthone, antosianin dan kelompok senyawa fenoliklainnya memiliki sifat fungsional dan manfaat untuk kesehatan seperti antidiabetes, antikanker, antiinflamasi, meningkatkan kekebalan tubuh, antibakteri, antifungi, antiplasmodial, dan sebagainya. Berbagai produk olahan berbasis KBM segar sudah berkembangkan di pasaran, seperti jus, konsentrat dan produk lainnya. Pada tahun 2009 telah dihasilkan produk bubuk KBM instan dari ekstrak tepung KBM dengan dengan teknologi enkapsulasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sifat antioksidan dari produk bubuk KBM instan dan mengaplikasikannya pada pembuatan minuman fungsional berkarbonasi. Parameter sifat antioksidan yang dianalisismeliputi senyawa alfa-mangostin (xanthone), antosianin dan total fenolik serta kapasitas antioksidan dengan metode DPPH. Aplikasi bubuk KBM instan untuk minuman instan berkarbonasi pada konsentrasi penambahan bubuk KBM instan 10% (Formula A), 15% (Formula B), dan 20% (Formula C) dengan ingridien aspartam, sorbitol, asam sitrat, asam malat, natrium bikarbonat dan flavor. Uji organoleptiktingkat kesukaan produk menggunakan metode uji skalardari 0 sampai 10 cm dengan 30 orang panelis. Datadianalisissecara statistik dengan uji ANOVA dan uji lanjut Duncan's (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bubuk KBM instan mengandung kadar alfa-mangostin sebesar 0,59 mg/g, antosianin sebanyak 1,13mg/g, dan kadar fenolik sebesar 8,49 mg/g per satuan bobot sampel kering,sedangkan kapasitas antioksidannya sebesar 19,72 mg/g AEAC. Formula minuman KBM instan yang lebih disukai panelis adalah Formula A dan B dibandingkan Formula C yangsecara statistik berbeda nyatapada semua parameter uji. Berdasarkan efisiensi biaya produksi maka formula terpilih adalah Formula A dengan komposisi bubuk KBM instan 10%, aspartam 0,06%, natrium bikarbonat 40%, asam sitrat 30%, asam malat 8,6%, PEG 0,03%, dan sorbitol 11,31%. Pericarp is the largest part of the mangosteen fruit (Garcinia mangostana L.) that is usually unutilised. Phytochemical studies showed that antioxidants in mangosteen pericarp, particularly xanthone, anthocyanin and other phenolic compounds have functional properties and benefits for health such as antidiabetic, anticancer, antiinflammatory, hepatoprotective, immuno-modulation, antibacterial, antifungal, antiplasmodial, etc. Many products of fresh mangosteen pericarp have been developed and availabe in the market such as juice, concentrate, etc. Mangosteen pericarp instant powder has been developed from extract of mangosteen pericarp powder using encapsulation technology. The aims of this study were to investigate the antioxidant properties of mangosteen pericarp instant powder and to study its application for carbonated functional beverages. The analysis of antioxidant properties were focused on xanthone, anthocyanin,and phenolic content using a spectr...
The objective of this research is to study the reduction of chili postharvest losses (PHL) after implementation of aqueous ozone treatment, perforated packaging and refrigerated transportation in inter-city distribution. The completely randomized design method was used in the research, with five levels of combination treatments of chili: (i) aqueous ozone treatment; refrigerated transportation; (ii) no ozone treatment; refrigerated transportation; (iii) aqueous ozone treatment; non-refrigerated transportation; (iv) no ozone treatment; non-refrigerated transportation; and (v) existing handling practice as a control treatment. The study was conducted on a large scale in order to imitate the practice of local traders when distributing chili to other cities, with three repetitions. Each repetition used 850 kg of chili, which was transported from Magelang District, Central Java to Bogor, West Java (541.5 km), a journey of approximately 15-17 hours. Temperature and relative humidity in the vehicles were monitored and recorded. Quality analysis included decayed/damaged chili and chili with inappropriate harvest age, grouped into four types, namely physical/mechanical, physiological, microbiological, and green chili; color and texture. The quantity parameter was determined by measuring weight loss. It was concluded that the implementation of aqueous ozone treatment and improved transportation handling technology using refrigerated vehicles could reduce the postharvest losses of chili by 60.61%. Quantity loss was reduced from 2.16% to 1.82% and quality loss from 6.70% to 1.68%. Moreover, the color and texture (hardness) of the chili was maintained, showing a preserved freshness, which is an important parameter in chili marketing.
Mangoes are harvested when ripe have an "eating quality" that consumers are them in, but quickly reach the senescence phase, making it less profitable for businesses. As a climacteric fruit, the ripening process of mango can be slowed down by using an ethylene adsorber. This study aims to determine the combination of zeolite-KMnO4 and silica gel as ethylene adsorber (EAB) to maintain the green life of ripe The material used is ethylene adsorber (EAB) which is applied to mango arumanis which is packaged with a weight package of 1000±50 g. After the shelf life is reached, the EAB is removed from the packaging and the mangoes are left at room temperature for natural ripening and continued until conditions are not acceptable to consumers. The results showed that the EAB application was able to maintain the green life of mangoes by the scenario of the shelf life both at cold and room temperature storage. Natural ripening of mango was achieved 5 days and 2 days after EAB was removed from the packaging, for cold and room temperature storage, respectively. The length of time until the panellists did not receive it was 20 days for cold storage and 12 days for the room, while the control for cold storage was 6 and 3 days at room temperature
Abstrak Perawatan tanaman duku yang masih kurang baik, membuat buah duku yang dipanen berpotensi membawa kontaminan mikroorganisme dari lahan sehingga turut mempercepat kerusakan buah. Teknologi ozon telah banyak digunakan untuk menghambat perkembangan mikroorganisme pada penyimpanan hortikultura segar. Tujuan penelitian adalah mengkaji pengaruh durasi pemaparan ozon dengan laju 1.38x10-4 gram/detik terhadap perubahan mutu duku dalam penyimpanan. Durasi pemaparan ozon yang dikaji adalah 20, 40 dan 60 detik sebagai perlakuan. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pertumbuhan mikroba diukur menggunakan uji TPC, sedangkan parameter mutu yang dikaji adalah perubahan warna, kekerasan, total padatan terlarut (TPT) dan susut bobot. Data dianalisa menggunakan ANOVA dan uji lanjut Duncan. Perlakuan ozon yang memberi efek tebaik adalah laju 1.38x10-4 gram/detik dengan paparan 60 detik. Perlakuan tersebut mampu menahan pertumbuhan mikroba hingga 6.11 (log cfu/g) dibanding kontrol pada hari ke enam penyimpanan dengan mutu duku yang lebih baik berdasarkan nilai TPT dan susut bobot dengan nilai masing-masing adalah 17.8 obriks dan 0.93%. Namun untuk parameter warna dan kekerasan buah, perlakuan ozon 40 detik menghasilkan nilai yang lebih baik. Pelakuan ozon dengan paparan selama 40-60 detik dapat diaplikasikan untuk mempertahankan mutu duku yang dikombinasikan dengan penyimpanan suhu 14 1oC. Kata Kunci: ozon, buah duku, total plate count, durasi
ABSTRAKTujuan penelitian memberikan informasi karakteristik fisiko-kimia buah manggis pada tiga tingkat ketuaan panen dalam penyimpanan pada suhu rendah dan ruang. Buah manggis diperoleh dari sentra produksi di desa Puspahiang, Kecamatan Puspahiang, Tasikmalaya dan Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat. Lokasi pengambilan sampel digunakan sebagai blok dan pengambilan sampel dilakukan sebanyak 2 kali. Buah manggis dipetik pada tiga tingkat ketuaan berdasarkan warna; a) Tingkat ketuaan-1: berwarna hijau bintik merah, b) Tingkat ketuaan-2: semburat/cumolat merah 10-25%, dan c) Tingkat ketuaan-3: merah bintik ungu 25-50%. Tingkat ketuaan berdasarkan warna tersebut diasumsikan petani sebagai umur petik pada 106, 108, dan 110 hari sesudah bunga mekar (SBM). Selanjutnya buah manggis disimpan pada suhu ruang 27-29 o C dan suhu rendah 9 ± 1 o C. Pengamatan dilakukan pada selang waktu 0, 3, 6 hari, dan seterusnya hingga tidak diterima panelis secara organoleptik terhadap sifat fisika dan kimia. Analisis karakteristik fisika mencakup kelayuan sepal, susut bobot, warna kulit buah, dan kulit buah manggis menggunakan Scanning Electronic Microscope/SEM. Sedangkan, karakteristik kimia meliputi kadar vitamin C, total asam, total padatan terlarut, dan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketuaan umur petik 108 hari SBM (semburat merah 10-25%, tingkat ketuaan-2) mempunyai daya tahan simpan 12 hari pada suhu rendah 9 ± 1 o C dengan karakteristik kelayuan sepal 2,61; susut bobot 3,80%; vitamin C 60,01 mg/100 g; total padatan terlarut 17,35%; dan total asam 0,41% terbaik dibandingkan umur petik lainnya. Tingkat ketuaan petik buah manggis 108 hari setelah bunga mekar (tingkat ketuaan-2) dengan karakteristik tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan tingkat ketuaan petik yang cocok untuk buah ekspor. The aim of research provides information physicochemical characters of three levels of maturity picking of mangosteen fruit in storage at both low and ambient storage temperature. Mangosteen fruit was obtained from production centers in villages Puspahiang, Puspahiang, Tasikmalaya and Wanayasa, Purwakarta, West Java. Sampling sites was used as block with twice sampling at each location. Mangosteen fruit picked at the three levels of stages of maturity detected by color; a) Maturity-1: green red spots, b) Maturity-2: breaker red"cumolat" 10-25%, and c) Maturity-3: 25-50% red-purple spots. The maturity was based on the color of the assumed age of farmers as picking at 106, 108, and 110 days after bloom (DAB). Further mangosteen fruit was stored at ambient temperature 27-29 °C and at low temperature 9 ± 1 °C. Observations were made on physical and chemical properties at intervals of 0, 3, 6 days, until the samples were not accepted by panelis. Analysis of physical properties include withered sepals, weight loss, skin color of fruit, and mangosteen rind characteristics using scanning electronic microscope/SEM. Meanwhile, the chemical properties include vitamin C, total acid, and total soluble solids. The re...
Abiu (Pouteria caimito) merupakan tanaman tropis eksotis yang mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan. Abiu merupakan tanaman yang menarik karena kandungan senyawa bioaktifnya yang beragam sehingga perlu untuk dilakukan penelitian terhadap berbagai senyawa bioaktif yang terkandung pada masing-masing bagian tanaman abiu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kandungan senyawa bioaktif dari ekstrak beberapa bagian tanaman abiu serta manfaatnya. Penelitian ini menggunakan lima (5) bagian tanaman abiu yaitu daun muda, daun dewasa, buah mentah, daging buah matang dan kulit buah matang. Percobaan dilakukan dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima ulangan. Analisa kandungan senyawa bioaktif abiu menggunakan alat gas chromatography mass spectrometry (GCMS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh bagian tanaman abiu mengandung senyawa bioaktif yang bermanfaat untuk kesehatan, khususnya sebagai anti kanker. Senyawa-senyawa tersebut antara lain: 1-(2-Hidroksietil)-1,2,4-triazole, 5-hidroksi metil furfural, 1-metil-5-fluorourasil dan trans-geranilgeraniol. Senyawa 1-(2-Hidroksietil)-1,2,4-triazole terkandung di dalam daun muda dan daun dewasa abiu. Senyawa 5-hidroksi metil furfural terkandung di dalam buah abiu mentah, daging buah abiu matang dan kulit buah abiu matang. Senyawa 1-metil-5-fluorourasil ditemukan di dalam daging buah abiu matang. Senyawa trans-geranilgeraniol ditemukan di dalam daging buah abiu matang dan kulit buah abiu matang. Kata kunci: Anti-kanker, antioksidan, ekstrak, GCMS, kesehatan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.