Dalam perspektif Pembangunan Pendidikan Nasional, pendidikan harus lebih berperan dalam membangun seluruh potensi maikannusia agar menjadi subyek yang berkembang secara optimal dan bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan nasional. Dalam konteks demikian, pembangunan pendidikan itu mencakup berbagai dimensi yang sangat luas yang meliputi dimensi sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Dalam perspektif sosial, pendidikan akan melahirkan insan-insan terpelajar yang mempunyai peranan penting dalam proses perubahan sosial di dalam masyarakat. Dalam perspektif budaya, pendidikan merupakan wahana penting dan medium yang efektif untuk mengajarkan norma, mensosialisasikan nilai, dan menanamkan etos di kalangan warga masyarakat. Dalam perspektif politik, pendidikan harus mampu mengembangkan kapasitas individu untuk menjadi warga negara yang baik (good citizens), yang memiliki kesadaran akan hak dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa, dan bernegara. Karena itu, pendidikan harus dapat melahirkan individu yang memiliki visi dan idealisme untuk membangun kekuatan bersama sebagai bangsa. Dalam tiga tahun mendatang, pembangunan pendidikan nasional di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai tantangan serius, terutama dalam upaya meningkatkan kinerja yang mencakup (a) pemerataan dan perluasan akses; (b) peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; (c) penataan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik; dan (d) peningkatan pembiayaan. Dalam upaya meningkatkan kinerja pendidikan nasional, diperlukan suatu reformasi menyeluruh yang telah dimulai dengan kebijakan desentralisasi dan otonomi pendidikan sebagai bagian dari reformasi politik dalam meningkatkan mutu pendidikan.Kata Kunci: Pembangunan Pendidikan; Persepektif Pembangunan Pendidikan; Mutu Pendidikan
Tujuan dari penelitian adalah untuk melihat kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar melalui model pembelajaran RADEC. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif deskriptif yang melibatkan siswa kelas V sebanyak 38 siswa di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan dalam pembelajaran IPA pada materi udara. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen berupa test, angket, dan pedoman observasi. Data hasil penelitian diolah dengan menentukan nilai persentase dari jawaban siswa yang kemudian dihitung nilai rata-ratanya berdasarkan aspek-aspek dari indikator berpikir kreatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan awal berpikir kreatif siswa masuk ke dalam kategori sedang. Namuun, setelah digunakannya model pembelajaran RADEC, kemampuan berpikir kreatif siswa mengalami peningkatan dan masuk ke dalam kategori tinggi dengan selisih nilai persentase melalui angket dan test yang disertai observasi berturut-turut sebesar 25% & 16% untuk aspek kelancaran, 12.5% & 18.8% untuk aspek keluwesan, 27.5% & 10.2% untuk aspek keaslian, dan 24.9% & 17.5% untuk aspek kerincian. Berdasarkan hasil angket dan observasi tersebut, peningkatan keterampilan berpikir yang tinggi dapat terjadi karena fase-fase pembelajaran yang ada di dalam model pembelajaran RADEC menuntut siswa untuk lebih aktif dalam mengungkapkan pendapat, menyanggah, bertanya, mencari solusi dalam suatu permasalahan, dan menciptakan sesuatu yang baru.
The nature of Science or NOS is the knowledge that explains how science works and how scientists conduct research. The nature of science has aspects in the form of form and nature, namely aspects of the product, scientific attitude, process, subjective, tentative, empirical, Theory and Law, Social and Culture, Creativity, Scientific Method. It is important to convey aspects of the nature of science into the science curriculum and student books because they are a reference in the learning process so that learning objectives can be achieved properly. Submission of aspects of the nature of good science is to convey it correctly and explicitly. Based on the analysis and comparison results, it shows that aspects of the nature of science in the elementary school curriculum and its embodiment in student books are not explained explicitly, both in the curriculum and in student books. The results of the percentage value of the essence of science in the student curriculum have a value of > 80%, namely product, subjective, creative aspects, and in the student's book, only product aspects have a percentage value of > 80%. Meanwhile, other aspects have a low percentage value of <80%.
Semakin menurunnya peran pendidikan nonformal terutama Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai satuan pendidikan nonformal yang ada di setiap kecamatan dalam melayani pendidikan masyarakat yang tujuannya untuk meningkatkan pendidikan dan memajukan perekonomian masyarakat. Tujuan pengabdian ini adalah untuk memberikan soft skills kepada ketua pengelola dalam melakukan pengelolaan PKBM menngunakan model logical framework dalam perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi program yang dilakukan. Adapun metode pelaksanaan pengabdian ini dengan melakukan tiga tahapan yaitu tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan dan tahapan evaluasi. Berkaitan dengan pelaksanaan dilakukan beberapa tahapan, diantara tahap pertama peserta diberikan soal pretes, tahap kedua peserta diberika materi tentang evaluasi program logical framework, tahap ketiga peserta berlatih melakukan evaluasi menggunakan evaluasi program logical framework, tahapan keempat bimbingan melakukan evaluasi program logical framework, tahap kelima, analisis masing-masing peserta berkaitan dengan pekerjaan melakukan evaluasi program logical framework. Hasil pelaksanaan workshop evaluasi program logical framework ini sangat membantu sekali para pengelola atau ketua PKBM dalam mengatasi permasalahan yang dialaminya selama ini. Selain itu membantu pengelola PKBM dalam merencakan agenda-agenda program kegiatan dapat direncanakan dengan baik sehingga hasilnya dapat lebih maksimal.
Pandemi Covid-19 mengharuskan anak Belajar Dari Rumah (BDR). Situasi ini memberikan pengaruh terhadap aktivitas pembelajaran anak, termasuk pembelajaran sains. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk dari kegiatan sains apa saja yang diterapkan guru pada kegiatan pembelajaran pasca pandemi serta kendala yang dihadapinya. Pada penelitian ini juga ingin melihat sinkronisasi atas kegiatan yang telah anak lakukan di rumah dengan kegiatan nanti saat pertemuan tatap muka dilaksanakan. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survey dengan pendekatan kuantitatif yang melibatkan 462 guru PAUD di Jawa Barat. Perolehan data penelitian didapatkan menggunakan instrumet berupa soal kuisioner mengenai pembelajaran sains di PAUD yang dikumpulkan secara online melalui media googleform. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran sains dilaksanakan pada seluruh tema pembelajaran PAUD. Kegiatan sains yang paling banyak digunakan yaitu kegiatan mencampur warna dan merawat tanaman. Manfaat dari kegiatan sains yang paling tinggi adalah meningkatkan rasa ingin tahu. Selanjutnya, kendala yang paling banyak dirasakan yaitu operasional yang kurang mendukung. Maka, upaya sinkronisasi pembelajaran pasca pandemi dapat dilakukan dengan tetap menggunakan hal-hal yang mampu memunculkan keunggulan-keunggulan dari pembelajaran online pada pembelajaran offline seperti penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.