Sampah menjadi masalah yang krusial di daerah pesisir karena kebiasaan masyarakat yang membuang sampah langsung ke laut. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengelola sampah dengan memberdayakan aset yang dimiliki oleh masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap persiapan dan pelaksanaan. Tahap persiapan dilakukan dengan menginventarisi aset yang dimiliki oleh masyarakat, melakukan sosialisasi, mempersiapkan materi dan bahan yang dibutuhkan untuk pelatihan pengolahan sampah. Aset yang teridentifikasi dimiliki oleh masyarakat terdiri dari aset fisik, aset manusia, aset sosial, aset finansial, dan aset alam, berupa lahan perkebunan dan pertanian yang menjadi sumber sampah organik sekaligus sebagai tempat mengaplikasikan pupuk kompos hasil pengolahan sampah organik tersebut. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta yang hadir tidak mencapai target karena kegiatan melaut yang dilakukan warga. Peserta yang mengikuti kegiatan pengolahan sampah cukup antusias mengikuti materi dan simulasi. Diharapkan peserta yang mengikuti pelatihan dapat mengolah sampahnya sendiri dan memotivasi warga lain untuk mengolah sampahnya masing-masing.
Kondisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) berkontribusi tidak hanya pada angka kematian bayi tetapi juga pada masalah kesehatan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi BBLR dan mengidentfikasi perbedaan rata-rata BBLR di Indoensia berdasarkan usia ibu, tingkat pendidikan ibu, jenis tempat tinggal, lokasi tempat tinggal, indeks kesejahteraan, kunjungan antenatal care (ANC), dan konsumsi tablet Fe selama kehamilan. Penelitian ini menggunakan data survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017 dengan rancangan cross sectional study. Analisis data dilakukan terhadap wanita usia subur yang pernah melahirkan dan memiliki catatan berat badan lahir bayi pada Kartu Menuju Sehat (KMS)/ buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) secara deskriptif dan analitik. Uji beda menggunakan one way anova, kruskall wallis, dan unpaired ttest dengan p-value 0,05 sebagai cut off point. Prevalensi BBLR mencapai angka 6,1%. Rata-rata berat badan lahir terendah teridentifikasi dialami oleh ibu yang berusia 15-19 tahun (1.944,0 gram), tidak pernah menamatkan minimal satu jenjang pendidikan (1.925,0 gram), tidak pernah melakukan kunjungan ANC (1.900,0 gram), dan tidak pernah mengonsumsi tablet Fe selama kehamilan (1.750,0 gram). Berdasarkan lokasi dan indeks kesejahteraan, Pulau Jawa (34,5%), wilayah perkotaan (51,5%) dan keluarga dengan indeks kesejahteraan paling rendah (29,4%) merupakan kontributor utama terhadap angka BBLR di Indonesia. Perbedaan rata-rata BBLR hanya signifikan secara statistik pada variabel tingkat pendidikan (p = 0,0279). Edukasi kepada ibu hamil terkait BBLR sangat dibutuhkan agar ibu hamil mengatahui faktor risiko BBLR yang dimiliki dan dapat melakukan pencegahan secara mandiri.Kata Kunci: Antenatal Care, Berat Badan Lahir Rendah, Faktor Risiko.
Objectives: The aim of this study was to identify factors associated with quitting smoking in Indonesia Methods: Data on 11 115 individuals from the fifth wave of the Indonesia Family Life Survey were analyzed. Quitting smoking was the main outcome, defined as smoking status based on the answer to the question “do you still habitually (smoke cigarettes/smoke a pipe/use chewing tobacco) or have you totally quit?” Logistic regression was performed to identify factors associated with successful attempts to quit smoking. Results: The prevalence of quitting smoking was 12.3%. The odds of successfully quitting smoking were higher among smokers who were female (adjusted odds ratio [aOR], 2.69; 95% confidence interval [CI], 2.08 to 3.33), were divorced (aOR, 2.45; 95% CI, 1.82 to 3.29), did not chew tobacco (aOR, 3.01; 95% CI, 1.79 to 5.08), found it difficult to sacrifice smoking at other times than in the morning (aOR, 1.29; 95% CI, 1.14 to 1.46), and not smoke when sick (aOR, 1.32; 95% CI, 1.14 to 1.54). About 59% of variance in successful attempts to quit smoking could be explained using a model consisting of those variables. Conclusions: Female sex, being divorced, not chewing tobacco, and nicotine dependence increased the odds of quitting smoking and were associated with quitting smoking successfully. Regular and integrated attempts to quit smoking based on individuals’ internal characteristics, tobacco use activity, and smoking behavior are needed to quit smoking.
Objectives: This study aimed to identify the behaviors associated with discrimination towards people living with HIV/AIDS (PLHA) in Indonesia and to determine the factors affecting discrimination.Methods: Secondary data from the 2017 Indonesia Demographic and Health Survey were analyzed using a cross-sectional design. Discrimination was assessed based on the questions (1) “Should children infected with HIV/AIDS be allowed to attend school with non-infected children?” and (2) “Would you buy fresh vegetables from a farmer or shopkeeper known to be infected with HIV/AIDS?” Multivariable logistic regression was used to determine the factors affecting discrimination, with adjusted odds ratio (aOR) and 95% confidence interval (CIs) used to show the strength, direction, and significance of the associations among factors.Results: In total, 68.9% of 21 838 individuals showed discrimination towards PLHA. The odds of discrimination were lower among women (aOR, 0.63; 95% CI, 0.55 to 0.71), rural dwellers (aOR, 0.81; 95% CI, 0.75 to 0.89), those who understood how HIV is transmitted from mother to child (aOR, 0.81; 95% CI, 0.73 to 0.89), and those who felt ashamed of their own family’s HIV status (aOR, 0.56; 95% CI, 0.52 to 0.61). The odds were higher among individuals who knew how to reduce the risk of getting HIV/AIDS (aOR, 1.27; 95% CI, 1.15 to 1.39), how HIV/AIDS is transmitted (aOR, 3.49; 95% CI, 3.09 to 3.95), and were willing to care for an infected relative (aOR, 2.78; 95% CI, 2.47 to 3.13). A model consisting of those variables explained 69% of the variance in discrimination.Conclusions: Gender, residence, knowledge, and attitudes related to HIV/AIDS were explanatory factors for discrimination against PLHA. Improvements in HIV/AIDS education programs are needed to prevent discrimination.
Edukasi kesehatan reproduksi remaja merupakan upaya pemberian pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi sehingga terbentuk kesadaran menjaga kesehatan reproduksi serta melindungi dari perilaku berisiko baik secara fisik maupun mental. Kegiatan ini bertujuan menilai keberhasilan program edukasi kesehatan reproduksi remaja dan dampak serta manfaat yang dirasakan para remaja. Kegiatan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan wawancara. Berdasarkan hasil wawancara, para remaja telah mengetahui pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dari pergaulan bebas dan kebersihan alat reproduksi. Para remaja telah mampu mendeskripsikan cara menjaga alat reproduksi dan cara menjaga pergaulan tetap baik dan sehat.
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang masif memberi tuntutan pelaksanaan penelitian yang lebih cepat, namun tetap efektif dan efisien. Pengumpulan hingga analisis data merupakan rangkaian proses penelitian dengan alokasi waktu dan dana yang terbesar. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif pemanfaatan produk teknologi agar proses pengumpulan hingga analisis data dapat berlangsung efektif dan efisien. Pada penelitian ini, sistem Open Data Kit (ODK) dikembangkan sebagai media pengumpulan data. Penggunaan sistem ini dapat memberikan efisiensi pembiayaan pengadaan instrumen penelitian/ kuesioner kertas, dapat meniadakan proses penginputan, kompilasi dan pre-prosesing data sehingga proses analisis dapat berlangsung lebih cepat. Pemanfaatan sistem ODK akan sangat membantu pelaksanaan penelitian agar efektif dan efisien karena penggunaan yang sederhana, dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penelitian dan tidak membutuhkan keterampilan khusus untuk dapat mengoperasikannya The massive development of communication and information technology demands a faster, yet effective and efficient research implementation. Data collection to analysis is a series of research processes with the largest allocation of time and funds. This study aims to provide an alternative use of technology products so that the process of collecting and analyzing data can be effective and efficient. In this study, the Open Data Kit (ODK) system was developed as a data collection medium. The use of this system can provide cost efficiency in the procurement of research instruments / paper questionnaires, can eliminate the process of inputting, compiling and pre-processing data so that the analysis process can take place more quickly. The use of the ODK system will greatly assist the implementation of research to be effective and efficient because of its simple use, it can be developed according to research needs and does not require special skills to be able to operate it.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang cukup berbahaya di seluruh dunia. Prevalensi hipertensi secara global tahun 2019 sebesar 22% dari total penduduk dunia. Di Indonesia, prevalensi hipertensi sebesar 34,11%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Makassar prevalensi hipertensi tertinggi adalah Puskesmas Kassi-Kassi. Hipertensi membutuhkan manajemen penyakit jangka panjang oleh penderitanya. Manajemen diri berhubungan dengan perilaku penderita, salah satu faktor yang mempengaruhi manajemen diri adalah self efficacy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self efficacy dengan manajemen diri penderita hipertensi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 303 responden yang didapatkan dari hasil pengukuran tekanan darah, pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis bivariat menggunakan uji statistik Chi-Square dengan nilai signifikan (0.05). Berdasarkan karakteristik responden penderita hipertensi di Puskesmas Kassi-Kassi didominasi oleh perempuan 174 (57,4%), usia 45-49 tahun 70 (23,1%) dengan pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga 117 (38,6%), status pernikahan sudah menikah 251 (82,2%), memiliki riwayat keluarga hipertensi 215 (71,05). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan manajemen diri penderita hipertensi. Diharapkan penderita hipertensi dapat melakukan manajemen diri dengan baik dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah dan konsumsi obat hipertensi secara rutin serta menerapkan pola hidup yang sehat
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.