Learning in the Semarang Nonformal Education Unit Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) equality education especially the package C program focuses more on students or learning citizens, namely the occurrence of the learning process. The diversity of the backgrounds of the learning community makes participation in the learning process and the learning outcomes of each learning citizen more varied. In the learning process the learning climate created by tutors is more centered on learning centers. The purpose of this study is to describe and analyze Package C learning. This study uses a qualitative approach. Data collection techniques are carried out by observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques include data collection, data reduction, data presentation and conclusion drawing. Check the validity of the data using source triangulation and methods. The results of the study show that the learning plan of the Package C Program includes: formulating learning objectives, teaching materials, methods, learning resources and establishing assessment of learning outcomes. Implementation involves three steps, namely introduction, core and closing. The learning evaluation that is apllied is summative and formative evaluation.
Tujuan penelitian untuk mengetahui implementasi pembelajaran nonformal yang berkaitan dengan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang berbeda dengan sekolah dasar formal pada umumnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi partisipan, wawancara bebas terpimpin dan dokumentasi untuk mendapatkan data dan informasi akurat dengan pengetahuan yang mendalam tentang implementasi pembelajaran nonformal Sekolah Dasar Quran Hanifah Kota Semarang yang menggunakan pembelajaran yang berbeda dengan sekolah pada umumnya degan tujuan pembelajarannya adalah berakhlaqul karimah dan mampu menghafal Alquran. Hasil penelitian (1) perencanaan pembelajaran nonformal yang diselenggarakan sesuai dengan kalender akademik yang diberikan kepada orangtua; (2) proses pelaksanaan pembelajaran nonformal diawali dan diakhiri dengan doa serta dibuat peraturan (adab) dalam belajar yang mengedepankan tahfidz atau hafalan, (3) evalusi pembelajaran nonformal dilakukan di awal dengan tes kemampuan membaca, evaluasi proses dengan tes hafalan dan evaluasi akhir dengan tes ujian hafalan mingguan dan bulanan; dan (4) faktor pendukung adanya kegiatan parenting 2 (dua) mingguan serta penghambat tempat yang sempit dan kualifikasi pendidik belum lulus sarjana. Implementation of nonformal learning in Hanifah Quran Primary Schools in Semarang City AbstractThe purpose of the study was to determine the implementation of non-formal learning related to learning planning, the implementation of learning, and evaluation of learning that was different from formal elementary schools in general. This study uses a qualitative research approach with data collection techniques using participant observation, guided free interviews and documentation to obtain accurate data and information with in-depth knowledge about the implementation of nonformal learning in the Hanifah Quran Primary School in Semarang that uses learning that is different from the school in general. Research results (1) non-formal learning planning held in accordance with the academic calendar given to parents; (2) the process of implementing non-formal learning begins and ends with prayer and rules (adab) in learning that promote tahfidz or memorization, (3) nonformal learning evaluation is carried out at the beginning with reading ability tests, process evaluation with memorization tests and final evaluation with tests weekly and monthly memorization tests; and (4) supporting factors for 2 weekly parenting activities and narrow space barriers and the qualifications of educators have not yet graduated.
AbstrakPenelitian ini bertujuan mengungkapkan persepsi tentang pelaksanaan program pendidikan alternatif melalui pembelajaran di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah (KBQT) berkaitan dengan: (1) Filsafat pendidikan, (2) Pengelolaan pembelajaran, (3) Hasil pembelajaran, (4). Faktor pendukung dan penghambat.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi interpretitif. Subyek penelitian adalah pendiri, pendamping dan warga belajar. Pengumpulan data dilakukan dengan: (1) riset kepustakaan, (2) teknik dokumentasi, (3) riset lapangan. Metode analisis data dilakukan dengan cara: (a) reduksi data, (b) penyajian data, (c) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa: (1) Filosofi pendidikan menggunakan konsep Paulo Friere dengan pembelajaran kontruktivisme maupum rekontruktivisme, (2) Pengelolaan program pembelajaran berkaitan: (a) perencanaan yang dilakukan oleh, untuk dan bagi komunitas; (b) pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara fleksibel; (c) evaluasi dilakukan dengan melaporkan catatan kegiatan belajar, (3) Hasil pembelajaran diwujudkan dalam bentuk karya, (4) Faktor pendukungnya adalah teman komunitas, dan faktor penghambatnya adalah kurang memahami konsep pembelajaran serta kurangnya pendampingan yang efektif. Kata Kunci: pendidikan alternatif, komunitas belajar Abstract This study aims to reveal the perception of an alternative education program through the implementation of learning in Community Learning Qaryah Thayyibah (QTLC) relating to: (1) Philosophy of education, (2) learning management, (3) learning outcome, (4). Enabling and inhibiting factors .This study used a qualitative approach interpretitif phenomenology . Subjects were founders, mentors and learners. Data collected by: (1) the research literature, (2) technical documentation, (3) research field. Methods of data analysis done by: (a) data reduction, (b) the
Kegiatan pendampingan bagi tutor (pendidik) merupakan kegiatan tindak lanjut dari program pelatihan, yang sangat diperlukan bagi tutor agar mereka mampu menerapkan apa yang telah dipelajari selama pelatihan ke dalam tugas mengelola pembelajaran yang nyata di kelas. Hal ini disebabkan tutor acapkali mengalami kendala sikap kurang percaya diri, takut salah dan kurang kreatif menghadapi peserta didik pada kelas yang real dan terbatasnya pengalaman kerja.. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan memberikan pendampingan bagi tutor pada PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dalam bentuk bimbingan teknis dengan model ICARE (Introduction, Connection, Application, Reflection, Extension) berdasarkan identifikasi masalah kelemahan tutor yakni merancang perangkat lembar kerja yang baik. Penerapan pendampingan dengan model ICARE dapat memberikan peluang tutor untuk mengetahui kelemahan atau masalahnya, menemukan ide-ide perbaikan, mencobakan ide baru untuk memecahkan masalahnya dan mengembangkannya yang lebih baik. Kegiatan pengabdian dalam bentuk pendampingan tutor dengan model ICARE merupakan alat pemberdayaan dan pengembangan personal tutor yang sangat efektif membantu tutor memecahkan masalah mempraktekkan atau mentransfer pengalaman belajar baru yang diperoleh selama mengikuti pelatihan ke dalam praktek kinerja mengelola pembelajaran yang sesuai dengan kharakteristik kemampuan peserta didik, sesuai dengan visi, misi dan tujuan program lembaga. Hasil akhirnya tercapai pembelajaran yang bermutu, perbaikan kinerja tutor menuju profesional pada satuan pendidikan luar sekolah yang dikelola PKBM.
Data tim pengelola Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Lumajang Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang menyebutkan bahwa permasalahan dalam pemanfaatan SIK yaitu puskesmas atau pengguna yang belum siap dan menerima aplikasi SIK Lumajang. Hanya 11 dari 25 puskesmas yang telah memanfaatkan aplikasi SIK Lumajang sebagai aplikasi sistem informasi manajemen di puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesiapan pengguna dan pengaruhnya terhadap penerimaan aplikasi SIK Lumajang sebagai aplikasi sistem informasi manajemen puskesmas di Kabupaten Lumajang dengan konsep teori TRI dan TAM. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional, dilakukan di 11 Puskesmas yang telah memanfaatkan aplikasi SIK Lumajang. Pengambilan data menggunakan metode wawancara dengan kuesioner dan dokumentasi SIK Lumajang bulan September 2016 sampai dengan Oktober 2017. Sampel sebanyak 54 responden diambil dengan teknik multistage random sampling. Data yang dikumpulkan berupa tingkat kesiapan pengguna sistem informasi manajemen di puskesmas sebagai variabel bebas, serta data persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, sikap terhadap penggunaan teknologi, niat perilaku menggunakan teknologi, perilaku atau penggunaan teknologi sesungguhnya sebagai variabel terikat. Uji bivariat dianalisis menggunakan uji regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh antar variabel penelitian seluruhnya berpengaruh positif dan signifikan (p<0.05) sesuai dengan teori yang ada. Variabel dengan pengaruh terbesar terdapat pada niat perilaku menggunakan terhadap penggunaan teknologi sesungguhnya. Kata kunci: kesiapan pengguna; puskesmas; SIK lumajang
Homeschooling is an alternative education that is held in the non-formal education pathway. The purpose of this study is to investigate the application of the Homeschooling learning strategy in the Industrial Revolution 4.0. Methods of observation, documentation, personal interviews with the Chairman, public relations, academic staff, tutors. This study shows (1) A systematic learning management strategy: Learning planning with a life skillsbased curriculum, learning implementation starts with motivating students, followed by the delivery of learning material and learning evaluation is carried out every 2 weeks in learning management meetings to find out learning planning, implementation, development of children's learning, learning methods and tutor evaluation; (2) Learning delivery strategies by providing information or learning material using the new Blended learning method (face-toface and web-based online) in non-formal learning strategies in Indonesia. The limitations of this study have not yet explained the strategy of the Learning organization it undertakes.
The Equivalence Education Program is non-formal education that applies learning with the e-learning system to substitute conventional learning in formal education school. This study aims to identify and analyze (1) e-learning conducted by students, (2) students 'interest in learning, and (3) the effect of e-learning on students' learning interest in the Package C Equivalence Program at PKBM Pioneer Karanganyar. The method used is a quantitative approach focusing on the ex post facto approach. The research sample was 45 students of Package C at PKBM Pioneer Karanganyar, out of a total population of 141 Package C students. The data were collected using questionnaire and documentation. The analysis technique used is statistical and inferential analysis techniques focusing on simple linear regression analysis techniques. The results showed that (1) Package C students at PKBM Pioneer Karanganyar appreciated that the e-learning was equivalent to online learning (2) Package C students at PKBM Pioneer Karanganyar had high learning interest, (3) there was a positive influence and e-learning was significant for students' interest in learning in the Package C Program at PKBM Pioneer Karanganyar. The benefit of this research is to provide an overview of online learning that is fun to students.
A. LATAR BELAKANGSebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai kurang lebih 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan luas karang lebih dari 3,1 juta km 2 . Wilayah pesisir yang merupakan sumber daya potensial di Indonesia adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Sumber daya ini sangat besar yang didukung oleh adanya garis pantai sepanjang itu (Dahuri et al. 2001). Garis pantai yang panjang ini menyimpan potensi kekayaan sumber alam yang besar. Potensi itu diantaranya potensi hayati dan non hayati. Potensi hayati misalnya: perikanan, hutan mangrove, dan terumbu karang, sedangkan potensi non-hayati misalnya, mineral dan bahan tambang serta pariwisata.Permasalahan utama yang sering terkait dengan pengelolaan sumberdaya di wilayah pesisir adalah lemahnya keterlibatan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan pengembangan kelautan dan wilayah pesisir. Munculnya masalah tersebut disebabkan lemahnya sistem dan tata cara koordinasi antar stakeholder karena belum didukung dengan adanya sistem hukum yang mengatur kegiatan tersebut. Selain itu, lemahnya koalitas sumberdaya manusia mempengaruhi proses partisipatif menjadi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini sering berdampak pada munculnya ketidaksepahaman dan konflik penggunaan ruang antar stakeholder dalam rangka menjaga keseimbangan dan keberlanjutan sumberdaya alam yang berada disekitar wilayah pesisir dan laut Sejak era reformasi, pengembangan dan pengelolaan wilayah pesisir dan kelautan mulai mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah. Perhatian ini dituangkan dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 22 tahun 1999 yang memberikan kewenangan kepada daerah dalam mengelola pesisir dan lautnya sejauh 12 mil untuk propinsi dan 4 mil untuk kabupaten. Peraturan ini memberikan peluang besar bagi pengelolaan sumberdaya pesisir berbasis masyarakat dan juga memberikan peluang
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.