Pulau Punjung adalah kecamatan yang diprioritaskan untuk pengembangan komoditas kelapa sawit di Kabupaten Dharmasraya. Produksi kelapa sawit rakyat yang rendah disebabkan oleh proses penyerbukan yang tidak optimal sehingga terbentuk buah partenokarpi dengan fruit set rendah. Selama ini, penyerbukan pada tanaman kelapa sawit dibantu oleh serangga polinator Elaeidobius kamerunicus Faust. Akan tetapi, pada perkebunan kelapa sawit rakyat, populasi serangga tersebut rendah. Solusi untuk permasalahan tersebut adalah aplikasi teknologi hatch & carry serangga polinator E. kamerunicus. Teknologi tersebut diperkenalkan kepada mitra, yakni petani kelapa sawit rakyat yang tergabung dalam kelompok tani budi daya. Metode pendekatan yang digunakan adalah penyuluhan, pelatihan, demplot, bantuan alat berupa paket teknologi hatch & carry, serta pendampingan. Teknologi hatch & carry dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi kelompok tani mitra. Hal itu ditandai dengan meningkatnya produksi TBS setelah metode tersebut diaplikasikan selama empat bulan. Keberhasilan aplikasi teknologi tersebut berkat meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani mitra setelah mengikuti rangkaian kegiatan pengabdian. Pada akhir kegiatan, kelompok tani mitra diberi perangkat teknologi hatch & carry yang terpasang di lahan dan bisa dioperasikan secara mandiri.
Biology and demographic statistics of lady beetle Coccinella transversalis Thunberg (Coleoptera: Coccinellidae) using Aphis gossypii (Hemiptera: Aphididae) as prey was studied in laboratory. Development of C. transversalis from egg to adult was 31.02±4.73 days. The egg stage lasted for 2.33±0.58 days. Larva stage has four instars, which lasted for 2.43±0.19 days (instar I); 2.53 days±0.19 (instar II); 2.64±0.04 days (instar III), and 2.77±0.21 days (instar IV). A female laid 90.44±14.38 eggs. Meanwhile, gross reproduction rate (GRR) of C. transversalis was 74.80 individuals per generation, the net reproduction rate (R0) was 18.22 individual per female per generation, the innate capacity for increase (rm) was 0.46 individual female per day, the mean generation time (T) 12.40 days, and the double population value (DT) was 1.51 days. IntisariMasa perkembangan pradewasa dan imago serta keperidian Coccinella transversalis (Thunberg) (Coleoptera: Coccinellidae) telah diteliti di laboratorium dengan menggunakan Aphis gossypii (Glover) (Homoptera: Aphididae) sebagai mangsa. Masa perkembangan C. transversalis sejak stadium telur hingga menjadi imago adalah 31,02±4,73 hari. Perkembangan larva terdiri dari empat instar, masa perkembangan instar I sampai IV berturut-turut adalah 2,43±0,19 hari; 2,53±0,19 hari; 2,64±0,04 hari, dan 2,77±0,21 hari, dengan masa pupa 3,18±0,77 hari. Umur imago betina C. transversalis lebih panjang jika dibandingkan dengan imago jantan yakni 15,14±1,90 dan 13,63±1,00 hari. Imago betina meletakkan telur setelah melewati masa pra oviposisi selama 2,67±0,58 hari. Masa oviposisi C. transversalis yakni 8,97±0,89 hari dengan jumlah telur yang diletakkan yakni 90,44±14,38 butir. Parameter demografi C. transversalis adalah laju reproduksi kotor (GRR) adalah 74,80 individu per generasi; laju reproduksi bersih (Ro) 18,22 individu per induk per generasi; laju pertumbuhan intrinsik (rm) sebesar 0,46 individu per induk per hari; masa rata-rata generasi (T) selama 12,40 hari; dan nilai pelipatgandaan populasi (DT) adalah 1,51 hari.
Ekosistem perkebunan kelapa sawit terdiri dari berbagai jenis paku-pakuan, gulma, rerumputan dan serangga yang membentuk suatu ekosistem yang kompleks. Serangga dari golongan Formicidae merupakan aspek yang menarik untuk dikaji salah satunya yaitu semut. Pada ekosistem kelapa sawit, semut memiliki berbagai peran diantaranya sebagai penyerbuk, predator, pengurai dan herbivora. Penelitian ini dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit rakyat di Nagari Panyubarangan dan Tabek, Kecamatan Timpeh, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat pada bulan September 2018 sampai Februari 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman semut pada ekosistem perkebunan kelapa sawit rakyat. Percobaan dilakukan dengan metode survei menggunakan metode Purposive Random Sampling. Pengambilan sampel menggunakan metode Hand Collecting, Bait Trap, dan Pitfall Trap. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Taksonomi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Andalas, Padang. Analisis keanekaragaman menggunakan indeks Shannon-Wienner dan indeks kemerataan Simpson. Indeks keanekaragaman berkisar antara 1,83 sampai dengan 2,08. Total semut yang dikoleksi sebanyak 8.763 individu yang terdiri dari 14 genus, dan 29 spesies. Spesies yang paling dominan adalah Anoplolepis gracilipes diikuti Crematogaster borneensis dan Monomorium floricola dengan Indeks Nilai Penting yakni 0,57. Masing-masing spesies semut tersebut berperan sebagai predator beberapa hama kelapa sawit.
Syahrawati M, Nelly N, Hamid H, Efendi S. 2018. Short Communication: Abundance of corn planthopper (Stenocranus pacificus Kirkaldy 1907, Hemiptera: Delphacidae) on five new corn varieties. Biodiversitas 19: 1029-1034. Both local and hybrid corn varieties have been attacked by Stenocranus pacificus or corn planthopper frequently grown in West Sumatra. So, the basic aim of the study is to know about the abundance of S. pacificus on major five corn varieties that will be intermittently released viz., N35, N37, NT10, NT104, and NT105. The study was conducted around palm plantation in Dharmasraya District using Randomized Block Design in 5 replications. The observations were made at weekly intervals throughout the season after planting up to 8 weeks. Number of S. pacificus were collected from 16 hills by using simple aspirator, selected randomly from each unit. The measurement of leaf length, leaf width, stem diameter and trichome length were also performed to confirm the physical effect of S. pacificus preferences. LSD test at 5% level of significance was done to determine the influence of different varieties on insect population. The S. pacificus preferably effect to NT10 variety as compared to other varieties from the early growth of corn, but the S. pacificus abundance was higher at the generative phase than the vegetative. There was a very rapid increase in its population from week to week. Physical factors of the plant, as like as trichome, affected the insect abundance.
ABSTRAK: Alpukat Giri Maju merupakan salah satu varietas alpukat unggul lokal dari nagari Persiapan Giri Maju, kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat yang direkomendasikan untuk didaftarkan sebagai varietas unggul nasional. Teknologi sambung pucuk (top grafting) dilakukan pada tanaman alpukat dengan tujuan terutama adalah untuk mendapatkan tanaman anakan yang memiliki karakteristik kualitas tanaman dan buah yang sama dengan induknya. Kegiatan ini bertujuan untuk mendiseminasikan teknologi sambung pucuk pada masyarakat Giri Maju agar keunggulan karakter kultivar alpukat Giri Maju dapat dipertahankan. Kegiatan pengabdian pada masyarakat dilakukan sebagai salah satu bentuk kegiatan KKN-PPM Universitas Andalas tahun 2018 pada empat mitra kelompok tani. Metode kegiatan yang dilakukan meliputi pembelajaran masyarakat melalui penyuluhan dan diskusi, demonstrasi dan pelatihan menyambung. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa diseminasi teknologi sambung pucuk sangat bermanfaat bagi petani dengan tingkat manfaat sebesar 98% dan sangat dibutuhkan oleh oleh sebagian besar masyarakat (95%). Kegiatan diseminasi teknologi sambung pucuk alpukat mendorong masyarakat untuk semakin membudidayakan alpukat dan mengembangkan alpukat unggul Giri Maju.Kata kunci: Alpukat, Pendaftaran Varietas, Sambung Pucuk, Diseminasi Teknologi Dissemination of Top Grafting Technology on Girimaju Avocado in Kabupaten Pasaman Barat ABSTRACT: Giri Maju’s avocado is one of the local avocado cultivars which is recommended to registered as a superior variety. This cultivar is derived from Nagari Persiapan Giri Maju, kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat. Top grafting technology is applied on avocado with the objective mainly to obtain progenies that have characteristics which are similar with those of their maternal parents. The aim of activity was to disseminate top grafting technology to community in Giri Maju, hence the superiority of that cultivar could be maintained. The dissemination activities were adopted as KKN-PPM activities that have been conducted on four farmer communities in 2018. Methods of activities include community learning, demonstration of grafting techniques and training. Results of the activities are the farmers gain knowledge and skill to graft avocado. Based on statistical test using Likert analysis, the transfer technology have benefits and are useful (98%), and are needed (95%) by the community. The grafting activities encourage the community to be more intensive in cultivating avocado from Giri Maju.Keywords: Avocado, Variety Registered, Top Grafting and Technology Dissemination
Caterpillar fire is classified as the main pests in oil palm plants and are found in almost all oil palm plantations in Indonesia. The caterpillar fire control is currently being directed to biological control by predatory insects. Insects from the Reduviidae family are one of the insects whose members are predators of caterpillar fire. This study aims to (1) identify predatory ladybug species (Hemiptera: Reduviidae) found in endemic areas of caterpillar fire attacks. (2) studying the abundance of predatory ladybugs (Hemiptera: Reduviidae) in areas endemic to fire caterpillar attacks. The research locations were Nagari Panyubarangan, Timpeh district, and Nagari Gunung Selasih, Pulau Punjung district. Identification of sample insects was carried out at the insect Bioecology Laboratory, plant protection department, faculty of Agriculture, Andalas University and campus III land and plant laboratory Dharmasraya from April-July 2018. The sampling of insects uses two methods, namely direct collection, and swing net. In this research, 8 species of predatory ladybugs were found. Of these 8 species, only 3 species preyed on caterpillar fire. Species that prey on fire caterpillars have the highest abundance of Cosmolestes practices as many as 116 individuals and followed by 64 individual Zelus regarding species.
Kelapa sawit adalah salah satu komoditas pertanian yang mempunyai peran penting dalam subsektor perkebunan di Indonesia. Tanaman kelapa sawit dapat diserang oleh berbagai hama dimulai dari pembibitan hingga tanaman yang telah dibudidayakan di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari hama utama pada perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Sembilan Koto Kabupaten Dharmasraya. Penelitian dilaksanakan di Nagari Koto IV Nan Dibawah, Silago dan Banai selama 3 bulan yaitu dari bulan September sampai November 2018. Penelitian dilakukan menggunakan metode Porposive Random Sampling di kebun kelapa sawit rakyat umur 2-5 tahun dengan luas areal ± 1 ha. Pengambilan serangga dilakukan dengan koleksi secara langsung. Pengamatan hama dilakukan satu kali dua minggu. Serangga yang didapat dipisahkan berdasarkan fungsionalnnya. Serangga yang tergolong hama diidentifikasi dilaboratorium Bioekologi Serangga Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Andalas dan Laboratorium Tanah dan Tanaman Kampus III Unand Dharmasraya. Serangga hama yang ditemukan pada penelitian sebanyak 20 spesies, 9 famili dan 4 ordo. Hama paling banyak ditemukan adalah Bothrogonia ferugenia. Persentase serangan tertinggi terdapat di Nagari Silago dengan kerusakan serangan sebesar 88,33%, dan Intensitas kerusakan hama yaitu 9,60 %.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.